- Home >
- Anak tetanggaku 3
Part 3
Aku memang kurang berminat mengenal ibunya dan kalau bisa malah menghindar
mengenalnya.
Ternyata Sri juga menutup rapat diriku
terhadap ibunya, ia hanya mengaku sering belajar bersama teman sekelasnya.
Sudah hampir setahun aku berhubungan dengan Sri sampai ia berusia 17 tahun. Dia
belum mendapatkan mensturasinya.
Meskipun usianya masih terlalu muda, tetapi nafsu sexnya ternyata cukup tinggi.
Aku seringkali kewalahan menghadapi permintaannya. Hampir setiap hari dia
memintaku untuk menyetubuhinya. Setiap kali hubungan seringkali aku harus
meladeninya sampai 4-5 ronde. Kadang-kadang pinggang ku rasanya sampai mau
patah, karena pada ronde ke dua dan seterusnya aku baru bisa ejakulasi setelah
sekitar 30 menit.
Kecil-kecil sudah hyper, bagaimana besarnya nanti. Suatu kali dia pernah diminta ibunya untuk menginap di rumah temannya karena ibunya harus pergi ke luar kota untuk selama 2 hari. Ibunya percaya saja kalau Sri memang benar menginap di rumah temannya, tanpa dia mengecek. Padahal Sri mendekam dirumahku. Karena dua hari itu adalah hari Sabtu dan Minggu, maka Sri seharian di rumah ku. Dalam 24 jam aku melayaninya sampai 10 ronde. Ronde ke 9 ejakulasiku hanya mengeluarkan angin.
Akhir-akhir ini aku agak jarang menyetubuhi Sri karena kegiatan ku padat, dan kadang-kadang sampai malam. Sri protes karena dia jarang disetubuhi. namun keadaan yang tidak memungkinkan. Aku menyetubuhinya paling pada hari Minggu, karena sampai malam minggu aku disibukkan dengan kuliah.
Sudah sekitar 3 bulan Apem Sri hanya aku besut seminggu sekali. Pada awalnya setiap kesempatan hari minggu Sri menuntutku bermain sampai 6 ronde. Namun karena aku lama-lama kewalahan akhirnya akau hanya penuhi 3 ronde saja. Begitulah berjalan beberapa bulan sampai Sri bercerita bahwa dia tertarik pada teman laki sebayanya. Aku kenal anaknya bernama Aryo, karena dia juga dari lingkungan sekitarku juga.
Suatu malam minggu ketika aku pulang kuliah sekitar jam setengah 7, aku menangkap bayangan di halaman kosong sebelah rumah ku ada seperti orang mengendap-endap. Aku pun berjalan mengendap untuk memastikan pandangan apa gerangan gerakan itu, pencurikah, atau hewan. Sampai jarak 5 meter aku baru bisa melihat agak jelas bahwa disudut tanah kosong itu ada dua anak sedang bergumul. Aku dekati sampai sekitar 2 meter aku kejutkan mereka, ” Ngapain ini” dengan nada suara membentak.
Mereka terkejut dan tak segera bisa lari,
karena kulihat Sri dan Ary sedang bertindih-tindihan. Celana mereka tidak
dilepas hanya diturunkan sampai sebatas betis, sehingga susah berlari. Keduanya
pucat dan malu.
Dengan nada tetap garang saya perintahkan mereka mengenakan kembali pakaiannya.
Keduanya aku gelandang masuk ke rumah ku.
Mereka duduk di ruang depan dengan kepala tertunduk, malu takut bercampur baur.
“Kamu masih kecil kenapa sudah bermain seperti orang dewasa,” kata ku sok berwibawa dan bersih.
Mereka lalu saling tuduh menuduh mengenai siapa yang memulai dan siapa yang mengajak.
“Sudahlah” kata ku
“Kamu nggak usah takut, tadi saya sudah lihat kamu.” kata saya.
“Mas tolong mas saya jangan diadukan ke orang tua saya atau di bawa ke polisi,
tolong mas,” kata Aryo.
“Baik,” kata saya.
