- Home >
- MANJANYA ADIK SEPUPUKU 9
Part 9.
ccllepp..ccllepp..ppplleekk..ppplleekk…ccplok.. ccplok… Semakin nyAisyag bunyi selakangan kami yang beradu, mendengar suaranya membuatku semakin bernafsu dan tanpa sadar kutingkatkan lagi genjotanku membuat tubuh Devi ikut terlonjak-lonjak mengikuti hantamanku. Ooohh..ooohhh…Dev ooohh..nikmat sekali ooohhh kakak sudah tidak tahan Dev oohh..kakak mau kkeelluuaarrr.. Iya kak..oohh..terus kak..ooohh tteerruuss..Devi juga mau pipiiss lagi..ooohh..ppiippiiiisss…ooohh… Kupercepat lagi genjotanku karena aku juga merasakan maniku akan meledak, disaat maniku sudah diujung dan siap meledak kugenjot lebih kuat kutekan dalam-dalam dan buru-buru kucabut kuarahkan kemulutnya langsung kumasukkan kemulutnya dan kukocok sampai maniku keluar. Ccccrrrroooot…ccccrrrroooot..ccccrrrroooot.. Kurasakan sangat banyak maniku yang keluar membuat Devi melepaskan Batangku dari mulutnya karena tidak bisa menampung maniku, sehingga membuat maniku menyembur berhamburan diwajahnya dan juga mengenai jilbabnya. Bersamaan dengan muncratnya maniku tubuh Devi juga bergetar dan mengejat-ngejat kelojotan, karena Devi mendapatkan squirt lagi. Setelah maniku sudah tidak ada lagi yang keluar aku langsung terkapar dikarpet dibawah sofa yang jadi pertempuran kami, nafasku masih ngos-ngosan belum teratur karena aku juga mendapatkan orgasme yang dahsyat. Setelah nafasku teratur aku lalu bangkit ingin melihat kondisi Devi, kulihat Devi sudah tertidur dengan wajah dan sebagian jilbabnya beleporan air maniku. Mungkin Devi sangat keletihan setelah tiga kali mendapat squirt dan juga ketegangan saat proses pecah perawanya tadi, Terus aku lihat kebawah disekitar Apem Devi ada bercak darah yang cukup banyak dan disofa juga terlihat noda darah, aku menjadi terharu dan juga kasihan melihat darah yang cukup banyak keluar pasti Devi tadi sangat kesakitan. Aku kemudian menuju kamar mandi untuk membersihkan Batangku yang belepotan lendir dan juga darah yang sudah mengering dipangkal Batangku, Setelah kurasa sudah bersih kupakai celanaku kembali dan segera pergi kedapur mengambil air hangat memakai baskom dan juga kuambil handuk kecil untuk menyeka tubuh Devi. Kuhampiri devi yang masih tidur disofa, pertama kubuka jilbabnya dan mulai kuseka wajahnya yang belepotan maniku dengan handuk kecil yang sudah kubasahi air hangat. Setelah kurasa wajahnya sudah bersih usapanku mulai turun kelehernya sampai kedadanya, usapanku kuturunkan lagi melewati perutnya hingga sampai keselakangannya. Kubersihkan Apemnya yang belepotan darah dan juga cairan squirtnya sampai bersih, juga sekitar paha bagian dalam tak lupa kubersihkan karena saat kusenyuh terasa lengket-lengket. Semua kuanggap sudah bersih lalu aku bawa pakaian Devi dan juga bekas handuk untuk menyeka tubuhnya tadi kekamar mandi, kuambil dasternya Aisya untuk kupakaikan ketubuh Dev tanpa daleman. Setelah semua selesai dan Devi sudah bersih kumatikan tv lalu kupondong tubuh Devi menuju kamarku, kubAisyagkan tubuh ditempat tidur yang sudah ada Aisya yang tertidur pulas. Aku juga ikut berbAisyag mengambil posisi ditengah-tengah antara Devi dan Aisya, aku telusupkan kedua tanganku melalui bawah lehernya Aisya dan Devi sehingga posisiku seperti merangkul keduanya. Secara spontan Devi dan Aisya memiringkan tubuhnya menghadapku dan keduanya sama-sama tidur sambil memelukku, aku kemudian mencium keningnya Aisya dan juga kening Devi secara bergantian, setelah itu aku merileks kan tubuhku untuk segera tidur. Mungkin rasa letih dan juga rasa kantuk membuatku langsung terlelap dalam tidur, padahal belum lama mata ini terpejam. Pukul 4pagi aq reflek terbangun karena merasakan kedua tanganku kesemutan tertindih Aisya dan Devi, aku lihat Aisya tidur terlentang dengan daster yang sudah tersingkap memperlihatkan Apem mulus tanpa bulu dan tembem dan saat kulihat Devi tidur miring membelakangiku juga dengan daster yang tersingkap