- Home >
- Menjebak Istri tetangga 3
Part 3
Penisku langsung berdiri bebas dengan gagahnya terbebas dari kungkungan
celanaku. Tetanggaku menggenggam pangkal penisku dengan jari-jarinya yang halus
dan secara perlahan dan pasti lidahnya terjulur menjilati kepala penisku,
bahkan seluruh batang penisku dijilatinya dengan penuh gairah seperti sedang
menjilati es krim yang sangat nikmat. Akupun melenguh pelan menahan
nikmat..”Uhhh…”.
Jilatannya begitu lincah bergairah dan membuatku melayang-layang nikmat
pantatku melonjak-lonjak sehingga kepala penisku menekan-nekan mulutnya,
seperti sedang mengejar sesuatu yang lebih nikmat. Nafasku semakin memburu
ketika dengan asyik dan penuh gairah dia terus menjilati kepala penisku tanpa
memperhatikan gelinjang tubuhku yang semakin keras menekan mulutnya. Lalu
“Akhhhhs…” Suaraku seperti tercekik dan nafas sesak, ketika secara tiba-tiba
mulut tetanggaku mencaplok batang penisku. Rongga mulutnya terasa panas dan
sangat nikmat sehingga membuat mulutku ternganga, badanku kaku dan dadaku sesak
susah bernafas.
Dengan lincahnya, tetanggaku terus mengocok dan menghisap penisku membuatku semakin melayang. Jilbab yang dikenakannya bergoyang-goyang menampilkan pemandangan yang sangat erotis dari seorang wanita berjilbab lebar yang sedang asyik memberikan kenikmatan oral pada diriku.
Penisku yang berada dalam genggaman tangan dan mulutnya terasa makin membengkak keras. Menyadari itu tetanggaku semakin bergairah mengoralku dan berharap mulutnya dapat disemprot oleh spermaku pada saat aku orgasme. Sebagaimana yang sering terjadi jika dia mengoral suaminya dan dia sangat puas, bahagia dan bangga jika dapat membuat suaminya orgasme oleh oralnya. Dan selama ini dia selalu berhasil membuat suaminya orgasme.
Gerakan oralnya semakin bevariasi membuatku semakin melayang dan penis yang semakin membengkak. Namun aku belum juga mencapai puncak, hanya nafasku saja yang semakin tersengal-sengal dan batang penis yang semakin keras membengkak.
Akhirnya dia tak tahan oleh nafsunya sendiri yang terus meningkat minta dipuaskan, vaginanya terasa sangat basah dan gatal. Dia bangkit melepaskan penisku dari mulutnya kemudian melepaskan cd-nya yang sudah sangat basah. Cd itu dimaukkannya ke dalam saku baju longgar yang masih menempel di tubuhnya. Kemudian berdiri membelakangiku.
Aku tahu apa yang dilakukannya. Kuhentikan gerakannya dan dudukku pindah ke kursi yang langsung menghadap jendela sehingga kami bisa lihat jika ada yang mau masukke pagar rumahku. Aku masih berpakaian lengkap, hanya penisku saja yang menerobos keluar dari sleting celana yang terbuka.
Istri
tetaggaku berdiri mengangkangi pahaku dengan paha yang terbuka lebar, dia
menarik ujung bawah baju longgarnya hingga ke pinggang dan kubantu pegangi
ujung baju itu agar tidak melorot jatuh. Lututnya menekuk agar pantatnya
mendekati selangkanganku, dia raih penisku dan diarahkan ke mulut liang
vaginanya yang sangat basah. Lalu….
Blesshhh…. perlahan-lahan dia menurunkan pantatnya hingga kepala penisku
menerobos liang vaginanya. Gerakannya demikian perlahan, sehingga penerobosan
kepala penisku pada liang vaginanya begitu lama dan sangat nikmat, mataku
terpejam menikmati nikmat yang kurasakan dan dengan pelan mulutku mngeluh
“Uhhh…..”
Gerakan penerobosan itu terhenti ketika pantatnya menekan sangat rapat bagian
bawah perutku sehingga batang penisku amblas hingga kepangkalnya. Dia menekan
cukup lama vaginanya, kurasakan sambutan meriah dilakukan oleh dasar liang
vaginanya terhadap kepala penisku. Kepala penisku serasa dihisap dan diremas
nkmat oleh vagina tetanggaku ini. Dinding vaginanya tak henti-hentinya berkedut
memberikan sensasi nikmat pada ujung-ujung syarat nikmat yang ada pada seluruh
permukaan kepala dan batang penisku.