“Saya tidak melaporkan perbuatan kalian asal kalian menuruti saya,” kata Ku
“Saya kasih kalian kesempatan meneruskan permainan kalian tadi di sini tetapi
saya akan melihatnya, kalau kalian tidak bisa, maka akan saya laporkan ke orang
tua kalian,”
Aryo baru berani mengangkat kepala dan bertanya.
“benar boleh di sini”.
“Benar, di sini kalian aman tidak ada yang memergoki.”
KUperintahkan keduanya membersihkan diri ke kamar mandi dan dari kamar mandi keluar harus dalam keadaan talanjang masuk ke kamar ku.
Pertama Aryo masuk ke kamar mandi, Dia mandi,
mungkin di semak-semak tadi gatal., Keluar dengan malu-malu menutup burungnya
masuk ke kamar ku. Aryo umurnya 18 tahun. Sri kemuLeha masuk kamar mandi dan
dia mencuci seluruh badannya dan menyabuninya. Dia keluar dari kamar mandi
dengan tenang jalan sambil telanjang masuk ke kamar ku.
Aku duduk dikursi dan siap memberi aba-aba. “Aryo apakah kamu sudah pernah
onani dan mengeluarkan mani.”
“Sudah mas” jawabnya singkat.
“Baik sekarang kamu telentang.”
Sri kuperintahkan memegang kemaluan Aryo yang belum berbulu agar bangun menegang. Dalam beberapa saat saja kemaluan Sri sudah bangun dan tegak sekitar 12 cm panjangnya. Dia sudah sunat. Sri kuperintahkan untuk mengulumnya. Aryo kaget dan protes.
“Kok diemut mas, kan jijik katanya.”
“Udah kamu diam saja dan ikuti perintahku”
Aryo pssrah dan tidur telentang, Sri yang
memang sudah lihai dengan segera mengambil posisi Lehatara kedua kaki Aryo dan
mengulum Rudal Aryo.
Aryo mendesis-desis keenakan.
” Enak yo,” tanyaku.
“Enak banget mas tapi rada geli, tapi enak.”
Sri yang sudah piawai mengoral akhirnya menjebol pertahanan Aryo hanya dalam waktu kurang dari 2 menit. Semua mani Aryo ditelan dan Aryo kelojotan kegelian ketika ejakulasi Rudalnya masih diisap oleh Sri. Sampai Rudal Ary lemas baru dilepas oleh Sri.
“Enak banget mas, saya belum pernah ngerasakan
seperti ini,” kata Aryo.
” Kamu juga harus membuat enak Sri, setelah istirahat sebentar, kamu juga harus
menjilat Apem Sri” kata ku.
Aku perintahkan Sri tidur telentang dan Aryo kubimbing tengkurap Lehatara kedua paha Sri. Dia awalnya ragu, menjilat Apem Sri. Aku kuak Apem Sri dan kutujukkan itilnya yang harus dijilat dengan gerakan lembut.
“Kalau kamu tadi dienakkan oleh Sri, sekarang giliran kamu mengenakkan Sri, itu biar adil,”kataku.
Aryo dengan gerakan ragu dan penasaran melihat Apem yang merekah merah itu akhirnya dia mulai menjulurkan lidahnya ke itil Sri. Karena lidahnya terus dijulurkan Aryo mulai lelah. ” Bekap mulutmu ke Apemnya, dan jilati terus,” perintahku.
Aryo kemuLeha menurut dan Sri mulai kelojotan itilnya dijilati. Sekitar 5 menit Sri meregang dan Aryo kuperintahkan mengeSritikan jilatannnya dan lidahnya menekan Apem Sri. Sri pun menekan kepala Aryo ke Apemnya kuat-kuat. Baru 15 Detik Aryo bersikeras mengangkat kepalanya menjauhi Apem Sri,
“nggak bisa nafas” katanya. Sri yang lagi tanggung orgasme akhirnya menekankan tangannya ke Apemnya sampai orgasmenya tuntas.
Rudal Aryo sudah berdiri lagi, meski belum penuh. Sri yang baru menyelesaikan orgasmenya langsung meraih Rudal Aryo dan meremas-remasnya. Mendapat perlakuan itu, Rudal Aryo makin mengeras sampai sempurna.
