- Home >
- FITRI
Idul Fitri memang hari yang
istimewa, hari kemenangan yang patut dirayakan terutama bagi mereka yang jauh
di tanah rantau seperti diriku ini. Momen itu semakin berarti karena aku sudah
hampir selama 6 tahun tidak pernah pulang kerumah atau memberikan kabar berita,
praktis hari itu adalah ajang reuni keluarga. Sejak lulus SMA aku nekad
merantau ke Pulau Dewata dengan sebuah janji kepada diri sendiri bahwa aku
tidak akan pernah pulang sebelum aku sukses. Bagi orang yang kurang berada
seperti aku, kesuksesan adalah sebuah mission imposible terlebih aku hanyalah
lulusan SMA sehingga berbagai carapun aku coba tanpa memperdulikan kata orang.
Awalnya aku bekerja seadanya, freelance dan asal-asalan, namun memasuki tahun
ketiga semuanya berubah seiring perkenalanku dengan seorang turis wanita asal
Jepang. Singkat kata aku menerima tawaranya untuk menjadi suami keduanya
sehingga berhak atas pengelolaan sebuah hotel dan spa yang dimilikinya.
Tepat H-3 pada Lebaran tahun 2014 kemarin, akhirnya untuk yang pertama kalinya
aku merasakan bagaimana riuhnya jalanan saat mudik. Dengan membawa Paj*ro Sport
kebanggaanku akhirnya aku sampai di kampungku tepat bersamaan dengan terbitnya
fajar. Isak tangis kebahagiaan ibuku terdengar begitu keras hingga akhirnya
membangunkan kakakku beserta isterinya yang sejatinya masih terlelap tidur.
Ternyata semua sudah sangat berubah, terutama Mas Irwan yang kini sudah
beristri dan mempunyai seorang anak.
Untuk merayakan itu, sorenya ibuku langsung mengadakan tasyakuran dengan
mengundang seluruh ibu-ibu pengajian dan membagian bingkisan yang memang sejak
kemarin memenuhi mobilku. Ternyata banyak pendatang baru di lingkunganku, para
ibu-ibu muda yang yang cantik, seksi dan anggun walau terbalut busana muslim
yang serba tertutup. Dan yang paling menyita perhatianku adalah Fitri yang
tidak lain adalah kakak iparku, tubuhnya yang setinggi hampir 170an membuatnya
terlihat bagaikan bintang model dengan kecantikan alami dan bentuk tubuh yang
aduhai hingga membuatku merasakan ‘cinta pada pandangan pertama’ untuk yang
kedua kalinya seumur hidupku. Tak jarang pandanganku beradu dengan tatapan
malu-malunya, karena aku memang tidak bisa menyembunyikan ketertarikanku
padanya. BHnya yang berukuran 35an membuatnya semakin enak dipandang,
dibayangkan dan mungkin juga enak untuk dinikmati.
Oya namaku Lukman (Lucky Man), namun biasa dipanggil Luki, umur 26tahun, tinggi
176, berat 70kg, kulit sawo matang, badan tegap atletis dan bodi yang menawan
karena memang itulah modal kesuksesanku menaklukan hati isteriku. Satu yang
paling special adalah ukuran kontolku yang memang sudah aku permak disana sini,
dengan ukuran panjang 23cm, diameter 4.3, berurat kasar khas kontol hunter dan
tertanam 3 butir mutiara dibagian bawahnya membuat setiap memek yang aku entot
ketagihan.
Kembali ke cerita, entah mengapa aku tidak dapat menahan rasa ‘cinta lokasi’
kepada Mbak Fitri padahal sebelumnya aku tidak pernah sekalipun tertarik dengan
para tamu hotel yang hampir selalu berpakaian mini, seksi dan terbuka. Aneh
memang, mungkin otakku sudah terbalik, mengagumi wanita berpakaian tertutup,
berhijab dan menyukai orang yang tidak seharusnya. Hatiku berdebar semakin
hebat saat tanpa sengaja Mbak Fitri menabrak aku ketika sedang buru-buru
menyiapkan takjil buka bersama untuk para undangan ibuku. Aroma tubuhnya
tercium seketika, merasuk jauh ke lubuk dan membuatku seperti mabuk. Aku
terpana dan aku terpesona oleh semua yang ada pada dirinya, aku benar-benar
dibuatnya jatuh dalam cinta yang tak seharusnya.
Kesempatan datang saat malam takbiran, ketika itu aku mengajak semua untuk
berjalan-jalan melihat keramaian kota yang dipenuhi takbir keliling. Namun
karena Mas Irwan mengurusi zakat di masjid, maka hanya isteri dan anaknya yang
menemani ibuku. Karena jarak yang lumayan jauh, tidak kusangka Ibu dan
keponakanku yang ada dipangkuanya sudah terlelap tidur. Saat kubangunkan Ibuku
justru memilih untuk menjaga cucunya di dalam mobil dan menyerahkan model
pilihan bajunya kepada Mbak Fitri. Meski kecewa karena tidak dapat memanjakan
Ibu untuk berbelanja, namun disaat bersamaan aku bahagia bisa berduaan dengan
Mbak Fitri. Entah Ge-eR atau memang kami merasakan hal yang sama, kulihat Mbak
Fitri sangat antusias, tak henti-hentinya dia tersenyum lepas dan bersemangat
memilah serta memilih baju ditengah kerumunan orang yang berjubel di toko.
Diluar dugaan, ternyata cashier toko itu adalah teman SMP sekaligus sainganya
sehingga ajang itu dipakai Mbak Fitri sebagai ajang pamer. Dengan menginjak
kaki dia memberi kode agar aku kooperatif dan mengikuti sandiwaranya. Entah apa
yang dipikirkanya, yang jelas dia memperkenalkan aku sebagai suaminya dan
memamerkan ketampananku sebagai pembanding pacar yang telah direbutnya dulu.
