Popular Post

Popular Posts

Posted by : cerita kita


 Part 2.

Dengan sekali dorongan, kepala Rudalku langsung menusuk Apemnya. Kutekan sedikit kuat sehingga kepala Rudalku terbenam ke dalam Apemnya. Walau Rudal belum masuk semua, dia merasakan getaran-getaran yang membuat otot Apemnya berdenyut, cairan yang membasahi Apemnya membuat Rudalku yang besar mudah sekali masuk ke dalam Apemnya hingga dengan sekali dorongan lagi maka Rudalku masuk kedalam sarangnya, blee.. ess.. Begitu merasa Rudalku sudah memasuki Apemnya, kubalik badannya sehingga kembali dia berada di atas tubuhku, didudukinya batang Rudalku yang cukup panjang itu. Digoyangkan pantatnya, diputar-putar, dikocok naik turun hingga Rudalku keluar masuk Apemnya, aku meremas- remas kedua toketnya. Lebih nikmat rasanya ngentot dengan posisi wot buat dia, karena dia bisa mengarahkan gesekan Rudal besarku ke seluruh bagian Apemnya termasuk itilnya.

Kini giliran aku yang tidak tahan lagi dengan permainannya, aku menggelengkan kepala menahan nikmat yang sebentar lagi tampaknya akan ngecret. Aku memberikan aba-aba padanya bahwa aku akan ngecret. “Kita keluar sama-sama..mas”, rintihnya sambil mempercepat kocokan dan goyangan pantatnya. “Aa.. Aacch!” Dia pun nyampe lagi, kali ini secara bersamaan dengan dia, bibir Apemnya berkedutan hingga meremas Rudalku. Pejuku dan lendir Apemnya bercampur menjadi satu membanjiri Apemnya. Karena posisinya berada diatas, maka cairan kenikmatan itu mengalir keluar merembes melalui Rudalku sehingga membasahi selangkanganku, banyak sekali dan kurasakan sedikit lengket-lengket agak kental cairan yang merembes keluar itu tadi. Kami berdua akhirnya terkulai lemas di dipan. Posisinya tengkurap di sampingku yang terkulai telentang memandang rimbunnya dedaunan.

 “Mas, pinter banget sih ngerangsang aku sampe berkali2 nyampe, udah gitu Rudal mas kalo udah masuk terasa sekali gesekannya, abis gede banget sih”, katanya. “Apemmu juga nikmat sekali Nad, peret banget deh, kerasa sekali cengkeramannya ke Rudalku”, jawabku sambil memeluknya. Kami berdua sempat tertidur cukup lama karena kelelahan dan tiupan angin sejuk sepoi2. Ketika terbangun, kami masuk ke rumah, aku mengajaknya mandi. “Kita mandi sama-sama yuk!” ajakku, “Badanku lengket karena keringat”. Kami masuk ke rumah menuju ke kamar mandi beriringan sambil berpelukan, bertelanjang bulat.

Kamar mandinya tidak terlalu besar namun cukup bagus, ada ruangan berbentuk segi empat di dalam kamar mandi, bentuknya kira-kira seperti lemari kaca. Kami berdua masuk ke dalamnya dan menyalakan shower, aku dan dia saling bergantian menggosok tubuh kami, demikian pula saat menyabuni tubuh kami lakukan bergantian, saling raba, saling remas, bibir kami saling pagut bergantian. Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku yang kusambut dengan hisapan, dan secara bergantian pula kujulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Diapun menyambutnya dengan lumatan. Rabaan tanganku berpindah ke toketnya. Kuremas-remasnya toketnya yang mulai mengencang lagi pertanda napsunya bangkit lagi. Dia pun tidak mau kalah, diraihnya Rudalku yang kembali sudah berdiri tegak dan dikocok-kocok lembut. Ujung Rudalku sesekali menyenggol bagian depan pangkal pahanya. “Betul kan, kalo cewek jembutnya lebat pasti nafsunya besar, kaya kamu ya nad”, katanya.

