Popular Post

Popular Posts

Recent post


 JILBABERS


























DUA TITIK
 
 
 
 
 
 




























 

GALERY


 


Terus terang tak pernah aku berpikir bisa berbuat seperti ini sebelumnya. Di kalangan masyarakat komplek perumahan yang kutinggali, aku termasuk ibu rumah tangga yang alim dan terhormat.



Aku sangat mencintai suamiku, Mas Asmin yang berusia 40 tahun, cukup ganteng, punya profesi seorang sopir bus antar propinsi ,dia jarang di rumah karang seminggu sekali baru pulang.

Aku sendiri Fitri, 35 tahun, cukup cantik, bahkan menurut tetanggaku aku sangat cantik, hingga mereka bilang aku sexy. Setiap keluar rumah, aku selalu memakai pakaian yang sopan yang menutupi seluruh tubuh. Aku pun aktif di pengajian-pengajian yang sering diadakan di sekitar rumahku.Memang kuakui aku agak kesepian.

Sejak 15 tahun perkawinan, kami juga dikaruniai 2 anak. Saat-saat suami tak di rumah aku sering khawatir dan cemburu, takut dia mencari perempuan lain yang bisa memberikan anak. Demikian pula saat suami sedang sibuk atau lelah dan tak banyak ngomong, aku sudah cepat curiga dan cemburu pula. Aku sering membesarkan hati sendiri, bahwa tak ada yang kurang dari diriku. Pakaian islami, tubuh sintal, kulit putih, ukuran payudara 36B, pantat pun masih montok, tak mungkinlah suamiku mencari wanita lain di luar sana.

Demikianlah pada suatu ketika karena aku ada sedikit gangguan kesehatan, aku pergi berobat ke sebuah p***klinik posyandu yang tidak jauh dari rumahku. Biasanya suamiku sendiri yang mengantar ke RS Medika Kuningan, tetapi karena sedang tugas keluar kota jadi aku harus ke dokter sendiri. Hari itu aku memakai rok panjang yang berwarna putih serta jilbab berwarna merah muda yang juga panjang.

Saat aku turun dari angkot (kendaraan umum) nampak di ruang tunggu posyandu sudah penuh orang. Tetapi aku santai saja karena memang tak ada urusan yang menunggu sehingga harus buru-buru. Mas Asmin, keluar kota untuk 1 minggu sejak kemarin pagi. Aku juga tak perlu masak memasak. Kami berlangganan makanan dari tetangga yang mengusahakan catering.Sesudah beberapa saat menunggu, aku berasa kepingin ke toilet untuk kencing.

Sesudah melalui lorong p***klinik yang cukup panjang dan kemudian deretan pintu toilet untuk lelaki aku sampai ke toilet perempuan.Pada saat inilah peristiwa itu terjadi hingga melahirkan cerita ini. Tanpa sengaja saat melewati toilet lelaki aku menengok ke sebuah toilet yang pintunya menganga terbuka.


Aku langsung tertegun dan sangat kaget seakan tersengat listrik. Kusaksikan seorang lelaki sedang berdiri kencing dan kulihat jelas pancuran kencingnya yang keluar dari kemaluannya yang nampak tidak tersunat.Yang membuat aku tertegun adalah kemaluan lelaki itu. Aku anggap sungguh luar biasa gede dan panjang. Dalam pandangan yang singkat itu aku sudah berkesimpulan, dalam keadaan belum tegang (ngaceng) saja sudah nampak sebesar pisang tanduk.

Aku tak mampu membayangkan sebesar apa kalau kemaluan itu dilanda birahi dan ngaceng. Aku masih tertegun saat lelaki itu menengok keluar dan melihat aku sedang mengamatinya. Entah sengaja atau tidak, dia menggoyang-goyangkan kemaluannya itu. Mungkin untuk menuntaskan kencingnya.

Aku cepat melengos. Aku malu dikira sengaja untuk melihatinya. Dan aku juga malu pada diriku sendiri, sebagai istri ataupun wFitrita sebagaimana yang aku gambarkan di atas tadi. Tetapi entahlah. Barangkali lelaki tadi telah sempat melihat mataku yang setengah melotot melihat kemaluannya. Aku sendiri jadi resah. Hingga sepulang berobat itu perasaanku terus terganggu.