Benar-benar kesempatan dan kesempitan, hal itu aku manfaatkan untuk merasakan
hangat tubuh Mbak Fitri dengan pelukan.
“pakai uang aku aja Mah! Kataku sambil menyerahkan dompet kepada Mbak Fitri
Saat dia membayar dan memamerkan isi dompetku itulah aku melingkarkan tanganku
ke pinggangnya dengan pelukan erat sambil berimprofisasi memamerkan kemesraan
mengelus perutnya yang hangat. Oooohhh…nikmatnya, gumamku dalam hati saat
berhasil memanfaatkan keadaan yang berdesakan dengan menggesek dan menekan
kontolku yang sudah menegang di dalam celana ke pantatnya yang hangat. Puas
berduet pamer kamipun keluar toko dengan wajah penuh kepuasan, aku puas
melampiaskan kenakalan tanganku dan Mbak Fitri puas membalas kekalahanya di
masa lalu. Tak ingin kehilangan momen, aku mengajak Mbak Fitri untuk mampir ke
kafe yang berada tak jauh dari toko itu.
“oya, Maaf ya Mbak…mungkin tadi aku terlalu over acting! Kataku
‘tidak apa-apa Dik, aku justru yang harus berterimakasih…katanya belum selesai
“waaah…beneran nih tidak apa-apa?? tanyaku sambil nyelonong menggenggam
tanganya
“jadi…aku boleh meluk Mbak lagi? Sambungku kemudian
Keberanianku memanfaatkan kesempatan berbuah manis, Mbak Fitri tiba-tiba
terpaku dengan wajah memerah malu, menunduk dan menghela nafas panjang. Bagiku
yang terpenting saat itu dia tidak marah atau menjawab pertanyaanku dengan
penolakan. Dengan sendirinya ‘tidak menolak’ akan berubah menjadi ‘ iya’ dan
sesuai pengalamanku maka itulah yang akan terjadi.
“kok diam Mbak…mau pesan apa? tanyaku sambil meremas tanganya
‘mmmm…juice alpukat aja Dik, sama…roti bakar! Jawabnya gagap karena gugup
Akupun menuju meja resepsionis dan membawa sendiri menu pesananku yang mana di
dalamnya telah aku berikan obat perangsang. Beruntung bekal kecilku “serbuk
obat perangsang’ yang selalu standby di dalam dompet tidak terjatuh saat
pembayaran di toko. Masih ada waktu, gumamku dalam hati sambil melihat jarum
jam yang menunjuk angka 20:40 WIB. Seperti biasanya, obat itu akan bereaksi
sepuluh menit kemudian yang berarti aku harus mengulur waktu selama itu dengan
berbincang ringan agar dia betah dan tidak buru-buru balik ke mobil.
“ini Mbak pesananya, selamat menikmati! Kataku bergaya seperti seorang pelayan
baginya
“mau pesan apa lagi Mbak…tanyaku sambil tersenyum
‘bisa aja kamu Dik! Jawabnya sambil tertawa nyengir
Semua berjalan sukses, obrolan dan gaya bercandaku membuatnya cukup nyaman
sehingga sepuluh menit yang kunantikan berlalu dengan cepatnya. Aku melanjutkan
aksiku dengan memuji keberuntungan Mas Irwan mendapatkan dirinya, aku memuja
kecantikanya dan tak lupa aku berandai-andai jika aku yang mengenalnya lebih
dulu mungkin mala itu akan berbeda serta lebih indah pastinya. Diluar dugaan
dia merespon baik ucapanku dan tidak keberatan saat aku mengajaknya pindah
duduk ke sofa yang berada di pojok kafe. Sofa yang kelihatanya baru dipakai
untuk ajang mesum sepasang ABG yang baru keluar dari kafe. Tujuan sama yang
ingin aku lakukan terhadap Mbak Fitri karena letaknya yang berada jauh
dibelakang sehingga tidak terlalu terjangkau temaram sinaran lampu.
“romantic ya Mbak? Pasti sering beginian ya dengan Mas Irwan? Tanyaku
‘mmm…boro-boro romantic, ngobrol berdua gini aja gak pernah Dik! Jawabnya
Sepintas aku melihat wajahnya sedikit berkeringat pertanda obat itu sudah
mengambil sebagian akal sehatnya dan mengisi otaknya dengan kemesuman. Akupun
mengambil tisu dan mengusap keringat yang ada di keningnya hal itu aku lakukan
untuk mengetes reaksinya, karena tujuanku sebenarnya adalah untuk mendekatkan
diri sedekat mungkin untuk menciptakan debar-debar cinta di hatinya. Tak lupa
aku menghembuskan nafas panjangku ke wajahnya, terutama bibirnya yang tipis dan
menggemaskan. Responya cukup alamiah, Mbak Fitri memejamkan mata menjawab
perlakuan mesra yang aku berikan. Itu sudah cukup bagiku, tanpa perlu
diterjemahkan dengan kamus atau google translate, hal itu aku artikan sebagai
bentuk takluk bahwa dia telah menyerah oleh gairah.
EMMUUUAAAACHHH,… sebuah kecupan mesra dan lumatan kecil aku daratkan ke
bibirnya yang merekah ranum. Sejurus kemudian aku melanjutkan aksiku dengan
memanjakan tanganku, melingkarkan tanganku ke pinggangnya dan meraih toketnya
yang menggantung kenyal. Uuuuhhhh, ternyata dia sudah sangat terangsang hal itu
aku rasakan dari bentuk dan kekerasan toketnya yang sudah cukup hebat.
SSSTTTTT…AAH… desahan ringan Mbak Fitri membuatku semakin bersemangat
bergerilnya di tubuh seksinya dan akibatnya akupun lupa daratan, seakan-akan
aku melayang ke awang penuh rangsang.
