- Home >
- Anak tetanggaku 2
Part 2
Rudalku yang sejak tadi lemes saja, disenggol-senggol jadi bangun.
” Lho mas kok Rudalmu jadi bengkak.
“YA orang disenggol-senggol ya jadi bengkak,” kataku sekenanya.
“Sakit nggak mas, orang cuma disenggol kok bisa bengkak,” katanya polos.
“Ya agak sakit,” kataku berbohong.
“Gimana ngobatinya, pakai refanol bisa nggak,” katanya bersungguh-sungguh.
“Nggak bisa pakai refanol, nantilah kita obati setelah foto-foto selesai.
“Kamu harusnya juga telanjang jadi kita bisa foto berdua sambil telanjang, kata
ku.” Otakku jadi kurang kurang sehat kalau lagi sange. Padahal foto berduaan
telanjang ini risikonya besar.
Tapi kalau lagi sange mana berpikir panjang
begitu.
Sri setuju dan kami pun berfoto berdua telanjang dalam berbagai gaya.
Rupanya dalam berbagai pose dimana tanganku memegang teteknya yang baru numbuh
dan Apemnya yang belum tumbuh bulu membuat dia jadi terangsang juga. Buktinya Apemnya
ketika kuraba mulai basah.
Aku baru tahu kalau anak kecil bisa terangsang dan Apemnya basah juga.
Aku pun makin gila dan berpose makin mesra,
mulai pose mencium bibirnya, mencium teteknya menjilat pentilnya yang masih
kecil. Ketika Mencium bibirnya aku melumatnya dan tidak memperdulikan timer di
kamera lagi. Sri bingung dan tetapi diapun jadi makin terangsang. Begitu juga
ketika pose aku menjilat pentil susunya, dia geli-geli keenakan.
Aku kemuLeha mengusulkan posisi gambar aku menjilat Apemnya. Dia Protes karena Lehaggap
itu menjijikkan.
Aku bilang aku nggak jijik, cobalah. Dia memegang kamera dan aku tiarap di antara kangkangan kakinya dan dengan hati-hati aku menyentuhkan ujung lidahku ke ujung itilnyanya.
” Ah geli mas, ” katanya sambil menarik menjauhkan Apemnya dari lidahku.
Foto tidak sempat diambil karena dia kaget.
“Coba lagi” kataku.
Kini tanganku merangkul pantatnya untuk menahan agar dia tidak menarik lagi pantatnya seperti tadi.
“Ok siap ya” kata ku.
Kini aku tidak lagi menjulurkan lidahku tetapi membenamkan seluruh mulut ke Apemnya dan lidahku mencari itil di ujung atas liptan Apemnya bagian dalam. Dia menggelinjang dan aku terus melakukan serangan dengan jilatan lembut ke itilnya. Setiap kali lidahku mengenai ujung itilnya setiap kali pula dia menggelinjang. Dia bingung dan lupa harus mengambil foto. Posisinya yang tadi setengah duduk kini jadi rebah telentang sepenuhnya.
Aku pun makin bersemangat menjilati itilnya. Sri mulai mendesah dan makin lama makin panjang. Sssshh….. sssshhhh….. ssssssshhhhh.
Mungkin sekitar 5 menit tiba-tiba Sri menjerit tertahan dan lubang Apemnya berdenyut-denyut. Aku mengSritikan jilatan dan menekankan lidahku diitilnya. Tangan Sri juga menarik kepalaku agar menekan Apemnya. Dia mencapai orgasme mungkin yang pertama seumur hidupnya.
Tubuhnya yang tadi meregang, kini lemas seperti tak bertulang.
” Geli dan enak banget mas, apasih tadi itu,”
katanya kemuLeha setelah dia mulai siuman.
“Itu namanya orgasme, yaitu kepuasan seksual.”
Aku tidur telentang di sampingnya, dengan posisi Rudalku mengacung tegak ke atas.