Aku akui, oleh sebab peristiwa itu selama aku menunggu panggilan dari petugas p***klinik, pikiranku terus melayang-layang. Aku tak mampu menghilangkan ingatanku pada apa yang kusaksikan tadi. Mungkin aku tergoda. Dan tidak sebagaimana biasanya, libidoku terganggu. Bayangan akan seandainya kemaluan sebesar itu menembusi vaginaku terus mengejar pikiranku. Jantungku terus berdegup kencang dan cepat.


Entah apa yang kumaui kini. Kenapa aku jadi begini?! Seorang Fitri Nurul Hidayah yang cantik, terhormat, dan alim tak boleh berpikir seperti ini !Bahkan kini aku mulai mencari-cari, siapa sebenarnya lelaki itu. Kutengok-tengok di antara pengunjung yang berada di ruang tunggu dan juga sepintas yang ada di teras dan halaman kebun, namun aku tak pernah menjumpainya lagi.

Khayalanku bahkan terus bergerak menjadi demikian jauh. Kubayangkan seandainya kemaluan macam itu berdiri tegak macam Tugu Monas. Dan aku berada di dekatnya hingga hidungku disergap aroma kelelakiannya sambil aku membayangkan menjilati kemaluan tegak itu. Ahh.. Tanpa sengaja tanganku memilin puting susu dari balik jilbab panjangku. Rasa gatal kurasakan pada ujung-ujung pentilku, begitu hebat.

2 hari kemudian Aku sedang menyirami kembang di halaman saat aku dengar tukang kredit harian lewat depan rumahku, “bu bu…” teriakannya yang khas.Sudah lebih dari 3 bulan dia selalu datang kerumahku karena aku punya pinjaman. Aku langsung bukakan pintu “silahkan masuk bang”
Tanpa banyak pikir lagi,”Bang, tunggu ya, saya langsung masuk, tuhh…” sambil aku beranjak memasuki rumah untuk mengambilnya.Namun ternyata siabang itu sambil curi curi pandang kearahku,karena kepetulan aku hanya pakai daster pendek spontan ketika aku berjongkok terlihat jelas dua bukit kembarku yang menggelantung.

Aku langsung menyodorkan kertas buku angsuranku “jadi sisa berapa lagi bang angsuranku” sepuluh lagi bu kata tukang kredit itu.
“Terima kasih, Bu..”Dan aahh.. Kurang ajar bener nih Abang. Saat aku menyerahkan uang di ruang tamu rumahku itu tangannya setengah meraih dan kurasakan hendak meremas tanganku. Aku tarik secepatnya dan.. Aku kaget. Bukankah ini lelaki yang kulihat di p***klinik kemarin. Orang yang telah membuat jantungku berdebar keras-keras. Semula aku hendak marah, namun kini ragu. Hatiku bicara lain.

Bukankah dia yang telah mampu membuat aku resah gelisah. Bu Fitri yang alim ini kini tertegu penuh birahi di hadapan seorang pegawai bank keliling.Tak terelakkan mataku mencari-cari. Mataku menyapu pandang pada tubuhnya. Berbaju kaos oblong dengan badan kekar, aku memperhatikan gundukan menggunung pada selangkangan yang bercelana jeans. Namun bila dilihat lebih jelas lagi, ternyata Abang ini bersih dan.. Sangat jantan.

“Haahh… rasanya saya pernah lihat Abang ini, deh,” begitu aku berpura kelupaan.Dia melihati aku dengan pandangannya yang tajam menusuk. Terus terang aku jadi takut dan bergidik. Mau apa dia ini?

Dan yang terjadi adalah langkah pasti seorang pejantan,”Yaa.. Aku melihat ibu di p***klinik itu, khan. Waktu itu ibu menengok aku yang sedang kencing?!”

Aku nggak setuju dengan tuduhannya itu. Namun apa sih artinya. Toh terbukti dia telah menggetarkan jiwaku. Dan dengan penuh percaya diri yang disertai senyumannya yang mesum dia mendesah berbisik..”Aku sering berselingkuh dengan perempuan di luar istriku, Bu. Aku tahu kebanyakan perempuan suka dengan apa yang aku punya. Aku sangat tahu, Bu,” dengan bisik desah serak-seraknya tanpa ragu dia membanting dan merobek-robek harga diriku. Dan yang lebih hebat lagi.”Nih….. Ibu mau lihat?,” tanpa ragu lagi di cepat membuka celananya dan mengeluarkan kemaluannya yang masih belum tegak berdiri.

