Popular Post

Popular Posts

Posted by : cerita kita


 

Part 1

Beginilah awal mula cerita ku. Suatu siang aku iseng nyari makan siang di satu mall. Makan cepat saji yang paling gampang dicari adalah ayam goreng. Cerita bokep aku pesan pahe ayam goreng plus kentang plus soft drink dingin. Selesai membayar, aku membawa nampanku mencari tempat duduk yang kosong. Mataku tertumbuk pada sesosok perempuan muda, cantik, seksi dengan tonjolan besar didadanya, tapi disebelahnya ada anak perempuan kecil, mungkin 3 tahunan lah.

Dia memakai celana ketat dan tanktop yang juga ketat, toket besarnya ngintip dari belahan tank topnya yang rendah. Walaupun banyak tempat duduk yang kosong aku nimbrung aja di meja dimana perempuan cantik seksi dan anak perempuan itu duduk. “Boleh gabung kan?”

Tanpa menunggu jawabannya aku langsung meletakkan nampanku dimejanya dan duduk. “O, silahkan aja pak”. “Cuma berdua saja”, pancingku membuka pembicaraan. “Kan ber 3 dengan bapak”, jawabnya, wah menangkisnya jago juga ni perempuan, pikirku. “Anaknya? Cantik kaya mamanya”. “Bukan pak, bukan anak saya”. “O, kirain anaknya, abis nyulik ya”, candaku. “Ih bapak bisa aja. Ini anak tetangga, tadi dititipkan ke rumah, katanya mo dijemput lagi siang ini di sini”. Dia menyuapi anak itu dengan nasi yang dicampur dengan sop, karena sopnya masih panas, ditiupnya sebentar sebelum disuapkan ke anak itu. Si anak kelakuannya manis banget, gak cerewet maksudku. “Belum punya anak, ato belum nikah?” “Nikah si udah tapi belon dikasih tu sama yang diatas”. “Minta dong”. “Ya sih, minta tapi gak dilakuin”.

Wah kliatannya mo curhat neh. “Maksudnya gak dilakuin”. “Ya suami aku gak ngelakuin ya mana mo dikasih sama yang diatas kan”. “Kok bisa”. “Suami kerja dikapal cargo, jadi seringnya diatas kapal ketimbang dirumah”. “O jadi jablay toh, kasian”. “Orang sedih kok malah digoda”. “Ya udah, aku aja yang membelai gimana”. “Genit ah”. Saat suasana mulai mencair, datanglah seorang perempuan, rupanya ini tetangganya, mo jemput anaknya. aku diem saja, dan dia juga tidak mengenalkan aku kepada tetangganya.

Tetangga tau diri juga karena dia mengajak anaknya pergi setelah mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan dia. “Namanya siapa sih”. “Aku nadya, bapak?” “aku menyebutkan namaku, jangan panggil bapak lah, formal amat”. “Abis mo dipanggil apa dong, mas aja deh ya. kan semua lelaki Indonesia dianggap jawa”. “Maksud kamu”. “Iya kadang dah jelas2 namanya Hutagalung dipanggil mas juga”. aku tertawa mendengar candanya. “Dah berapa lama nikah?” “ampir 2 tahun mas”. “Wah jablaynya dah lama dong ya. emangnya gak tau kerjaan suami sebelum nikah”. “Tau si, cuma gak nyangka aja akan kaya gini”. “Ya udah, aku temenin deh hari ini. Abis ini kamu mo kemana?” “Gak kemana2 mas, Mo jalan ja”. Aku menggandengnya meninggalkan tempat makan dan masuk ke toko yang merupakan anchor tenant di mall itu. Kami ngobrol ngalor ngidul ja sembari membunuh waktu.