memperlihatkan pantatnya yang mulus bulat dan juga tonggeng. Celakanya kedua pemandangan disamping kiri dan kananku membuat Batangku ikut terbangun sehingga aku susah untuk tidur lagi, setelah cukup lama kutahan nafsuku tapi tak juga surut sebelum tersalurkan dan memang semalam aku belum puas maka aku putuskan pagi ini untuk mengerjai Devi lagi, aku segera melepas celanaku dan berpaling menghadap Devi. Kuselipkan Batangku yang sudah sangat tegang diantara selakanganya tepat dibawah Apemnya, kurengkuh tubuhnya kedalam pelukakanku kedua tanganku kugunakan untuk meremas-remas kedua buah dadanya secara bersamaan, aku juga mulai menciumi tengkuk dan leher Devi serta pinggulku mulai kuayunkan maju mundur supaya Batangku menggeseki Apemnya. Meskipun tidak tampak Devi terbangun dengan ulahku tapi tubuhnya merespon dengan apa yang aku lakukan, itu terbukti dengan semakin banyaknya cairan yang keluar dari Apemnya membasahi Batangku. Karena memang sudah tidak tahan dan juga kurasa pelumasnya sudah cukup aku segera mengarahkan ujung Batangku kearah belahan Apem Devi, setelah kurasa sudah tepat lubangnya aku mulai menekan Batangku untuk memasuki Apemnya, meskipun semalam sudah kujebol Apemnya dan juga cairan pelumasnya sudah cukup banyak yang keluar ternyata masih sempit dan sulit Batangku bisa masuk kedalam Apemnya, setelah cukup lama dan juga tekanan lebih kuat akhirnya kepala Batangku bisa masuk semua tapi aku tidak memaksakan untuk memaksakan memasukkan Batangku lebih dalam lagi tapi mengocok kepala Batangku menggenjot mengeluar masukkanya agar Apem Devi terbiasa dulu dan juga untuk memperlancar jalannya Batangku memasuki Apemnya sampai mentok. Kuayunkan pinggulku maju mundur mengeluar masukkan kepala Batangku kedalam Apemnya membuat semakin banyaknya cairan yang keluar, semakin lama genjotanku kuselingi dengan tekanan yang cukup kuat sehingga Batangku sedikit demi sedikit Batangku semakin dalam memasuki Apemnya dan dengan sekali tekan cukup kuat dari sebelumnya. Bblleeeesssss… Setengah dari Batangku sudah masuk, kudiamkan sebentar karena kurasa seperti ada perlawanan dari dalam Apemnya yg mencengkram erat Batangku sehingga sulit untuk menggenjotnya. Aku mulai menggenjot kembali mengeluar masukkan setengah dari Batangku mengobok-ngobok Apem Devi. Oohh..nikmat sekali rasanya Batangku terjepit daging lembut hangat dan basah juga menjepit erat, sehingga tanpa sadar karena ingin kenikmatan yang lebih lagi aku meningkstkan genjotanku dan tekananku membuat Batangku semakin dalam dan semakin dalam lagi dan dengan hentakan yang cukup kuat dibarengi dengan tubuh Devi yang tersentak dan menegang Batangku masuk mentok dengan sempurna. Bbblllleeeeeessssssss… Kudiamkan Batangku yang penuh menembus sampai mentok didalam Apem Devi, selain menikmati cengkraman dan pijatan diding Apem Devi yang basah dan hangat juga menunggu Devi agar lebih rileks dan juga menunggu Apemnya beradaptasi dulu dengan Batangku yang berada didalamnya agar nanti saat aku genjot Devi tidak kesakitan. Dari awal aku mulai mencumbu sampai Batangku masuk hingga mentok tubuh Devi bereaksi dengan semua itu, tapi matanya tetap terpejam, entah dia pura-pura dalam tidurnya atau memang masih tidur dan merasakan ini semua dalam mimpinya. Setelah kurasa tubuh Devi lebih rileks dan cengkraman Apemnya tidak sekuat tadi, aku mulai menarik keluar Batangku sampai hanya kepalanya saja yang ada didalam dan memasukkan lagi sedalam-dalamnya sampai mentok secara perlahan. Kulakukan itu terus berulang-ulang diiringi geramanku yang merasakan kenikmatan dan juga sesekali lenguhan Devi yang patah-patah juga suara selakanganku yang menumbuk pantat bulat Devi dan bunyi Batangku yang keluar masuk, suara-suara itu semua saling bersahut-sahutan membuatku semakin bergairah dan membuatku semakin meningkatkan genjotanku maju mundur mengeluar masukkan Batangku, membuat suara-suara itu semakin keras terdengar.
BERSAMBUNG.