Namun aku sekarang menjadi sangat ketakutan.Bagaimana seandainya dia bukan hanya menarik hati saja tetapi juga berbuat jahat atau kejam atau sadis padaku. Apa jadinya? Ahh, dia telah melumpuhkan pertahanan diri ku yang berjilbab panjang ini.”Nggak, Bang.. Cukup. Terima kasih.. Sudah tinggalkan saya.. Tinggalkan rumah ini,” kataku panik, cemas, takut dan rasanya pengin nangis atau minta tolong tetangga.

Tetapi semuanya itu langsung musnah ketika tanpa terasa tanganku telah berada dalam genggamannya dan menariknya untuk disentuhkan dan digenggamkan ke batang kemaluannya yang kini telah bangkit membusung, dengan sepenuh liku ototnya, dengan semengkilat bening kepalanya, dengan searoma lelaki yang menerpa dan menusuk sanubariku.



“Lihat dulu, Bu.. Jangan takut.. Aku nggak akan menyakiti ibu, koq,” bisiknya setengah bergetar, terdengar begitu penuh pengalaman dan sangat menyihir. Dan aku benar-benar menjadi korban tangkapannya seperti rusa kecil dalam terkaman singa pemangsanya.”Lihat dulu bu…” sekali lagi diucapkannya.Kali ini dengan tangannya sambil meraih kemudian menekan bahuku untuk bergerak merunduk atau jongkok. Dan sekali lagi aku menjadi begitu penurut. Aku berjongkok. Dan kusaksikan apa yang memang sangat ingin kusaksikan dalam 2 hari terakhir ini.

Aku yang masih mengenakan daster pendek berwarna biru ini kini tengah berhadapan langsung dengan kemaluan seorang pria yang bukan suamiku, dan aku tengah terangsang.Ini bukan saja pesona. Ini merupakan sensasi bagi aku, Ibu Fitri yang sexy dan montok, istri yang setia itu. Kini aku bergetar.

Dengan jantungku yang berdegup-degup memukul-mukul dada mataku nanar menatap kemaluan lelaki lain. Sungguh aku terpesona. Kemaluan itu nampak sangat ‘ngaceng’ bak laras meriam yang lobangnya mengarah ke wajahku. Aku menyaksikan lubang kencing yang menyihir libidoku. Aku menyaksikan ‘kontol’ yang dahsyat. Aku langsung lumpuh dan luluh. Aku terjerat kelumpuhanku.



Demikianlah pula saat kusaksikan ujung meriam itu mendekat, mendekat, mendekat hingga menyentuh pipiku, hidungku dan bibirku. Yang kemudian kudengar adalah sepertinya ‘suara jauh dari angkasa’ yang penuh vibrasi,”Jilat sayaanngg, isep. Banyak koq ibu-ibu komplek yang sudah menikmati ini juga. Isep kontolku, bu.

Aku ingin merasakan bibir neng fitri yang sangat cantik dan seksi ini. Aku ingin merasakan isepan mulut neng yang pake jilbab panjang ini”Tangan kanannya menekan kepalaku yang masih berbalut jilbab dan tangan kirinya mengasongkan ‘kontol’nya ke mulutku. Bagaimana aku mampu mengelak sementara aku sendiri serasa lumpuh sendi-sendiku. Aku merasakan ada asin-asin di lidahku.

Aku tersadar. Aku jadi sepenuhnya sadar namun segalanya tengah berlangsung. Aku tak mampu menghindar, baik dari kekuatan fisikku maupun dari tekad yang dikuasai rasa bimbang.Tidak lama. Mungkin baru berlangsung sekitar 1 atau 2 menit saat ‘kontol’ itu terasa semakin mengeras dan memanas. Mulutku penuh dijejali bongkol kepalanya yang menebar rasa asin itu.

Sambil berdiri mengangkangi aku yang jongkok di depannya si Abang dengan sangat kuat mendorong-dorong kepalaku dan menggoyangkan pinggulnya mendorong dan menarik ‘kontol’nya ke mulutku. Lagi, lagi, lagi. Hingga nyaris membuatku tersedak. Rasanya ujung ‘kontol’ itu telah merangsek maju mundur ke gerbang tenggorokanku.Kedutan-kedutan besar yang disertai semprotan-semprotan lendir kental yang hangat penuh muncrat ke haribaan mulutku. Aku tahu persis, si Abang telah menumpahkan air maninya ke mulutku.