Kuarahkan Rudalku ke belahan bibir Apemnya. Dengan menggunakan tanganku, kugesek- gesekkan ujung Rudalku ke belahan bibir Apemnya. Kutempelkan ujung Rudalku ke ujung itilnya dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini me meknya kembali mengeluarkan cairan bening. Lalu aku mematikan shower sambil duduk di samping bathtub. Dia kudipangku dengan posisi memunggungiku. Rudalku yang sudah ngaceng keras kembali kumasukkan ke dalam Apemnya dalam posisi seperti itu. Karena kondisi bathtub yang sempit mengharuskan posisinya merapatkan pahanya, maka Apemnya menjadi kian sempit saja. Awalnya agak sulit juga Rudalku masuk kedalam Apemnya. Tetapi dengan sedikit bersusah payah akhirnya ujung Rudalku berhasil menyeruak ke dalam Apemnya yang dibantu dia dengan sedikit menekan badannya kebawah.

 

Dan diangkatnya kembali pantatnya hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga Rudalku amblas semua ke dalam Apemnya. Dengan posisi begini membuatnya harus aktif mengocok Rudalku seperti di kolam renang tadi dengan cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatnya, sehingga me meknya bisa meremas dan mengocok-ngocok Rudalku. Rudalku terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam Apemnya. Saat dia duduk terlalu ke bawah, Rudalku terasa sekali menusuk keras Apemnya, nikmat yang kurasakan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata lagi. Apemnya semakin lama semakin basah sehingga keberadaan Rudalku dalam Apemnya sudah tidak sesesak tadi. Kini dia pun sudah tidak kuat lagi menahan napsuku.

Dia tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatnya seperti tadi, kini dia hanya bisa terduduk dalam posisi Rudalku masih tertancap di dalam Apemnya. Digoyang-goyangkan saja pantatnya sambil duduk di pangkuanku. Aku sedari tadi asyik meremas kedua toketnya. pentilnya kucubit dan kupilin-pilin sehingga menimbulkan sensasi tersendiri baginya. Aku tidak mampu bertahan lama merasakan goyangan yang dia lakukan. “Aduuh..! Nad. hebat banget empotan Apem kamu! Aku hampir ngecret nich!” seruku sambil tetap memilin pentilnya. “Kita keluarin sama-sama yuk!” sahutnya sambil mempercepat goyangannya. Aku sudah benar- benar tidak mampu bertahan lebih lama lagi hingga dia kudorong sedikit ke depan sambil aku berdiri, sehingga posisinya menungging membelakangiku, tetapi Rudalku masih menancap di dalam Apemnya. Aku berdiri sambil mengambil alih permainan, aku mengocok-ngocokkan Rudalku keluar masuk Apemnya dalam posisi doggy style.

“Aa.. Aacch!” kini gilirannya yang meracau tidak karuan. Aku merasakan kedutan-kedutan di dalam Apemnya, terasa sekali semburan hangat yang menerpa dinding Apemnya, pejuku langsung muncrat keluar memenuhi Apemnya. Bersamaan dengan itu, dia pun mengalami hal yang serupa, kurasakan kedutan Apemnya berkali- kali saat dia nyampe. Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga Apemnya kembali penuh dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak tertampung seluruhnya.

Cairan kami yang telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah Apemnya dan merembes keluar hingga membasahi perutnya karena posisinya masih setengah menungging saat itu. Kami pun melanjutkan mandi bersama-sama bagaikan sepasang pengantin baru. Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk, dengan bertelanjang bulat kami menuju ke ruang makan.

Aku mengeluarkan buah2an dari lemari es dan berkata “Kamu makan buah2an ini dulu ya, nanti aku belikan makanan”. “aku mau tidur saja, cape dienjot terus sama mas”, katanya. “Tapi enakkan?” kataku lagi sambil mengenakan pakaiannya. “Enak banget mas, aku masih mau lagi lo mas”, jawabnya sambil mulai mengupas buah. “So pasti, aku ajak kamu kesini kan untuk ngentot sampe loyo. Aku pergi dulu ya”, sambil mencium pipinya. “Hati2 ya mas, aku nungguin lo”.