‘maaf Om, ini kafe bukan untuk ajang mesum…kata seorang karyawati kafe
‘jika ingin bermesraan, lebih baik ke penginapan sebelah saja…itu lebih sopan!
Lanjutnya
SIALAAN!!! Umpatku dalam hati menyembunyikan malu dan segera membayar apa yang
telah aku pesan dengan beberapa lembaran seratus ribuan sekaligus sebagai uang
tip karena dia telah menunjukan tempat aman ‘penginapan’ untuk aku bermesraan.
Beruntung Mbak Fitri sudah dipenuhi nafsu, sehingga rasa malu itu cepat berlalu
dan tidak sempat membuatnya tersadar telah jatuh dalam jerat bejatku. Beruntung
masih ada sisa satu kamar untuk aku, sehingga membuatku benar-benar layak
menyandang nama Lucky-Man. Hehehehehe.
Begitu masuk kedalam kamar, aku langsung memapah tubuh penuh gairah Mbak Fitri
dan menaruhnya diatas singgasana kasur. Dengan alasan memberikan sebuah rasa
baru langsung menarik paksa kancing bajunya hingga terkoyak dan membuat kancing
bajunya berterbangan kesegala arah. Begitu juga denganku yang langsung
memelorotkan celana dan bajuku hingga hanya menyisakan CD putih di
selangkanganku. Entah karena pengaruh obat atau memang berbakat maksiat, Mbak
Fitri tidak memprotes perlakuan kasarku. Dengan tidak lah kasar dia menarik BH
dan CDnya hing sobek dan terlepas dari tubuh mulusnya.
Emuah…emuah…emuah…emuah… ciuman bibir yang bertubi dan melumat penuh nikmat
meresmikan hari jadi perselingkuhan kami. Kami berguling ke kanan dan kiri,
bergantian saling menindih menggeliat penuh nikmat seakan-akan darah kami sudah
mendidih. Sluuuurrpppp…emuah…emuah… tak sungkan aku mencium, melumat dan
menghisap toketnya layaknya seorang bayi yang sedang menetek. Aksi itu membuat
Mbak Fitri semakin terbuai dalam badai birahi.
‘ini…gede banget Dik? Bisik Mbak Fitri meraba kontolku yang masih terbungkus CD
“bukanya kamu lebih suka yang gede gede? Tanyaku manja
‘tapi…kok ada benjolanya, jangan-jangan kamu punya penyakit kelamin yah? Tanya
Mbak Fitri
“enak aja, kontolku sehat dan steril Mbak, nih lihat!! Kataku memelorotkan CD
Aku meyakinkan dirinya bahwa itu adalah mutiara, yang sengaja aku tanam melalui
operasi bedah ringan untuk menambah sensasi dalam bercinta. Mendengar itu Mbak
Fitri tampak sangat antusias dan langsung menciumi palkon dengan penuh
penghayatan, sambil tanganya secara bergantian mengocok dibagian pangkalnya.
MMMM…nikmaaaaaaattttt, desisku dalam hati merasakan jari-jari lembut Mbak Fitri
memainkan kontolku dengan lihai.
“masukin aja yah! Kataku sambil menunjuk jam
‘heem…terserah kamu deh! Jawabnya centil
BLESSSSSSSSSSSSSSSS… dengan sedikit menghentak, kontolku menyusup kedalam
memeknya yang sempit nan menggigit. OOOoouughhh, separuh kontolku tertelan
sempurna sementara separuhnya lagi masih diluar menikmati sentuhan geli ujung
jembut Mbak Fitri. Hemmmmm….Mbak Fitri yang berada dibawah pengaruh obat
perangsang seakan tidak tahan dengan gayaku yang sengaja perlahan menikmati
detik demi detik sensasi kontolku melaju maju. Dengan kuatnya dia menarik
tubuhku kedalam pelukanya dan langsung berguling sehingga tubuhnya berbalik
berada diatasku untuk bergaya women on the top.
Aaauuuwwghhhhh…seperti dugaanku, obat itu membuatnya tampak seperti seorang
rodeo yang mencoba menaklukan seekor kuda liar. Tubuhnya melonjak naik-turun,
bergoyang dan menggelinjang mengocok kontolku dengan memeknya. Praktis hal itu
membuatku meringis menahan geli yang bertubi tubi menghujaniku. Tidak ada
penampakan alim atau kalem yang selama ini aku kagumi dari dirinya, ternyata
dia mempunyai bakat binal diatas ranjang. Sungguh wanita yang pandai
memposisikan diri, kapan haru alim, kapan harus liar dan itu membuatku semakin
menyukainya.
Seiring dengan waktu goyangan Mbak Fitri semakin menjadi-jadi, bahkan ketika
posisi tubuhnya membungkuk untuk melumat bibirku, pantatnya tetap berayun naik
turun menggoyang kontolku yang seudah sangat keras. Awh…au….oouughhh… racau
Mbak Fitri merasakan betapa nikmatnya benjolan mutiara kontolku menjejali bibir
memeknya 3X lipat dari gerakan naik turunya, karena memang 3 mutiara itu aku
tanam sejajar dan segaris dibagian bawah.
‘Dik…aku…aku belum pernah merasakan yang seperti ini! Katanya terbata
“sama Mbak, aku juga belum pernah merasakan sensasi yang begini. Jawabku
‘bagaimana jika aku ketagihan? Tanya Mbak Fitri polos
“tinggal sms aja, pasti aku kasih kok! jawabku santai
‘kalau kamu sudah balik ke Bali? Tanya Mbak Fitri penuh khawatir
“aku akan usahakan untuk pulang setiap bulanya Mbak! Jawabku
Tiba-tiba HPku berbunyi dan itu adalah telepon dari Mas Irwan yang menanyakan
keberadaanku serta berpesan bahwa dia masih di Masjid serta menaruh kunci rumah
di pot bunga teras. Dengan berusaha setenang mungkin aku menjawab dalam
perjalanan pulang, namun entah mengapa Mbak Fitri justru mempercepat
goyanganya. Tidak ada wajah bersalah diraut mukanya, bahkan pandangan matanya
tampak genit seakan-akan menantangku keberanianku. Begitu obrolanku usai, aku
langsung meminta Mbak Fitri berposisi doggy style dan langsung aku tusuk dari
belakang dengan penuh semangat.