Dan kemudian yang tak kuduga sebelumnya adalah saat dia memencet hidungku hingga dengan ngap-ngapan aku terpaksa menelan tuntas seluruh cairan kentalnya dan membasahi tenggorokanku.Sepertinya aku minum dan makan kelapa muda yang sangat muda. Lendirnya itu demikian lembut memenuhi mulut untuk kukunyahi dan terpaksa menelannya.

Bahkan pada suamiku aku tak pernah merasakan macam ini. Rasanya aku akan jijik dan tak akan pernah melakukannya pada Mas Asmin.Aku masih tertegun dan setengah bengong oleh rasa yang memenuhi rongga mulutku saat dia menggelandangku ke kamar tidurku.

Dengan tenaga kelelakiannya dia angkat dan baringkan tubuhku ke ranjang pengantinku. Entah kekuatan apa, aku tak mampu mengelakkan apa yang si Abang ini perbuat padaku. Dia lepasi busanaku. Dia tarik dasterku. Demikian pula pakaian dalamku. Namun yang aneh, dia menyisakan BH ku


Dia renggut BH-ku seketika hingga aku juga yakin kancing-kancingnya lepas. Dan tak ayal pula di renggut celana dalamku. Dia ciumi celana itu sambil menebar senyuman birahi dari gelora syahwatnya yang sedang terbakar berkobar. Kemudian rebah menindih tubuh telanjangku.

“Neng fitri, biar aku buat neng ketagihan yaa.. Nikmati kontolku neng. Mahal nih. Aku tak mau sembarang ibu-ibu aku layani. Aku hanya milih-milih saja,” begitu suara orang yang dilanda prahara birahi sambil tangannya meremasi pinggul kemudian bokongku sementara bibirnya yang demikian tak terawat nyosor untuk melumat bibirku. Aku berusaha menolaknya. Rasa jijik dan enggan menderaku.



Namun sasaran berikutnya benar-benar membuat aku menyerah. Dia ‘kemot-kemot’ pentil susuku. Dia gigiti dagingnya. Entah berapa lama dia isepin dan tinggalkan cupang-cupang kotor pada seluru bidang dadaku, leherku, bahuku, ketiakku. Kemudian juga turun keperut, ke selangkangan, ke pahaku. Adduuhh.. Ini sungguh sangat surgawi. Kenikmatan hubungan seksual yang belum pernah aku dapatkan dari suamiku.Dan ketika puncak birahinya datang, si Abang ini naik merangsek dan menindih kembali tubuhku.

Kurasakan ‘kontol’nya mulai menggosok-gosok paha dan selangkanganku. Aku sudah benar-benar terbius. Dorongan nafsu birahiku sudah berada di ambangnya. Aku sudah tak mampu lagi menahannya. Kini desah, rintih, jerit tertahan keluar dari mulutku dan memenuhi kamar pengantinku yang sempit ini,

”Tolonng baang.. Ayoo, Bang.. Aku sudah nggak tahaann.. Toloong.. Enak bangeett baang.. Aku cinta kontol abaang.. Biar aku minum lagi pejuh aba nanti yaa…” kuraih kemaluan besar itu dengan cepat dan kutuntun untuik menembusi kemaluanku yang sudah sangat menantinya.Masih dalam upaya penetrasi, dimana ujung ‘kontol’ dahsyat itu sedang menerpa-terpa bibir kemaluanku ketika aku meraih orgasme pertamaku.

Aku kembali menjerit dan mendesah tertahan. Kulampiaskan nafsu syahwatku. Kurajam pundak si Abang dengan cakarku. Kuhunjamkan kukuku ke dagingnya. Rasanya kemaluanku demikian mencengkeram untuk mempersempit kepala kemaluan itu menembusinya. Namun rasa gatal ini sangat dahsyat.

Si Abang cepat menerkam bibirku sambil mendesakkan kontolnya dengan kuat ke lubangku.Begitu blezz.. Aku langsung diterpa orgasme keduaku. Ahh.. Inikah yang disebut orgasme beruntun? Hanya selang 10 detik aku mendapatkan kembali orgasmeku.Ternyata memang inilah.



Dalam hujan keringat yang menderas dari tubuhku dan tubuhnya selama 2 jam hingga jam 4 sore, aku mendapatkan orgasme beruntunku hingga sekitar 10 atau 12 kali. Aku tak mungkin melupakan kenikmatan macam ini. Mungkin aku tertidur karena puas dan lelah yang kudapatkan.