Tangannya kuraih dan kubawa ke Rudal ku untuk menggenggamnya. ” Keras amat mas, kenapa sih,” tanyanya penuh keheranan.
“Bisa sembuh nggak,” tanyanya lagi.
“BIsa tapi kamu harus bantu mengobatinya”
“Caranya gimana”
“Caranya sama seperti tadi mas lakukan pada Sri.”
“Ih Sri nggak bisa mas, Sri jijik” protesnya.
” Kalau mas nggak jijik, kenapa Sri jijik, coba dulu, kalau nggak gitu
bengkaknya makin besar dan nggak bisa sembuh.” ujar ku.
Sri bangkit dan mendekatkan kepalanya ke Rudal ku. Tangannya mulai menggenggam batang Rudalku yang keras seperti kayu.
“Coba jilat ujungnya” kata ku memberi komando.
Dengan gerakan ragu-ragu dia mulai menjulurkan lidahnya dan menyentuh kepala Rudalku. Setelah beberapa jilatan dia mulai terbiasa.
” Kulum,” perintahku.
“Itu mas ada lendirnya dan rasanya agak asin,” protesnya.
Aku ambil celana dalam yang tergeletak di
samping ku dan aku lap lendir di ujung Rudal ku.
Sri dengan gerakan ragu mulai mengulum perlahan-lahan, tetapi giginya menyentuh
ujung kepala Rudalku.,
“jangan sampai kena gigi sri”
Setelah beberapa saat dia mulai terbisa dan bisa menyesuaikan agar giginya tidak menggeser Rudal ku.
“Manju mundur dan sedot yang kuat,” kata ku sambil aku mengambil foto pada moment yang sangat merangsang ini.
Sri dengan cepat mengikuti perintahku dan kini dia sudah mulai mahir. Rasa enak menjalar ke seluruh tubuhku sampai ke ubun-ubun rasanya.
“Sri, bawahnya juga dijilat ,” Kata ku sambil memberi petunjuk untuk juga menjilat buah zakarku.
Aku tidak bisa menahan nikmatnya dijilati anak umur 10 tahun yang mulai pintar ini. Ssshhh …… sssshhh ….. aduh enak terus Srin,, Sedot lagi Srin,. Aku tidak bisa bertahan lama dan kuangkat kepalanya menjauh dari Rudalku dan kubekap Rudalku yang segera memuntahkan cairan kental putih ke atas perutnya.
Sri menatap heran.
” Apa yang keluar itu mas, kok kental dan
lengket gitu,” tanyanya.
“itu sperma, sebagai tanda akau mencapai puncak kenikmatan seperti yang kamu
rasakan tadi,” kataku.
Badan ku lemas dan aku segera melap cairan itu dengan handuk kecil yang memang sudah kusediakan sejak awal di tempat tidurku.
Sekitar 5 menit kami tidur telanjang berdampingan.
Sejak saat itu, Sri jadi ketagihan dan dia
sering memintaku untuk memuaskan dirinya dan memuaskan diriku juga.
Berbagai gaya foto vulgar adeganku dengan Sri makin lengkap dalam koleksi. Aku
menyimpan semua foto-foto itu dalam internet yang hanya aku bisa melihatnya.
Adegan itu terus berlangsung sampai sekitar 3
bulan, sampai suatu saat aku ingin mendapatkan yang lebih dari itu.
Otak ku makin gila dan tidak lagi terpikir risiko-risiko yang bakal muncul.
Dengan alasan adegan foto aku mulai menempelkan ujung kemaluan ku di mulut Apemnya. Pertama ya hanya nempel saja dari berbagai angel. Tapi rasa penasaran mendorongku untuk berbuat jauh.
Aku ingin membenamkan kepala Rudalku saja, untuk merasakan kenikmatan Apemnya tanpa merusak sepalut keperawannya. Pada awalnya sulit sekali menerobos masuk dengan bantuan jely pelicin perlahan-lahan kepala Rudalku mulai bisa menyeruak lipatan Apemnya. Aku berhenti ketika di dalam Apem ada yang terasa menghalangi. Gerakanku hanya maju mundur 1-2 cm saja. Rasanya juga sudah nikmat sekali sampai aku bisa menembakkan air maniku. Aku tidak berani melepas maniku di dalam Apemnya.
