- Home >
- Kakak iparku selingkuhanku
Sebelumnya saya
memperkenalkan diri saya seorang executive muda berumur tigapuluhan tahun.
Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 2010 yang lalu dikala saya masih
berpacaran. Pada saat itu saya mulai melakukan wakuncar setiap berakhir minggu
dan akhirnya saya mengetahui bahwa saya memiliki calon kakak ipar yang bahkan
lebih menarik ketimbang calon isteri saya. Saya mulai berpikir untuk
mengalihkan perhatian saya kepada calon kakak ipar dan ia pun mulai bereaksi.
Dari sorot matanya ia memang juga tertarik kepada saya, bahkan selalu mau untuk
diajak jalan-jalan bersama sekeluarga. Saya terus mengadakan pendekatan dengan
dia kemana pun dia pergi, namun dengan tetap menjaga perasaan calon isteri
saya. Sampai akhirnya sebelum rencana menikah dengan calon isteri saya, saya
memberikan dia kesempatan untuk berterus terang menanyakan dia apakah dia
mencintai saya? Namun ia dengan menangis ia membohongi dirinya dengan
mengatakan bahwa ia tidak pernah mencintai saya, dan akhirnya saya memutuskan
untuk menikahi calon isteri saya atau adik kandungnya.
Selama pesta pernikahan ia terlihat murung dan
berusaha menyembunyikan perasaannya, namun ia selalu mengawal kemana kami pergi
hingga pesta berakhir. Hal ini membuat saya merasa sangat berbahagia sepertinya
saya menikahi dua gadis sekaligus. Waktu terus berlalu dan saya tidak pernah
berjumpa lagi dengan kakak ipar saya.
Suatu kali, isteri saya melahirkan dan mertua
saya memintanya untuk tinggal sementara di Pondok Mertua Indah sepulang dari
rumah sakit bersalin. Hal ini membuat saya senang karena saya membayangkan akan
sering berjumpa dengan kakak ipar saya lagi. Rumah tersebut cukup besar serta
dilengkapi oleh beberapa kamar mandi di lantai dasar dan di lantai atas. Pada
suatu kali, secara tidak sengaja saya mendengar ada orang mandi di lantai dasar
dan sepintas terlihat bahwa yang sedang mandi adalah kakak ipar saya. Jantung
saya berdegup keras karena baru kali ini saya melihat pemandangan yang sangat
luar biasa. Mula-mula dia menanggalkan seluruh pakaiannya, lalu mulai menyirami
tubuhnya yang putih mulus dengan air dan mulai menggosoknya secara lembut
dengan sabun. Diusapnya wajahnya dengan sabun, lalu diangkatnya ketiaknya dan
diusapkannya terus ke payudaranya.
Disinilah ia mulai mengelus dan memijat
payudaranya selama beberapa menit dan ia terlihat sangat menikmatinya. Lalu
diangkatnya sebelah kakinya ke atas bath cuip dan ia mulai menggosok bagian
selangkangannya. Mulai dari ujung kaki, naik terus dan sampailah pada gundukan
rambut lebat dan digosoknya perlahan-lahan dengan lembut dan berkali-kali.
Tiba-tiba kepalanya menengadah dan bibirnya mulai mendesis perlahan. Ia
terlihat sangat menikmatinya. Setelah itu ia mengambil sebaskom air mawar dan
dibasuhnya bagian kewanitaannya yang sangat sensitif itu. Mungkin agar bagian
tersebut menjadi harum baunya. Jantung saya berdegup sangat keras dan hampir
hilang kesadaran saya melihat wanita yang saya cintai berada dalam keadaan
tanpa busana dan melakukan sesuatu yang sangat exciting di hadapan saya.
Setelah kejadian itu, saya makin sering berusaha
menunggu waktu ia mandi dan semakin sering saya mencuri-curi pandang kepadanya
namun ia sepertinya telah kehilangan semangat dan tidak mau secara langsung
membalas isyarat dari saya. Di hadapan isteri saya ia selalu memuji bahwa saya
dikatakan tampan oleh kawan-kawannya yang menjenguk isteri saya dan
kawan-kawannya senang mengobrol dengan saya. Saya merasa bangga dan merasa
yakin bahwa ia juga mencintai saya hingga suatu ketika isteri saya pergi ke
rumah sakit dengan diantar oleh mertua saya dan rumah dalam keadaan sepi karena
semua penghuninya belum pulang dari tempat pekerjaan masing-masing. Pada saat
itu saya baru saja pulang dari kantor dan langsung menuju ke kamar kami. Belum
sampai ke kamar, saya melewati kamar kakak ipar saya yang pintunya terlihat
terbuka. Dengan rasa penasaran, saya mengintip ke dalam dan saya melihat ia
sedang tertidur dengan mengenakan baju yang tipis dan minim hingga tersingkap
pahanya yang putih dan mulus dan buah dadanya yang kencang menantang.
Kesempatan ini tidak saya sia-siakan, saya masuk ke kamarnya dan menguncinya.