Aku terbangun saat kupingku mendengar telpon berdering. Aku bangun dan lari untuk mengangkatnya,”sayang, apa kabar..? Sehat? Aku sedang berada di pusat kerajinan di kota, nih. Banyak barang-barang artistik disini. Pasti kamu senang. Mau dibeliin apa?,” demikanlah kebiasaan suamiku kalau bertugas keluar kota.

Dia selalu sempatkan mencari barang-barang kerajinan asli setempat. Dia tahu aku sangat menyenangi barang-barang macam itu. Kasihan, sementara dia bekerja keras jauh dari rumahnya, dia telah kehilangan permatanya..

Ternyata dengan gampang aku telah meninggalkannya dalam selingkuhku dengan si Abang. Masih pantaskah aku menjadi istri yang alim dan terhormat?Kulihat si Abang telah pergi. Mungkin sebelum aku terbangun tadi. Tumpukkan koran itu telah dibawanya. Kulihat barang-barangku yang lain tak ada yang berubah dari tempatnya.

Ah, terkadang kita cepat curiga dengan orang lain yang kelasnya se-akan dibawah kita.Aku masih termangu hingga sore mengendap dan menggelap. Bibir dan dinding kemaluanku masih terasa pedih. Aku nggak tahu. Aku ini menyesal atau tidak atas selingkuh yang telah aku perbuat.

Bahkan aku juga lupa Mas Asmin mau belikan apa tadi?! Yang aku mencoba mengingatnya hanyalah sekitar 10 atau 12 kali aku telah meraih orgasme dalam berasyik masyuk sepanjang 2 jam dengan Abang pegawai  bank keliling.

 


 

Aku seorang laki-laki dewasa yang sudah berumur 40 tahun, karena penampilanku parlente yang membuatku lebih muda dari umurku dan aku sudah menikah dengan perempuan yang seumuran denganku, tapi kali ini aku mempunyai cerita seks yang begitu hot dengan wanita yang bukan istriku. Dia adalah Mila gadis muda yang masih berumur 25 tahun dan sedang hamil tua serta di tinggal pergi suaminya.

Saat ini usia kehamilan Mila sudah menginjak 6 bulan, meskipun tidak terlalu membusung tapi sudah nampak kalau dia sedang hamil. Saat kehamilanya menginjak 4 bulan Mila di tinggal suaminya masuk ke dalam penjara, karena dia seorang pengedar narkoba. Rumahnya tidak jauh dari rumahku yakni pas di belakang rumahku, yang harus masuk gang-gang kecil gitu.

Sedangkan rumahku menghadap ke jalan besar tapi di belakang rumah, aku membuat pintu pembatas untuk aku tidak memutar jika hendak mau pergi ke belakang rumah yang merupakan salah satu kampung kecil itu. Karena pintu itu juga aku dapat bebas keluar masuk pada rumah Mila dengan cara menyelinap, tanpa sepengaetahuan orang lain aku sering masuk kerumahnya.

Awalnya Mila menghampiri aku ketika aku sedang duduk santai di depan rumah. Kebetulan sore itu istri dan anaku sedang pergi, dan dengan berterus terang Mila bilang kalau dia mau pinjam uang. Akupun memberikan uang yang dia pinjam itu, bahkan aku memberinya lebih dan aku bilang untuk dia beli makanan sehat. Mila berterima kasih berulang kali padaku. Setelah beberapa hari dari itu Mila kembali bertemu denganku secara tidak sengaja di warung bu Roro tetanggaku. Dia bilang kalau aku harus kerumahnya saat itu juga, karena ada yang mau dia omongin dengaku. karena saat itu sudah malam yakni pkl 8 malam, akupun menyanggupinya tapi menyuruhnya untuk pergi terlebih dahulu. Saat itu juga aku melihat Mila pergi. Dan terlintas dalam benakku untuk melakukan cerita seks dengannya.

“Raih Keberuntunganmu dengan bermain Dominobet, games kartu online dengan menggunakan uang asli, terdiri permainan Capsa, Poker, Kiyu-kiyu, Sakong dan lain-lain. Dapatkan Jackpot hingga ratusan juta rupiah.”

Sedangkan aku masih pulang dulu dan mencari alasan untuk keluar lagi, dengan bilang kalau aku mau ikut nongkrong di pos kampung akhirnya istriku tidak banyak nanya. Dan aku langsungmenuju rumah Mila yang berada di belakang rumahku. Sampai di rumah Mila dia langsung mengizinkan aku masuk dan akupun masuk serta duduk di ruang tamunya yang sempit itu.