PLAKKKK…PLAAAAAAAKKKK…PLAAAAAKKKKKKKK… suara kecipak hebat menyertai gerakan maju
mundur kontolku. memek sempitnya kini telah tercetak sempurna seukuran kontolku
seakan-akan memang tercipta untuk (kontol) ku. Terus. Terus dan teruuuus,
kocokanku semakin kuat, semakin hebat dan semakin dalam hingga membuat tubuhnya
berayun maju-mundur sejalan dengan hentakanku. Selang beberapa menit kemudian
akhirnya kontolku mengedut hebat dan sebagai peresmian hubungan akupun memaksa
Mbak Fitri untuk mengulum kontolku serta menelan seluruh spermaku.
CROOOOOOOOOOTTT…CROOOOOOTT… spermaku meluncur deras kedalam mulutnya tanpa bisa
ditolak atau dihentikan karena aku memang sudah mengunci kepalanya dengan
menjambak rambutnya sehingga mudah mengontrol gerakan kepalanya.
Uuuhhukkkk…uhukkk..huwwooookkkk, Mbak Fitri tersedak hebat sampai-sampai
sebagian spermaku keluar dari hidungnya. Tetapi aku tetap kukuh pada niat
awalku yakni membuatnya meminum semua spermaku dan pada akhirnya usahaku
sukses, meski membuatnya sedikit kesal karena ini adalah pertama kalinya dia
mengulum kontol dan meminum sperma lelaki.
‘kamu jorok banget sih, asin banget rasanya! Gerutu Mbak Fitri
“kata orang, wanita yang meminum spermaku akan selalu ingat dan tidak akan
pernah bisa melupakan aku! Jawabku
‘bagaimana bisa lupa, jorok begitu! Jawabnya
“mmmm…udah jangan dibahas, coba pakai ini deh biar tambah cantik! Jawabku
menyodorkan kalung
Dasar wanita giliran dihadiahi sebuah kalung emas, wajahnya langsung berubah
sumringah, berseri dan kembali manja nan mesra seakan-akan tidak ada masalah
lagi. Selesai membersihkan diri dan memakai pakaian yang baru dibeli, kami
langsung kembali menuju mobil karena hari sudah semakin malam. Beruntung ibu
dan keponakanku masih tertidur dan baru terbangun saat kami sudah sampai di
depan rumah sehingga tidak ada Tanya atau curiga. Begitu juga saat sampai rumah,
Mas Irwan juga masih di Masjid sehingga semuanya aman terkendali hingga sempat
membuatku berani masuk ke kamar Mbak Fitri dan kembali ngentot memeknya yang
masih becek untuk yang kedua kalinya dalam satu malam. Jika Idul Fitri adalah
kemenangan untuk banyak orang, maka Adult Fitri adalah kemenanganku seorang dan
itu semakin mengukuhkan hari itu sebagai hari yang paling special dalam
hidupku.
Hari yang dinanti jutaan orang akhirnya tiba juga, suasana riuh penuh
kemenangan langsung terlihat nyata meskipun mentari pagi belum memberikaan
kehangatan. Dengan terpaksa akupun bangkit dari tempat tidurku meski tubuhku
letih akibat kelelahan ngentotin Mbak Fitri. Berbanding terbalik dengan kondisi
Mbak Fitri yang ceria dan berseri menyambut pagi dengan pakaian yang semalam
aku beli, sangat pas dengan lekuk tubuh dan gaya busananya yang anggun.
Sayangnya keadaan rumah sangat tidak memungkinkan sehingga kamipun hanya bisa
berbincang dengan bahasa tubuh semata.Seperti lebaran pada umumnya, pagi itu
aku, Mbak Fitri dan Mas Irwan selaku yang lebih muda mengunjungi rumah demi
rumah untuk bermaaf-maafan. Tak jarang mataku terbelalak saat melihat begitu
banyaknya perubahan yang ada, terutama para wanita dan ibu muda yang
berpenampilan menarik, cantik dan bergaya. Maklum, sebagian dari mereka adalah
pemudik dari kota sehingga mempengaruhi pembawaan mereka menjadi sok modern dan
modis. Salah satunya adalah Rina yang tidak lain adalah teman SMA sekaligus
tetangga sebelah rumahku. kepribadianya yang genit semakin terlihat sempurna
dengan gaya pakaianya yang sangat ketat dan tipis sehingga membuat lekuk
tubuhnya terlukis jelas di mata. Ditambah lagi keadaanya yang berkeringat
membuat underwear (BH dan CD) yang dia kenakan terlihat jelas berwarna
Merah.Jujur aku tidak dapat menyembunyikan naluri kelelakianku yang terpesona
oleh bodi seksinya, hingga membuat Mbak Fitri uring-uringan karena cemburu
meski sedang bersama suaminya. Menjelang siang suasana jalanan mulai lengang,
tidak terlihat lagi lalu lalang orang-orang yang hendak bermaafan karena
sebagian besar dari mereka sudah beralih keluar kampung untuk berkunjung
kerumah sanak keluarga. Begitu juga dengan Mas Irwan yang berencana pergi
kerumah mertuanya sekaligus mengantarkan Mbak Fitri yang kangen dengan ortunya.