Mula-mula saya mengelus kakinya sampai menuju pahanya. Di sini ia mulai
bereaksi dan mulai terbangun. Ia sangat terkejut ketika melihat saya ada di
sisinya, namun saya tidak memberikannya kesempatan lagi untuk berbicara dan
segera menyumpal bibirnya dengan ciuman.
Mula-mula ia meronta, "Ugghh.. ughh..
ughh.." namun akhirnya ia pasrah saja untuk saya ciumi. Mulai dari
lehernya saya ciumi, sementara tangan saya mulai meraba pahanya yang mulus
sampai ke pangkal pahanya. Kancing bajunya saya preteli satu persatu hingga
tinggal BH dan CD-nya saja yang tertinggal. "Jangan Dre.. nanti ada
orang.." gumamnya, namun saya tidak menjawab tetapi terus aktif bekerja di
selangkangan serta mulai menghisap pentil payudaranya yang kecil mungil
berwarna pink muda dengan lingkaran coklat transparan.
"Ugghh.. Ughh.. sst.. sst.. sst.." dia
menggerinjal ketika jari saya mulai menyentuh bibir kemaluannya yang sudah
basah berat. Pantatnya mulai diangkat menandakan ia sudah lepas kendali dan
menikmati permainan ini. Putingnya mengeras dan ia mulai menekan kepala saya
agar saya lebih keras lagi menghisap putingnya. "Auchh.. sst.. sst.. sst
Dre", rangkulannya semakin kuat dan bibirnya semakin ganas mencium seolah
tak ingin berpisah lagi selamanya. "Dre.. Dre.." berkali-kali ia
bergumam, lalu secepat kilat ia menangkap batang kemaluan saya dan mulai
meremas-remas. Seketika itu juga ia melorotkan celana saya dan membuka baju
saya dan mulai mengarahkan batang kemaluan saya ke liang kemaluannya.
"Jangan San.. jangan, kamu kan masih
perawan."
"Tidak apa-apa Dre, kamulah cinta saya yang
sejati, milikilah saya walaupun saya tidak dapat memilikimu Dre.."
Lalu ia pun memeluk saya semakin kuat dan
membimbing batang kemaluan saya masuk ke dalam lubang kemaluannya dan bersatu
dengan tubuhnya dalam awan-awan surgawi.
Saya mulai mengegesek-gesek bagian luar
kemaluannya dan mulai menekan sedikit demi sedikit. Ia semakin menggelinjang
dan secepat kilat mencengkram pantat saya dan menekannya ke bawah hingga
seluruh batang kemaluan saya terbenam ke dalam miliknya. "Ssst.. sst..
sst.. aacch.." ia merasakan sedikit kesakitan namun rasa nikmat
mengalahkan rasa sakitnya. Saya mulai mencabut kembali batang kemaluan saya dan
mulai memompa naik turun, hasilnya ia mulai meracau tidak terkendali lagi.
"Dre.. aach.. saya sayang kamu Dre.. saya cinta kamu Dre.. milikilah saya
Dre.." pantatnya ikut diangkat naik turun mengikuti pergerakan saya
semakin cepat hingga akhirnya ia memeluk saya sekencang-kencangnya serta
melumat bibir saya sekuat-kuatnya lalu berkejut-kejut dan akhirnya hening. Saya
menyadari kalau ia telah mencapai orgasme, maka saya meneruskan memompa dan ia
pun mulai kembali lagi mengikuti irama saya. Akhirnya saya merasakan sesuatu
mendesak di ujung batang kemaluan saya dan ia pun memeluk saya semakin kuat
hingga akhirnya "Srreett.. sret.. ssrett.. Aachh.." seperti tanggul
bobol kami merasakan orgasme bersama. Tubuh kami menyatu bermandikan peluh.
Rasa puas, senang, bersalah berkecamuk menjadi
satu di antara kami.
"Dre.. anggaplah kita tidak pernah
melakukan hal ini walaupun saya secara sadar mencintaimu, namun saya tidak mau
menyakiti perasaan adik saya. Biarlah cinta kita menjadi cinta sejati dan akan
kukenang sampai aku mati."
"San maukah kamu menjadi isteri saya yang
kedua dan tinggal bersama kami? Saya berjanji akan membahagiakan kamu bersama
adikmu menjadi satu keluarga."
"Tidak Dre, lebih baik saya pergi daripada
menyakiti perasaan adik saya karenanya kamu harus menjaganya dan
membahagiakannya selamanya, berjanjilah.." Saya hanya mengangguk
mengiyakan.
Seminggu kemudian, isteri saya memutuskan untuk
kembali ke rumah sendiri karena sudah cukup kuat untuk melakukan kegiatannya
sehari-hari dan sejak itu pula saya tidak pernah bertemu dengan kakak ipar
saya. Tiga bulan kemudian, saya mendengar kalau kakak ipar saya dilamar oleh
seorang duda tua seorang pengusaha yang sukses.
TAMAT