Dia membiarkan aku menggenggam tangannya erat. “Kamu kaya istriku ja ya, jalan gandengan”. “Gak apa kan, katanya mas blon nikah?’ “Iya sih, kaya orang pacaran ya, padahal kamu istri orang”. “Biarin ja, orangnya juga ninggalin aku terus kok”. “Pegel nih jalan terus, kamu mo pulang gak?” “Gak ah mas, dirumah juga mo ngapain?” “ketempatku aja yuk”. “Mo ngapain ke tempat mas?’ “Ya ngobrol, santai ja, kan asik cuma ber 2?. “Iya deh”. Segera aku menggandengnya ke basement dan meluncurlah mobilku menuju kerumahku. Sesampai dirumahku,dia duduk didepan tv, tv kunyalakan dan aku mengambil minuman untuknya. “Mas tinggal sendiri ya”. “Iya, mo nemenin?” “Mau si, cuman kan aku dah punya suami”. “Kalo suaminya pergi ya nemenin aku aja disini”. “Maunya”. Kebetulan di tv ada siaran ulang liga inggris. “Kamu suka bola juga ya?” tanyaku. “Sambil lalu ja mas, “Terus komentar kamu?”

 “Sayangnya pelatihnya gak merotasi pemain nya”. “O gitu ya, pandangan kamu luas juga ya”. “Iya gak kaya mas, mandangnya cuma ke satu tempat aja nih”, katanya menyindirku, yang dari tadi hanya memandangi belahan toketnya yang montok. “Habis kamu seksi sekali si, kok bisa ya suami ninggalin istri yang bahenol kaya gini, pa gak takut istrinya dicolek orang laen”. Dia tersenyum manis. “Tadi kamu telaten sekali nyuapin tu bocah, dah pantes jadi mami”. “Iya si, cuma ya itu problemnya”. “Iya jablay”. Dia menanggapi obrolanku dengan santai juga, kadang tanganku mengelus pahanya. “udah gak tahan ya mas”, godanya sambil membiarkan tanganku mengelus2 pahanya. Rabaanku semakin lama membuatnya semakin napsu. Dia membuka pahanya agak lebar. Melihat dia mengangkangkan pahanya, tanganku bergerak ke atas ke selangkangannya. Jari2ku mulai mengelus belahan Apemnya dari luar. “Mas”, katanya, “Aku udah basah mas”. “Udah napsu banget ya nad, aku juga sudah napsu”.

Rumahnya besar ya mas”. “Iya, dibelakang ada kolam renangnya, mo renang gak”. “Gak bawa baju renang mas”. “bugil aja, repot amat sih”. “Ih si mas, maunya tu”. “Kamu juga mau kan”. Dihalaman belakang ada kolam renang kecil yang dinaungi oleh rimbunnya pepohonan yang ada. Tembok tinggi menghalangi pandangan orang luar yang mau mengintip ke dalam. Dia langsung saja melepas tanktopnya, kemudian celana ketatnya. Pakaian diletakkan di dipan yang ada dipinggir kolam. Dipan itu ada matras tipisnya dan dipayungi rimbunnya pohon. Aku melotot memandangi tubuhnya yang hanya berbalut daleman bikini. Karena CDnya mini, jembutnya yang lebat berhamburan dari bagian atas, kiri dan kanan CDnya. Segera dia mencebur ke kolam, sementara aku membuka kaos dan celananya, sehingga hanya memakai CD. Rudalku yang besar, karena sudah ngaceng, tercetak jelas di CDku. Kemudian aku pun nyebur ke kolam, menghampirinya dan memeluknya. Bibirnya kucium, lidah kami saling berbelit.

Aku menarik ikatan branya sehingga terlepas, kemudian meremas2 toketnya sambil memlintir pentilnya. Segera pentilnya menjadi keras. “Toketmu kenceng ya Nad. pentilnya gede.”, kataku. Dia diam saja sambil menikmati remasanku. Rudalku yang keras menekan perutnya. “Mas, ngacengnya sudah keras banget”, katanya. “Kita ke dipan yuk” Aku sudah tidak bisa menahan napsuku lagi. Segera dia keluar kolam membawa branya yang sudah dilepas. Dia telentang didipan, menunggu aku yang juga sudah keluar dari kolam. Aku berbaring disebelahnya, bibirnya kembali kucium dengan penuh napsu dan aku kembali meremas2 toketnya sambil memlintir2 pentilnya. “Isep dong Mas” pintanya sambil menyorongkan toketnya itu ke wajahku. Langsung toketnya kuisep dengan penuh napsu. pentilnya kujilati dgn penuh nafsu.”Ohh.. Sstt..” erangnya keenakan. Aku mulai mengelus jembutnya yg nongol keluar dari CDnya, kemudian kususupkan jariku ke dalam CDnya. Jariku langsung menyentuh belahan bibir Apemnya dan kugesek-gesekkan dari bawah ke atas.