Mereka pun mengajak aku untuk sekalian diperkenalkan kepada mertuanya sekaligus
mengantar mereka karena aku tidak mempunyai acara.Di sepanjang perjalanan itu
kami lebih banyak diam, keberadaan Mas Irwan membuat aku dan Mbak Fitri tidak
sehangat semalam. Beruntung perjalanan kerumahnya hanya membutuhkan waktu satu
jam sehingga aku tidak terlalu lama dalam jenuh. Sesampai dirumah ortu Mbak
Fitri, suasananya sangat ramai dan dipenuhi oleh beberapa wanita cantik,
terutama adiknya Mbak Fitri yang bernama Vika dan Vita yang merupakan saudara
kembar.Skip, memasuki sore Mas Irwan memintaku untuk mengantarkan Mbak Fitri
kerumah teman SMAnya yang kebetulan juga baru datang dari kota dan sudah lama
tidak bertemu, sementara dia harus menemani Ayah Mertuanya bermain skak. Aku
menebak itu hanya akal-akalan Mbak Fitri semata dan ternyata memang begitu
adanya. Sesampai ditengah perjalanan Mbak Fitri mengungkit kejadian tadi pagi,
dimana aku merespon hampir setiap gerak genit Rina dengan
antusias.“sayaaang…kamu tahu gak, aku melakukan itu agar terkesan aku menyukai
Rina dan Mas Irwan tidak mencurigai hubungan kita… kataku beralasan‘masa sih,
kamu serius kan? Tanya Mbak Fitri“kamu cemburu yah?? Berarti sandiwaraku cukup
meyakinkan, sampai-sampai kamu juga menilai aku begitu! Jelasku sambil mengecup
keningnya
Dalam hitungan detik, suasana hatinya yang dipenuhi gemuruh api cemburu berubah
menjadi api gairah dan membuat kebersamaan kami semakin mesra. Tak kuasa
menahan mahadaya cinta, kamipun berciuman hebat dan saling melumat meskipun
pada saat itu mobil kami berada ditepian jalan yang pasti akan memantik curiga
siapapun yang melihatnya. Kegilaan kami berlanjut dengan mencoba sensasi baru
yakni bercinta sambil jalan-jalan. Akhirnya aku memelorotkan celana dan CD-ku
serta tetap mengemudi seperti biasanya, sedangkan Mbak Fitri membuka kancing
bagian atas bajunya dan bersiap mengulum kontolku dengan bibirnya. Disaat
jalanan sepi dan halus, aku menyempatkan tanganku untuk meremas dan memainkan
toketnya namun kembali memegang kemudi saat jalan memasuki tikungan atau
ramai.Hemmmmm…aaaarrggghh… aku merem melek dibuatnya, sensasi blowjob dijalanan
memang sangat mengesankan. Begitu juga dengan Fitri, gelora birahinya semakin
menjadi-jadi hingga membuatnya kehilangan rasa malu. Tanpa sungkan dia merengek
untuk segera aku entot karena memeknya sudah sangat basah oleh lendir
kenikmatan. Tapi dimana?? Gumamku dalam hati sambil terus melajukan kendaraan
dengan perlahan menengok kiri dan kanan mencari tempat yang kurasa aman. Dan
pilihanku jatuh pada sebuah warung yang berada dibawah pohon waru yang rimbun
untuk menuntaskan aksi birahi kami. Tanpa berfikir panjang aku langsung
menepikan kendaraan, menyalakan lampu hati-hati dan memasang segitiga pengaman
di depan dan belakang mobil.Seperti dugaanku, warung itu sedang kosong dan
merupakan sebuah warung yang sedianya diperuntukan untuk istirahat karena
memang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk. Selain teduh, tempat itu
cukup aman dan nyaman untuk berduaan terutama di kursi panjang yang ada diujung
paling belakang. Dari situ aku bisa melihat jauh kedepan dengan jelas,
sementara dari depan kursinya cukup tersamarkan dengan adanya semak yang berupa
rumput gajah pakan ternak. Sejalan dengan pikiranku, Mbak Fitri langsung
mengerti apa kemauanku dengan langsung menyingsingkan gaun panjangnya untuk
memelorotkan CD merah yang telah basah.‘mmm…ayo buruan sayang…pengen banget
nih! Katanya genit“iya honey…jawabku tak kalah mesraDengan posisi doggy style
sambil berdiri Mbak Fitri menunggingkan pantatnya dan membuka pahanya
lebar-lebar sambil berpegangan pada sandaran kursi yang menjadi tumpuan
tubuhnya. Perlahan aku langsung mengarahkan kontolku ke belahan pantatnya dan
menggeseknya naik turun untuk merangsang memeknya sekaligus membuat licin
palkon dengan lendirnya. BLESSSSSSSSSS….aaaahhhh, dengan tusukan menghentak
kontolku langsung amblas kedalam memek beceknya yang merekah merah. Maju-mundur
aku menggoyangkan kontolku agar semakin dalam tertelan lubang surganya. Terus
dan terus, goyanganku semakin lama semakin dalam, semakin kuat, semakin cepat
dan semakin menghasilkan nikmat.‘aawh…mmm…ah…ah..ah…enaaakk bangeet
sayaaang…ayo kocok teruuu…uussss! Racaunya‘iya…iyaaa…mmm..itu gesek terus
bagian itu! racaunya menikmati benjolan kontolku“honey…mmmm…enak banget
memekmu…aku sayang kamu! kataku memujiTubuh Mbak Fitri semakin goyah seiring
dengan kocokanku yang semakin liar, tubuhnya berayun maju mundur mengikuti laju
kontolku. hemmmmmm…aaahhhh…plakkk…plaaaaaaakkkk… suara kecipak memeknya semakin
menjadi seiring dengan gerakan maju mundur kontolku yang mengaduk-aduk dalam
memeknya. Aaaaaaaahhhhh….Mbak Fitri terus mendesah penuh gairah, terus dan
terus hingga akhirnya di tutup dengan hisapan dan kedutan hebat dari memeknya.