Ritual ini berlangsung lebih dari 10 kali sampai aku tidak memerlukan jeli pelicin lagi bagi mendorong kepala Rudalku.
Rasa penasaran juga lah yang mendorong aku untuk berbuat lebih jauh lagi. Aku mencoba untuk memasukkan setengah batang Rudalku, karena kalau cuma kepala ketika ditarik sering lepas dan lama-lama jadi kurang nikmat.
Ketika Kepala Rudalku tertahan untuk masuk terus, aku berusaha dan menarik nafas. Rudalku aku pertegang sehingga ada efek sedikit mendorong masuk, lalu aku kendurkan lagi ketika Sri mengernyit kesakitan. KemuLeha aku pertegang lagi sambil agak mendorong, berhenti ketika Sri mulai kesakitan. Gerakan itu bisa membawa batang Rudalku masuk lebih dalam, sekitar 2 inci lalu aku bermain maju mundur pada jarak 2 inci sampai menjelang aku ejakulasi.
Permainan 2 inci akhirnya lancar setelah kami
bermain sekitar 2 minggu dengan frekuensi sekitar 5 kali.
Sri makin ketagihan dengan permainan yang makin meningkat ini. Dia tidak lagi
merasakan kesakitan ketika permainan 2 inci itu berlangsung.
Selanjutnya aku mulai mencoba menerobos lebih dalam lagi. Tekniknya sama dengan sebelumnya berusaha ditegangkan lalu tekan sedikit. berusaha lagi lalu tegangkan dan tekan sedikit. Gerakan ini bisa membawa Rudalku terbenam sekitar separuhnya. Aku pun berhenti pada posisi ini dan hanya bermain setengah tiang.
Seminggu bermain setengah tiang dan tidak ada lagi rasa sakit pada Apem Sri membawa aku penasaran ingin membenamkan seluruh Rudalku ke dalam Apemnya.
Dari posisi setengah tiang tidak lagi terlalu sulit dan lama untuk membenamkan seluruh batang Rudalku, meskipun gerakanku tetap hati-hati dengan menegangkan dan mendorong pelan. Bless masuklah seluruh batang Rudalku ke dalam Apem kecil yang masih belum tumbuh bulu. Aku berhenti untuk sekitar 1 menit pada posisi terbenam itu, menikmati betapa hangat dan sempitnya Apem Sri.
Perlahan-lahan gerakan maju mundur dengan sangat lambat aku coba dan Rudalku terasa seperti terjepit sangat ketat. Aku tidak bisa bertahan lama di dalam Apem yang sempit, sekitar 5 menit pertahananku jebol dan aku muntahkan di perut cewek imut ini.
Sebelum memulai membenamkan Rudalku aku selalu memuaskan Sri dengan oral sampai dia orgasme minimal 2 kali. Sebab, aku menyadari, aku tidak bisa membawanya orgasme melalui hubungan normal, karena sempitnya Apem ini tidak mungkin aku bertahan bisa main lama.
Berbagai posisi hubungan badan kuabadikan dari berbagai angel sampai pada posisi-posisi close up. Ngentot menjadi kegiatan rutin kami setiap hari sampai Sri mencapai usia 11 tahun.
Persahabatan ku dengan Sri jadi makin akrab dan berkat bimbinganku pada pelajaran sekolahnya, dia berhasil meraih rangking 1 di kelasnya. Aku bangga dan juga puas.
Meski perbedaan usia kami terpaut 9 tahun, tetapi dalam hubungan sex kesenjangan itu hampir tidak ada artinya. Hampir setahun aku berteman dengan Sri, tetapi sekalipun aku belum pernah melihat Ibunya, apalagi mengenalnya.
BERSAMBUNG.