“Sekarang masukkan Rudalmu pelan-pelan ke Apem Sri, kamu merangkak diatas Sri, cium bibirnya, lalu cium teteknya,”
Aryo yang sudah mulai bangkit nafsunya segera mencium Sri. Mereka berciuman penuh nafsu dan tidak memperdulikan ada orang lain yang menonton. Sementara aku Rudalku makin tegang.
Aryo kemuLeha turun menciumi tetek Sri yang baru numbuh sebesar “mouse” laptop. Sekitar 10 menit cumbuan aku perintahkan Aryo memasukkan Rudalnya ke Apem Sri.
“Tadi waktu diluar kamu sudah sempat masukkan Rudalmu
apa belum ” tanya ku.
“Belum, dia nyodoknya selalu didepan, mana bisa masuk,” kata Sri.
“Abis aku nggak tau lobangnya ada di bawah,” kata Aryo.
Ary membimbing Rudalnya menuju Apem Sri, tetapi berkali-kali gagal masuk sampai Sri menuntun ke Apemnya dan menarik pantat Aryo agar Rudalnya segera menerjang pintu masuk.
Aryo mulai menggenjeot dengan penuh semangat. Dia pompa sekuat tenaga. Sekitar 5 menit dia bertahan pada posisi itu. Aku perintahkan untuk tukar posisi. Sri kini diatas dan Sri dalam posisi duduk bersimpuh mengangkangi badan Aryo ia melakukan gerakan maju mundur. Aryo nyengir-nyengir keenakan Rudalnya dibesut Sri.
Pada posisi ini Sri sempat mencapai orgasme sempai dia lunglai jatuh memeluk Aryo. Posisi kuperintahkan berganti lagi, dengan posisi dog style. Ary menyodok Rudalnya dari belakang sambil memegangi pantat Sri. Mungkin posisi itu menstimulan G Spot Sri, sehingga Sri tak lama kemuLeha mengerang dengan keras keenakan. Mendengar erangan itu Aryo makin semangat dan makin terangsang dia puun mencapai puncaknya dan membenamkan dalam-dalam Rudalnya dan menyemburkan lahar panas ke dalam Apem Sri.
“Saya lupa mas menarik Rudal saya, dikeluarkan
diluar, abis enak banget,” kata Aryo meminta maaf pada ku.
” Kalau dia hamil kamu harus bertanggung jawab, ” kataku mengingatkannya.
Aryo wajahnya jadi kecut dan seketika itu juga Rudalnya menciut.
“Enggaklah mudah-mudah,” kata saya.
Aryo pun kembali bersinar mukanya.
Mereka aku perintahkan untuk kembali masuk kamar mandi bersama-sama untuk membersihkan diri. Hampir setengah jam kutunggu kok nggak selesai-selesai. Ketika kubuka pintu kamar mandi ternyata keduanya melanjutkan ronde ketiga dalam posisi berdiri, Sri membungkuk dan Aryo menyikatnya dari belakang.
“Abis ngaceng lagi mas gara-gara Rudalku
disabuni Sri,” kata Aryo sambil senyum-senyum-senyum.
“Awas jangan dikeluarkan didalam, cabut kalau mau nyembur, kata ku.
Sekitar 10 menit kemuLeha keduanya keluar dari kamar mandi dalam keadaan segar dan klimis. Sudah hampir jam setengah 10 kalian segera pulang aku antar ke dekat rumah kalian. Kami berjalan bertiga dan Aryo lebih dulu sampai ke rumahnya. Setelah aku dan Sri jalan berdua, Sri minta aku balik lagi ke rumah.
” Ibu Lagi pergi mas.” katanya.
Sejak saat itu rumahku dijadikan hotel jam-jaman oleh kedua anak itu. Sri kini melayani aku juga Aryo. Namun Aryo tidak pernah tahu hubunganku dengan Sri. Kami sepakat merahasiakan.
Kedua anak itu telah pula membintangi film porno karya ku untuk durasi sekitar 30 menit. Mereka sudah tidak lagi canggung di depanku. Aku pun memanfaatkan mereka untuk membersihkan dan merapikan, rumah ku.
BERSAMBUNG.