Cruuuuuuttt…Mbak Fitri kelojotan tertimpa berjuta kenikmatan orgasme, kakinya
mengejang, tanganya gemetar dan kemudian diapun ambruk ke kursi bamboo yang ada
di bawahnya.
‘gila…enak banget ngentot disini! Pujinya“iya Mbak…sensasinya emang beda…jujur
ini pertama buatku ngentot ditepi jalan! Kataku‘sama…aku juga! jawabnya sambil
terengah menghela nafasTak ingin kehilangan momen, dengan segera aku kembali
menusukan kontolku ke lubang memeknya yang masih menganga tercetak seukuran
kontolku. PLUUUUUGGGG…dengan mudah kontolku menyusup masuk dari sela belahan
pantatnya dan langsung kugerakan maju mundur dengan cepat hingga membuat kursi
bamboo itu berderit dan bergeser. Aaaaaaaaaaaaahhhh…aku tidak peduli dengan
rengekanya yang meminta jeda, bagiku rengekan itu seperti nyanyian merdu yang
membangkitkan gairah dan semangatku. Terus…terus dan teruuuusss…
plaakkkk…plaaakkkk…plaaaaaaakkkk… suara becek memeknya semakin jelas terdengar,
melukis seberapa besar nikmat yang menyerang memeknya. Buih-buih putih
menghiasi tepian memeknya, meluber ke pantat dan juga menuruni pangkal pahanya
menggambarkan betapa beceknya memek Mbak Fitri.Aaaaaaaaaaaahhhhh…kusadari
kamipun bermandikan keringat, terik sang surya berpadu dengan panasnya
permainan kami, membuat darah kami semakin mendidih hebat. Jantungku berpacu
dengan cepatnya mengalirkan berjuta nikmat ke sekujur tubuh dan memberikan
kedutan-kedutan dahsyat seakan-akan nikmat itu ingin keluar dari tubuh kami.
Seperti dugaanku beberapa menit kemudian pertahanku menjadi berantakan,
layaknya alcohol di dalam botol yang terus di kocok hingga bertekanan tinggi,
akhirnya spermaku meluncur deras kedalam memeknya tanpa bisa aku tahan.
CROOOOOOTTT… CROOOOOOOOTTTTTTTTT….CROOOTT… cukup banyak dan kental, spermaku
memenuhi ruang didalam memeknya hingga karena terlalu banyaknya maka sebagian
langsung meluber dari sela-sela memeknya meluap hebat ke
selangkanganya.“aaaaaaaaaaahhhh…enak banget Mbak! Bisikku sambil mencabut
kontolu perlahan‘iya…kontolmu hebat banget! Pujinya sambil bergegas merapikan
baju‘yaahhh…gaunku basah nih, banyak banget sih?? Gerutu Mbak Fitri“udah ayo
buruan ke mobil, nanti dibersihin pakai tisu! JawabkuAkhirnya kamipun kembali
kedalam mobil dan kembali melaju dengan tujuan yang tidak tentu, karena memang
niat kami sebenarnya hanyalah memanjakan nafsu alias menjauh dari Mas Irwan agar
bisa berduaan. Jujur ada rasa bersalah yang teramat sangat kepada Mas Irwan,
namun apa daya gairah yang ada pada diriku jauh lebih besar dibandingkan dengan
rasa bersalah itu
Begitu sampai rumah, suasananya terlihat semakin ramai terutama karena kehadiran
teman-teman kuliah Vita dan Vika yang memenuhi teras rumah. Syukur deh Mas
Irwan tidak ada, gumamku dalam hati sambil mencuri pandang kearah Vika dan
teman-temanya yang terlihat seperti cabe-cabean segar. Karena capek dan sudah
sore, akupun segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dari bau
keringat yang menyengat dengan harapan bisa langsung istirahat secepat dan
selama mungkin karena staminaku cukup drop melayani nafsu Fitri. Namun apa
boleh buat keadaan berkehendak lain, selepas mandi dan berganti baju tiba-tiba
Mbak Fitri mengetuk pintu kamar tamu yang aku tempati untuk meminta tolong agar
aku mau mengantarkan Vita dan Vika kerumah temanya.“aku capek banget sayang!
Kataku berbisik lirih‘iya aku tahu, tapi pliiiisss…tolong sekali ini saja soalnya
motornya mau aku pakai ama Mas Irwan muter-muter! Jawabnya menjelaskan“iya deh,
tapi janji yah…jangan macam-macam dengan Mas Irwan! Kataku genit‘dasar
gila…iya-iya, dari semalam aku sudah bilang lagi ‘Menstruasi’ kok, jadi selama
seminggu ini aku Cuma milikmu! Jawabnya mengejutkan‘justru kamu tuh yang harus
janji, ingat yah…mereka itu masih polos, jadi jangan macam-macam dengan adikku
atau aku akan buat perhitungan denganmu! Jawabnya balik mengancam“iya deh,
mereka juga adikku! Jawabku sambil mencubit toketnyaSIALAN AKU DIANGGAP TUKANG
OJEK! Gumamku dalam hati sambil bersiap berganti baju lagi untuk menyesuaikan
dengan mode anak muda sekarang. Aku memilih pakaian casual yang santai, yakni
sebuah celana pendek dan T-shirt shurfing dengan warna cerah agar terlihat
lebih muda. Sementara untuk mendongkrak staminaku yang dropa, aku terpaksa
mengkonsumsi sebutir obat kuat dengan harapan bisa segera fit. Namun sialnya
justru kontolku yang lebih fit, terlebih saat itu aku tidak memakai CD sehingga
gesekan kain celana itu membuatku terangsang. Yang ada aku menjadi salah
tingkah dan sibuk menyembunyikan kontolku yang menegang hebat dari pandangan
ketiga cewek tersebut. Oya, Vita dan Vika berumur 22an, tinggi 165an, kulit
putih dan rambut lurus dengan ukuran BH yang aku taksir 34an. Sementara satu
temanya bernama Erika, biasa dipanggil Rika, umur 23tahun, tinggi 170an, rambut
lurus sepinggang, mata sipit, kulit putih, BH lebih dari 34 dan berwajah cukup
oriental.