Gesekanku selalu berakhir di itilnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Apemnya langsung berlendir, lendir juga membasahi seluruh bagian dinding dalam Apemnya. “Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!” desahnya sambil menekan tanganku yang satunya untuk terus meremas-remas toketnya. Dia sungguh sudah tidak tahan lagi, “Mas, aku udah gak tahan nih”. Tali ikatan CDnya di kiri dan kanan pinggang kugigit dan kutarik dengan gigiku sehingga terlepas. Kedua kaki kukangkangkan sehingga tampak jelas bulu jembutnya yang lebat. Aku kembali meraba dan mengelus Apemnya. Aku menyelipkan jariku ke belahan Apemnya yang sudah basah dan menyentuh dinding dalam Apemnya. “Mas..! Aduuh! aku sudah enggak tahan, udah pengen dimasukkin”, pintanya. Aku tidak langsung memenuhi permintaannya, malah jariku beralih menggosok-gosok itilnya.

“Aduuh! mas..nakal!” serunya. Dia pun semakin tidak karuan, diremasnya Rudalku yang sudah keras sekali dari luar CDku. toketnya yang sudah keras sekali terus saja kuremas2, demikian juga pentilnya. “Ayo dong mas dimasukin, aku sudah benar-benar enggak kuu.. at!” rengeknya lagi. Kemudian kumasukkannya jariku ke dalam Apemnya yang sudah basah kuyup. Dengan tanpa menemukan kesulitan jariku menyeruak masuk ke dalam Apemnya. Apemnya langsung kukorek2, dindingnya kugaruk-garuk. Benjolan seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang Apemnya kumainkan dengan ujung jarinya hingga badannya tiba-tiba menggigil keras dan digoyang-goyangkannya pantatnya mengikuti permainan ujung jariku. Aku menelungkup diselangkangannya dan langsung mengulum bibir Apemnya. Cairan yang membasahi sekitar selangkangannya kujilati dan setelah bersih aku kembali mengulum bibir Apemnya.

Kemudian giliran itilnya mendapat giliran kukulum dan kulumat dengan mulut. Jariku kembali menyeruak masuk ke dalam Apemnya, dia benar-benar hampir pingsan. Tubuhnya kembali terguncang hebat, kakinya jadi lemas semua, otot-otot perutnya jadi kejang dan akhirnya dia nyampe, cairan Apemnya yang banjir kutampung dengan mulut dan tanpa sedikit pun merasa jijik kutelan semuanya. Dia menghela napas panjang, aku masih dengan lahapnya melumat Apemnya sampai akhirnya selangkangannya benar-benar bersih kembali. Apemnya terus kuusap2, demikian juga itilnya sehingga napsunya bangkit kembali. “Terus Mas.. Enak..” desahnya. “Ayo dong Mas.. aku udah gak tahan”. tetapi aku masih tetap saja menjilati dan menghisap itilnya sambil meremas2 toket dan pentilnya. Aku melepaskan CD, Rudalku yang besar dan lumayan panjang sudah ngaceng keras sekali mengangguk2. Dia kunaiki dan segera mengarahkan Rudalku ke Apemnya. Perlahan kumasukkan kepala Rudalku. “Enak Mas..” katanya dan sedikit demi sedikit aku meneroboskan Rudalku ke Apemnya yang sempit. Apemnya terasa sesek karena kemasukan Rudal besar, setelah kira-kira masuk separuh lebih Rudal mulai kuenjot keluar masuk.