Secara perlahan pinggulnya berputar agar batang penisku mengucek dan mengocok dinding vaginanya, kenikmatan semakin melambungkanku. Semakin lama gerakan pinggulnya semakin bervariasi, berputar, melonjak, bergoyang, patah-patah bahkan maju-mundur membua batang penisku seperti diplintir dan digiling oleh mesin penggilingan nikmat.
Semakin lama gerakannya semakin cepat, dan nafasnya semakin memburu dan tak lama kemudian badannya melonjak-lonjak keras dan diakhiri dengan tekanan vagina yang sangat kuat sehingga penisku masuk sedalam-dalamnya, dinding vaginanya dengan dahsyat memeras dan menjepit batang penisku dengan sangat kuat serta kedutan-kedutan dinding vagina begitu cepat . Badannya terdiam kaku, mulutnya terkatup rapat menahan agar jeritan nikmatnya tak keluar dan kepalanya ditekankan pada pundakku, lalu beberapa detik kemudian badannya terhempas lunglai diatas tubuhku, nafasnya terengah-engah. Kusibakan jilbab lebar yang menutupi wajahku, tetanggaku menoleh kearahku dan menciumku lembut dan mesra sebagai tanda bahwa sangat puas dengan orgasme yang baru digapainya.
Sambil berciuman kurasakan bahwa jepitan dan kedutan dari dinding vaginanya semakin melemah, pantatku menghentak keatas, sehingga batang penisku yang masih tegang menggesek dinding vagina yang semakin basah dan licin, rasa nikmat kembali menjalar ditubuhku mengakibatkan pantatku tanpa dapat kukendalikan pantatku menghentak-hentak agar gesekan dan kocokan penisku di dalam vaginanya terus-menerus memberikan rasa nikmat pada penisku.
Hentakan-hentakan tubuhku menyebabkan gairah kembali bangkit dan dia membalas hentakan-hentakan pantatku dengan gerakan pinggul yang liar, semakin lama semakin liar dan tak lama kemudian kembali dia mengejang menggapai nikmat dengan mulut yang terkatup rapat ditandai dengan remasan dan jepitan yang kuat dari dinding vaginanya pada batang penisku.
Beberapa kali dia mencapai orgasme dalam posisi seperti itu dalam jeda waktu hanya beberapa menit untuk setiap pencapaian orgasme berikutnya.Hingga akhirnya dia benar-benar terkulai lemah tidak mampu membalas hentakan-hentakanku. Kubiarkan dia terkulai beberapa menit di atas tubuhku sambil badannya kepeluk dari belakang dan pipinya kucium dan secara perlahan kuremas-remas buahdadanya dari luar baju longgarnya.
Setelah
kurasakan tenaganya terkumpul, kuangkat tubuhnya agar kerdiri bersamaaan dengan
tubuhku, namun kutahan agar penisku tidak lepas dari vaginanya, kudorong
tubuhnya agar mendekat ke kursi tamu yang berada tepat membelakangi jendela,
kutekan punggungnya agar membungkukkan badan dengan memegang bagian atas
sandaran kursi yang berada di pinggir jendela sebagai pegangan untuk menjaga
keseimbangan tubuhnya, Sedangkan penisku masih menusuk vaginanya dari belakang
melalui belahan pantatnya, suatu posisi dogy style sambil berdiri. Ujung baju
lebar yang ia kenakan semakin aku sibakkan ke arah pinggangnya sehingga kedua
tanganku dapat memegang pantatnya yang putih bulat menggairahkan.
Perlahan aku mulai mengerakkan pantatku agar penisku menusuk-nusuk vaginanya
lebih dalam. Cengkraman vaginanya dalam posisi seperti ini semakin kuat
menjepit membuat kenikmatanku semakin bertambah, basah dan licinnya vagina
membuat gesekan dan kocokan penisku begitu lancar di dalam vaginanya. Kepalanya
terangguk-angguk menerima hentakan dan dorongan pinggulku.
Kenikmatan kembali menjalar ke seluruh pebuluh darahnya, dia membalas sodokan penisku dengan menggoyang dan memutar pinggulnya laksana seorang penari dangdut membuat kenikmatan yang kuterima semakin bertambah. Semakin lama goyang pinggulnya semakin liar dan menghentak-hentak dan tak memerlukan waktu lama kembali tubuhnya kejang kaku, tangannya mencengkram sandaran kursi dengan sangat kuat, kepalanya terdongak ke atas. Dengan jerit tertahan kembali dia mengalami orgasme yang hebat. Kudiamkan sejenak ketika dia menikmati sensasi orgasmenya, karena pada saat itu aku sangat menikmati cengkraman, jepitan dan kedutan-kedutan dinding vagina pada penisku.