Ternyata rumah Rika cukup besar dan mewah untuk ukuran orang yang ada di
daerahku, namun anehnya rumah itu sangat sepi kontras dengan suasana Hari Raya
yang ramai. Ternyata ortu dan semua keluarganya pergi ke Bandung untuk berlibur
karena kebetulan memang beragama katolik sehingga tidak merayakan lebaran.Beberapa
saat kemudian satu persatu teman Rika yang lain mulai berdatangan dengan gaya
pakaian yang cukup seksi dan mini berbanding terbalik dengan pakaian Vita dan
Vika. Namun ternyata dugaanku salah, karena tanpa sepengetahuanku kini Vita dan
Vika sudah berganti baju yang sejenis dengan mereka. Anehnya aku menjadi
satu-satunya lelaki yang berada di rumah itu sehingga membuatku tak nyaman dan
memilih menunggu di dalam mobil. jujur sebenarnya hatiku ingin berada
ditengah-tengah mereka, namun karena kontolku tidak mau berkompromi maka akupun
pasrah di dalam mobil dan ketiduran.Aku baru bangun saat jam menunjuk angka
22:30, Mbak Fitri yang khawatir aku berlaku cabul dengan kedua adiknya mengecek
kegiatanku dengan video call. Melihat kondisiku yang Bete sendirian di dalam
mobil membuatnya lega dan bahkan mentertawakan aku sambil berpesan untuk tetap
menunggu Vita dan Vika. Spontan aku menolak perintahnya itu, namun setelah
mendengar penjelasanya akupun mengiyakan saja. diluar dugaan ternyata yang
membuat Fitri menyuruhku mengojek adiknya adalah karena kedua adiknya memergoki
Fitri saat berganti pakaian dan bahkan mengecek CDnya yang belepotan spermaku.
Dengan kata lain, Vita dan Vika mengetahui perselingkuhanku dengan
Fitri!Pantesan mereka sering cengengesan (tertawa) saat di dalam mobil! tetapi
kenapa mereka tidak takut atau minimal berfikir negative tentangku?? Harusnya
mereka takut berdekatan dengan lelaki cabul sepertiku. Penasaran dengan
kegiatan mereka di dalam rumah, akupun berinisiatif masuk dengan mengendap untuk
memata-matai mereka namun ternyata aku sudah telat. Satu-persatu mereka keluar
dari dalam rumah dengan sedikit geloyoran, begitu juga dengan Vita dan Vika
yang tampak gontai berjalan ke arahku. Ternyata mereka baru saja berpesta
miras, hal itu aku ketahui dari aroma alcohol dan gaya mabuk mereka yang
ngelantur tidak jelas.“buruan masuk mobil, Mbak Fitri sudah khawatir! Kataku
bersikap tegas‘Mbak Fitri atau ayang Fitri? Hahahahahah… celetuk Vita‘udahlah
Mas, sama-sama rusak gak usah menggurui. Sahut vika‘iya…lebih parah lagi
kalian, masa selingkuh dibelakang Mas irwan?? Kata Vika menambahkanAku memilih
diam dan mencoba mencari solusi agar celotehan mereka tidak terdengar orang
rumah terutama Mas Irwan karena jika itu terjadi maka akan kiamat bagiku. Dalam
perjalanan pulang itu aku menyempatkan diri untuk mampir ke sebuah SPBU untuk
sekedar membasuk muka agar rasa pusing dikepalaku bisa berkurang. Disaat itulah
aku berinisiatif menelepon Fitri dan menceritakan apa yang terjadi dan
sekaligus meminta saran untuk mengamankan posisi hubungan perselingkuhan kami.
Ternyata ucapanku membuat Fitri shock dan tidak dapat berfikir jernih sehingga
membuatku semakin pusing.‘biar aku yang ngatur orang rumah, untuk malam ini
tolong jangan biarkan mereka pulang! Katanya‘pokoknya lakukan semua yang kamu
bisa agar hubungan kita aman. Tambahnya pasrah“tapi aku harus bagaimana??
Tanyaku bingung‘pertama-tama jangan biarkan mereka sampai rumah apalagi ngomong
macam-macam! Jawabnya sambil menutup teleponSambil berjalan pelan aku terus
berfikir mencari jalan keluar namun belum juga ku temukan padahal jarak kerumah
hanya tinggal 5 Km saja. disaat itulah secercah sinar dari indomar*t menerangi
kegelapan otakku, sebuah ide muncul disaat yang tepat. Dengan segera aku masuk
kedalam indomar*t dan membeli berbagai minuman beralkohol yang tersedia berikut
dengan snack dan beberapa lainya. dengan alasan sebagai tanda perdamaian aku
mengajak mereka untuk menghabiskan malam dengan minum bersama. Awalnya Vita
menolak keras tawaranku, namun iming-iming minuman membuat Vika berfikiran
lain. Setelah beberapa saat terjadi adu pendapat, akhirnya mereka mau menerima
tawaranku untuk menghabiskan malam di sebuah taman sepi yang ada di tepian
sungai.Disaat itulah aku memasukan beberapa tetes obat perangsang kedalam vodk*
yang di tenggaknya dengan lahap. Hasilnya sangat dahsyat, kandungan alcohol di
dalam minuman dan kondisinya yang sudah mabuk membuat reaksi obat perangsangnya
cepat merasuk. Sekali aku pancing dengan obrolan mesum dengan antusias mereka
menjawabnya dengan jujur dan tanpa malu. Dari pengakuanya, ternyata mereka
sudah tidak perawan lagi dan itu disebabkan oleh aksi three some mereka bersama
Rika alias lesbian bertiga. Tanpa sepengetahuan mereka aku merekam semua itu
melalui HP untuk mengantisipasi jika nanti di butuhkan. Setelah merasa cukup,
aku menawarkan penginapan untuk mereka beristirahat dan dengan senang hati
mereka mengiyakan itu.