Seperginya aku, dia berbaring sambil memakan buah2an. Dia makan beberapa potong sehingga akhirnya dia merasa kenyang dan mengantuk lagi. Dia berbaring di sofa dan akhirnya tertidur. Diluar dah gelap, dah lewat magrib. Ketika aku kembali membawa makanan, dia masih tertidur. Terangsang juga aku melihat dia terkapar terlelap dalam keadaan telanjang bulat seperti itu. Toketnya yang besar turun naik seirama tarikan napasnya. Perutnya yang rata dihiasi dengan puser yang seksi dan diselangkangannya bergerombol jembut yang lebat. Rudal langsung bereaksi dengan sikap sempurna, alias ngaceng lagi. Tetapi perut dah minta diisi.

Aku membangunkannya dengan mengelus2 toketnya. “Makan yuk”. “Abis itu maen lagi ya mas”. “Boleh aja, asal kamu gak lemes”. “Gak apa lemes mas, aku kan gak pernah ngerasain nikmat dientot seperti sekarang ini. Mas sering2 ngentotin aku ya mas”. “Itu mah bisa diatur kok, kalo suami kamu pergi”. Kami menyantap makanan yang aku beli sampe tandas. Sama2 laper karena enersi terkuras ketika bertempur tadi. Setelah selesai makan, dia membantu aku membereskan peralatan makan, melap meja makan, kemudian kekenyangan kami duduk lagi di sofa didepan tv. tv kunyalakan tapi gak ada acara yang menarik. Dia bersender ke aku. “Kamu tu seksi banget deh Nad, ngeliat kamu aku ngaceng terus tuh. Heran ja, kok suami kamu bisa ninggalin bidadari seksi yang merangsang kaya kamu itu”. “Gak tau deh mas, jangan ngomongin dia deh, kan mas mo bikin aku terkapar lagi”.

Aku memeluknya dan mulai memerah toketnya. aku terus saja meremas toketnya, malah sambil memlintir2 pentilnya, perlahan pentilnya mulai mengeras. “Nad. enak nggak diginiin?” sambil tanganku terus meremas-remas toketnya. “Mas, aah”, napsunya makin meninggi. Sambil toketnya kuremas terus, aku menjilati seluruh tubuhnya, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kujilati pula toketnya, kusedot pentilnya sampai dia gemetar saking napsunya. Kakinya dan kedua pahanya yang mulus itu dibukanya supaya bisa kuelus2, dengan satu tangan masih meremas toketnya. Setelah itu Apemnya kujilatin dengan lidahku yang kasar. Bukan hanya bibir Apemnya aja yang kujilatin, tapi lidahku juga masuk ke Apemnya, dia jadi menggelinjang nggak terkontrol, wajahnya memerah sambil terdongak keatas. Melihat napsunya sudah naik, aku melepas seluruh pakaian dan celana. Dia diam aja. Rudalku yang besar sekali sudah ngaceng dengan keras.

Dia hampir tak dapat memegangnya dengan kedua tangannya. “Dikocok Sin”, pintaku, dia nurut saja dan mengocok Rudalku dengan gemas, makin lama makin besar dan panjang. “Sin diemut dong”, kataku keenakan. Aku berdiri disamping sofa dan dia duduk sambil mengarahkan Rudal yang ada digenggamannya ke arah mulutnya. Dia mencoba memasukkan kedalam mulutnya dengan susah payah, karena besar sekali jadi dijilati dulu kepala kon tolku. Aku mendesah2 sambil mendongakkan kepala.