Setelah kedutan dan cengkraman dinding vaginanya melemah, kembali aku menusuk-nusukkan penisku. Setelah beberapa detik kemudian pinggulnya kembali bergerak liar membalas sodokan-sodokan penisku, dan hanya beberapa menit berselang kembali dia mengalami orgasme untuk yang entah keberapa kalinya pada saat itu.
Beberapa
kali ia orgasme dalam posisi seperti itu hingga akhirnya tubuhnya ambruk ke
atas kursi dan mengeluh pelan dan panjang “Uuhhhhhhh………”
Pada saat itu, aku merasa orgasme akan menghampiriku, maka tubuhnya langsung
kubalik agar telentang dengan kepala berada pada sandaran kursi bagian tengah.
Kedua tanganku kugunakan untuk membuka lebar-lebar pahanya sehingga vaginanya
yang basah dan licin semakin jelas terlihat mempesona. Kuarahkan kepala penisku
pada mulut liang vaginanya dan dengan cepat kudorong penisku hingga amblas
sampai ke pangkalnya. Lalu dengan semangat yang menggila aku pompa tubuhnya
dengan hentakan-hentakan yang liar dan tak terkendali.
Beberapa saat sebelum aku meraih puncak orgasmeku, samar-samar kulihat istri dan anakku pulang dan sedang ngobrol dengan temannya beberapa meter sebelum tiba di depan rumah. Rasa takut yang datang tiba-tiba menyebabkan aku menjerit tertahan dan spermakupun muntah tanpa dapat kubendung. Cret…..cret…. cretttt……. Uhhh…. suatu pencapaian oragsme yang sangat mendebarkan dan membuat jatung ini serasa mau copot.
Dengan tergesa-gesa aku mencabut penisku yang masih beberapa kali memancarkan sperma, sehingga beberapa tetes sperma menempel pada baju longgar yang dikenakan tetanggaku dan beberapa tetes. Kumasukkan penisku yang masih setengah tegang ke balik celanaku dan kutarik sleting. Aku sedikit khawatir karena bagian depan celanaku begitu basah oleh cairan kenikmatan tetanggaku. Aku langsung mengeluarkan beberapa dus jamu dari dalam lemari dan menyimpannya di atas meja, sementara tetanggaku berusaha merapihkan baju longgar dan jilbabnya agar tidak mencurigakan. Ada sedikit basah di sana-sini oleh keringat kami yang membanjir.
Tetanggaku
berusaha duduk tenang, dan tak lama kemudian istri dan anak-anakku masuk ke
rumah melalui pintu yang sengaja terbuka.
“Eehhh… ada tamu…! Udah lama, Bu ?” kata istriku seraya matanya melirik
beberapa dus jamu yang kusimpan di atas meja.
“Ahh….,
‘Ngga… baru saja…., Anu bu …, saya mau beli jamu yang biasa…, namun ternyata
bapak tidak tahu, malah akhirnya dia perlihatkan semuanya pada saya…” Sahut
tetanggaku berbohong dengan lihainya, sambil berusaha menutupi kegugupannya….
“Oohhh…, emangnya bapak udah pulang ? ” tanya istriku dengan senyum penuh arti
“Kabarnya malam ini dia pulang…” jawab tetanggaku pula
“Harus siap-siap dong…., biar asyik !” goda istriku sambil tertawa genit pada
tetanggaku, kemudian dia menambahkan lagi “Panas sekali udara saat ini, Badan
saya saya basah oleh keringat…” Kata istriku memperlihatkan bajunya yang basah
oleh keringat.
“Betul.., Bu ! Akan turun hujan barangkali…..” jawab tetanggaku seolah-olah mendapatkan alasan yang tepat atas keringat yang membasahi baju longgarnya.
Kutinggalkan mereka berdua di ruang tamu dan aku masuk ke kamarku sambil berbaring dan merenung kejadian luar biasa yang baru saja terjadi. Tak lama kemudian tetanggaku pulang dan istriku menghampiriku. Dia duduk di pinggir tempat tidur dan berkata “Pah…, kalau pipis jangan jorok…, malu kan sama tetangga, lihat tuh bagian depan celana Papah basah !” sambil menunjuk bagian depan celanaku.
“Anu…, Mah
tadi tersiram dari gayung…, waktu papah pipis” kataku berbohong.
Kejadian itu betul-betul mendebarkan, namun aku merasakan sensasi yang luar
biasa pada waktu melakukannya, apalagi hampir-hampir saja istriku memergoki apa
yang kami lakukan. oleh sebab itu sejak hari itu, aku selalu berhati-hati jika
ingin bercinta dengan tetanggaku.
TAMAT.