Awalnya Mila bilang kalau dia belum mampu untuk membayar utangnya, akupun pura-pura bertanya ” Nah kalau nggak mau bayar utang ..aku kesini disuruh ngapain Mil….” Mila hanya diam saja dan menundukkan kepala, hingga akhirnya aku dengar kalau dia menangis. Akupun langsung mendekat dan memebelai rambutnya sambil berusaha mendiamkannya.

Mila mulai sesenggukan dan merebahkan kepalanya pada pundakku. Aku membiarkannya meskipun aku merasakan kehangatan ketika kulit kami bersentuhan secara tidak sengaja sedangkan Mila masih dalam tangisnya, saat itu juga aku mendorong pelan kepalanya dan berkata ” Ya sudah aku pulang dulu.. kamu nggak usah mikirin hal itu.. ” Kemudian aku bangun dari tempat duduk.

Belum melangkah aku sudah di tarik oleh Mila, hingga tubuhku terjerebab hampir jatuh pada perutnya. Tapi tanganku langsung memegang kursinya namun dengan wajah kami yang hampir bersentuhan, saat itulah aku melihat Mila memejamkan matanya. Tanpa menunggu lama aku menciumnya saat aku sentuh bibirnya dengan kumisku dia menggelinjang sambil melingkarkan tangannya pada leherku.

Cerita Dewasa Ngentot Istri Tetangga Hamil | Cerita Malam – Kemudian aku lumat bibir Mila, begitu menderu nafas Mila terdengar di telingaku. Terus aku membuatnya merasa geli dengan kumisku, Mila berbisik sambil mendesah padaku ” Pak.. beri Mila kehengatan… ya… malam ini… saja.. ” Aku berhenti sejenak dan memandangi wajah Mila yang sudah dapat di lihat kalau dia sudah di penuhi oleh nafsu yang memuncak.

Kemudian aku bopong tubuh Mila ke dalam kamarnya, di sana aku melihat kasur yang sudah rapi dengan bantalnya. Aku rebahkan tubuh Mila di sana, setelah itu aku cium wajah, pipi bahkan bibirnya. Kamipun saling melumat bibir kami masing-masing, mungkin karena masih muda MIla begitu lihai memainkan lidahnya di dalam mulutku beda sekali dengan permainan istriku.

Dia melumat bahkan mengulum bibirku, saat itulah aku berusaha membuka bajuku karena baju Mila hanya daster yang dapat aku buka dengan sekali tarik. Setelah tubuhku sudah telanjang bulat akupun menancapkan kontolku ke dalam memek Mila, pertama menyentuh memeknya langsung terasa hangat aku rasa pada kontolku, aku berhenti sejenak untuk membiarkan kontolku terbenam.

Sambil membelai-belai rambut dan wajahnya akhirnya akupun menggerakkan pantatku “OOuuugggghhh… Mil… oouuugghh.. memek.. k.. mu.. hangat… sayang… ooouuugghh..” Aku tidak dapat menahan nikmat dari rasa hangat memek Mila, akupun bergerak sambil mendesah-desah menikmati kehangatan ini. Tapi sejauh ini aku belum cepat menggoyangnya.

Karena aku ingin menikmati lama hangat memek Mila. Aku goyang sambil terus menciumi wajahnya sampai akhirnya aku tidak sabar juga, dengan beregerak cepat ke atas dan ke bawah membuatku semakin keras menancapkan kontolku pada memek Mila ” Oouugghhh…. aaaagghhh… aaaaghhh… mIl… aku… nggak…kuat.. oouugghh…aaagghh… ” Akhirnya aku menumpahkan sperma kontolku pda memek MIla.

 

Aku melihat Mila tersenyum sambil membelai rambutku serta menciumi aku berulang-ulang kali. Saat itu juga memeluk tubuh hangatnya, yang telah memberikan cerita seks yang paling hot dalam hidupku. Bahkan dalam hati aku berjanji akan membantu semua kebutuhan Mila, tapi masih dengan balasan yang seperti ini yang aku harapkan dan aku yakin kalau MIla tidak akan menolak hal itu.

 

Tetanggaku hamil

- Copyright © CERITA KITA - but you - Powered by cerita kita - Designed by by me -