Dia bertanya “Kenapa mas”. “Enak banget, terusin Nad. jangan berhenti”, ujarku sambil merem melek kenikmatan. Dia meneruskan aksinya, menjilati Rudalku mulai dari kepala Rudalku sampai ke pangkal batang, terus ke biji pelirnya, semua di jilatin. Dia mencoba untuk memasukkan kedalam mulutnya lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahnya. Aku memegangi kepalanya dengan satu tangan sambil memaju-mundurkan pantatku, mengentoti mulutnya. Sedang tanganku satunya lagi meremas toketnya sebelah kanan. gerakanku semakin lama semain cepat. aku menghentikan gerakannya. Rudal ku keluarkan dari mulutnya. aku menaiki tubuhnya dan mengarahkan Rudalku ke toketnya. “Nad. aku mau ngerasain Rudalku kejepit toket kamu yang montok ya”. Dia paham apa yang aku mau, dan aku kemudian menjepit Rudalku di antara toketnya. “Ahh.. Enak Sin.

Diemut enak, dijepit toket juga enak.”, erangku menahan nikmat jepitan toketnya. Aku terus menggoyang Rudalku maju mundur merasakan kekenyalan toketnya. Sampai akhirnya “Aduh Nad, sebentar lagi aku mau ngecret, keluarin di mulut kamu ya”. “Jangan mas, diApemku saja”, jawabnya. Dia tidak ingin merasakan peju dimulutnya, lebih baik dingecretkan di Apemnya karena dia ngerasain nikmat yang luar biasa. Akupun naik keatasnya sambil mengarahkan Rudalku ke Apemnya. Aku mulai memasukkan Rudalku yang besar dan panjang itu ke Apemnya, sampai dia merem melek keenakan ngerasain Apemnya digesek Rudalku. Aku mulai menggerakkan Rudalku keluar dan masuk diApemnya yang sempit itu. Dia mulai merasakan nikmat yang tak terkatakan, luar biasa enak sekali rasanya. Secara naluri dia menggerakkan pantatnya kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan Rudalku yang keluar masuk, wuihh tambah nikmat. terlihat diwajahku bahwa aku menikmati sekali gesekkan Rudalku di Apemnya. Tubuhku bergoyang-goyang maju mundur, aku memperhatikan Rudalku sendiri yang sedang keluar masuk di Apemnya.

Selang beberapa saat, aku mengajak ganti posisi, dia pasrah aja. Dia kusuruh nungging dan aku menyodokkan Rudalku dari belakang ke apemnya. Nikmat sekali permainan ini. “Ennngghh…” desahnya tak keruan. Sambil menggoyang pantatnya maju mundur, aku memegangi pinggulnya dengan erat, terasa nikmat yang luar biasa. Tidak tahu berapa lama aku menggenjot Apemnya dari belakang seperti itu, makin lama makin keras sehingga akhirnya dia nyampe lagi “Mas, enjot yang keras, nikmat sekali rasanya”, jeritnya. Aku mengenjot Rudalku lebih cepat lagi dan kemudian pejuku muncrat didalam apemnya berulang-ulang, banyak sekali. ‘crottt, croooth.., crooootttthh…’ Dia merasa Apemnya agak membengkak akibat disodok oleh Rudalku yang besar itu. “Nad. Apem kamu luar biasa deh cengkeramannya, nikmat banget. Kerasa sekali gesekannya dikon tolku”, kataku sambil terengah2.

Setelah istirahat beberapa saat, aku bertanya padanya “Gimana Nad?”. “Enak sekali mas, rasanya nikmat sekali, Apemku sampe sesek kemasukan Rudal mas, abis gede banget sih”, jawabnya. Aku mencabut Rudalku yang sudah lemes dari Apemnya. Rudalku berlumuran pejunya dan cairan Apemnya. Mungkin saking banyaknya aku ngecretin peju diApemnya. “Cape ya Nad”. “Iya mas, malem ini aku nginep disini ya mas, boleh kan”. “Boleh banget, kita bisa ngentot all nite long kan”. “Wah mau dong”.

 TAMAT.

 

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © CERITA KITA - but you - Powered by cerita kita - Designed by by me -