“Terus Mas.. Rudalmu enak” erangnya keenakan. Aku terus mengenjot Apemnya sambil pentilnya kuhisap. Belum berapa lama dienjot, aku mengajak tukar posisi. Sekarang dia yang diatas. Diarahkannya Apemnya ke Rudalku yang tegak menantang. Dengan liar dia kemudian mengenjot tubuhnya naik turun. toketnya yang montok bergoyang mengikuti enjotan badannya. Aku meremas toketnya dan menghisap pentilnya dengan rakus. “Mas.. Rudalmu besar, keras banget..”, dia terus menggelinjang diatas tubuhku. “Enak Nad?’ tanyaku. “Enak Mas.. entotin aku terus Mas..” Aku memegang pinggangnya yang ramping dan menyodokkan Rudalku dari bawah dengan cepat. Dia mengerang saking nikmatnya. Keringatnya menetes membasahi tubuhku. Akhirnya, “Aku nyampe Mas” jeritnya saat tubuhnya menegang merasakan nikmat yang luar biasa. Setelah itu tubuhnya lunglai menimpa tubuhku. Aku mengusap-usap rambutnya sambil mencium bibirnya.

Setelah beberapa saat, Rudalku yang masih ngaceng dicabut dari dari Apemnya. Dia kutelentangkannya, dan aku naik ke atasnya. Kembali Apemnya kujilati. Kedua lututnya kudorong sedikit ke atas sehingga bukit Apemnya lebih menungging menghadap ke atas, pahanya lebih kukangkangkan lagi, dan lidah kujulurkan menyapu celah-celah Apemnya. Lidah kujulurkan dan kugesekkan naik turun diujung itil nya. Dia hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas-remas Rudalku dengan penuh nafsu. Cairan lendir yang keluar kembali dari Apemnya dengan lahap kuhisap. Bibirku terus mencium dan melumat habis bibir Apemnya. lidahku menjulur masuk ke dalam Apemnya dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutku menekan Apemnya, hidungku yang mancung menempel dan menekan itilnya.

Dia kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajah dengan sengaja kugeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidung tetap menempel di itilnya dan bibir tetap mengulum bibir Apemnya sambil lidah terus mengorek Apemnya. Dia tak kuasa membendung napsunya. “Oocch!Mas.. Teruu..Uus! Aku nyampe lagi mas”, suaranya semakin parau saja. Digoyangkannya pantatnya mengikuti irama gesekan wajahku yang terbenam di selangkangannya. Dijepitnya kepalaku dengan pahanya, badannya menggigil hebat bagaikan orang kejang. ia menarik nafas panjang sekali, semua cairan Apemnya kuhisap dan kutelan hingga habis semua cairan yang ada di sekitar Apemnya. Aku tetap dengan asyiknya menjilati me meknya. Kemudian jilatanku naik ke atas, ke arah perutnya. Lidahku bermain-main di pusarnya, sambil meraba dan meremas kedua toketnya, jilatanku juga semakin naik menuju toketnya. Jengkal demi jengkal jilatanku semakin naik. Mulutku sudah sampai ke dadanya.

Kini giliran toketnya kujilati, lidahku kini menari-nari di ujung pentilnya. Sambil aku meraba-raba dengan tangan kanan keselangkangannya, menggesek-gesek itilnya hingga Apemnya basah lagi, nafsunya naik kembali. Sementara tangan kiri tetap meremas toketnya, bibirnya kulumat. Dia membalas lumatan bibirku dengan penuh nafsu, kujulurkan lidahku masuk ke rongga mulutnya. Dia menghisap lidahku, secara bergantian dia juga menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan kubalas dengan hisapan pula. Kini aku membetulkan posisi sehingga berada di atasnya, Rudalku sudah mengarah ke hadapan Apemnya. Dia merasakan sentuhan ujung Rudalku di Apemnya, kepala Rudalku terasa keras sekali.

Bersambung.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © CERITA KITA - but you - Powered by cerita kita - Designed by by me -