Akhirnya aku putar balik menuju penginapan yang sebelumnya aku lewati untuk
memesan sebuah kamar yang paling baik di motel itu. obrolan mesum kembali aku
lanjutkan ketika berada di dalam kamar untuk menggiring mereka bersikap semakin
mesum. dengan alasan gerah aku melepaskan kaosku sehingga memamerkan tubuh
atletisku dan memancing gairah mereka. Aku memilih mendekati Vika yang terlihat
lebih tertarik kepadaku untuk memecah kebersamaan mereka. Usahaku cukup
berhasil, dengan berpura-pura mengajak foto selfie aku berhasil memeluk dan
mencium beberapa bagian tubuhnya. Hal itu cukup untuk membuatnya lupa diri dan
langsung melahap bibirku tanpa memperdulikan Vita yang memaki dan memarahinya
sebagai cewek murahan.“Vik…ayo ajak sekalian Vita biar seru! Bisikku pada
Vika‘biar aja, tuh Cuma menggertak…sebentar lagi juga iku gabung! Jawab
VikaEntah apa yang ada dibenaknya, mendadak Vika mengelus kontolku yang sudah
menegang sejak lama dan mengeluarkanya dari sela resleting yang dia buka.
Hemmmm…wooow gede banget! Gumam Vika sambil mulai memainkan kontolku dengan
kocokan lembut. Aku yang sejak sore sudah menahan gairah akibat obat kuat
akhirnya melepaskan semuanya dengan tanpa malu ataupun ragu. Dengan segera aku
membalas semua aksinya, melumat bibirnya dan juga meremas kedua toketnya dengan
sesuka hati. tidak cukup sampai disitu, dengan memaksa aku menarik tangan Vita
hingga membuatnya terjatuh diantara aku dan Vika. Tak ingin kehilangan buruan
aku langsung menerkam tubuhnya dengan dekapan dan pelukan sambil menyerangnya
dengan ciuman yang membabi buta.Emuah…emuah…emuah…emuah… sejalan dengan itu
Vika mengikuti aksiku dengan ikut mengeroyok tubuh Vita dengan cumbuan dan
elusan di selangkangan. Tidak ada perlawanan, ungkapan Vika yang mengatakan
Vita hanya menggertak terbukti kebenaranya. Sedetik kemudian Vita merespon
ciumanku dengan menghisap bibirku kuat-kuat sambil mulai menggerayangi
selangkanganku yang sementara masih dikuasai Vika. Akhirnya kesampaian juga
berthree some, gumamku dalam hati mensyukuri nikmat yang aku dapati dihari yang
fitri.‘sejak kapan kamu berselingkuh dengan Mbak Fitri? Tanya Vika“baru kemarin
kok, emang kenapa? Tanyaku‘kok udah royal banget sih, beliin ini dan
itu…jawabnya“jadi kalian juga pengen aku traktir? Emang mau beli apa sih?
Tanyaku‘ya shoping-shoping ajalah…jawabnya“kalau itu sih gampang, besok deh aku
shoping. Jawabku sambil melumat bibirnyaDengan iming-iming materi aku mulai
membuat mereka nyaman dan secara otomatis membuat percumbuanku semakin nikmat.
Begitu juga dengan Vita, meski tidak ikut membahas tentang shoping namun
reaksinya mendadak mesra sesaat setelah aku berjanji mentraktirnya. Tanpa
sungkan akupun melucuti semua pakaianku hingga tanpa sisa dan memposisikan diri
ditengah-tengah mereka. Layaknya seorang raja yang diapit dua permaisuri, aku
menerima ciuman serta cumbuan bertubi dari kanan dan kiri hingga membuatku
terbang ke awang.
Diluar dugaan justru Vita yang panas duluan, dengan kondisi terangsang hebat
dia melucuti pakaianya sendiri dan langsung berdiri di depanku sambil
memamerkan selangkanganya tepat di depanku. Hemmmm…harum semerbak memek becek
tercium seketika dan langsung aku sambut dengan ciuman serta hisapan yang
menyeluruh. Sluuuurrrppp…sluuuurrrpppp… memek imut yang sudah lama aku
idam-idamkan, sangat indah dan berjembut lembut. Hemmmm…meski sudah tidak
perawan, namun menurut pengakuanya memek mereka belum pernah tersentuh kontol
apalagi dikocok-kocok. Jujur aku semakin tidak sabar untuk sesegera mungkin
mengeksekusi memeknya dan yang kulakukan adalah memforsir rangsangan di
memeknya. Selain menghisap dan menjilat, aku juga mulai menyusupkan jari
telunjuku kedalam memeknnya, bergerak naik turun dengan cepat dan mengorek
dinding lembut memeknya.Usahaku berjalan sukses, obat perangsang yang
diminumnya semakin membuatnya liar dan binal yang menuntun nafsunya kearah
kontolku. tanpa menghiraukan Vika, Vita langsung duduk diatas perutku dan
bergeser kebawah menggesek-gesekan memeknya ke kontolku yang menegang hebat.
Aaaaahhhh… begitu jelas terasa lendir memeknya melumuri bagian bawah kontolku,
terus dan terus hingga membuat hangat yang ada semakin menyengat hebat.
Dan,…BLESSSSSSSSSSSSS…. Tanpa aku duga Vita berinisiatif memasukan kontolku
kedalam memek dengan mendudukinya. Meski sempit dan belum pernah disuapi kontol
namun hobinya bermasturbasi cukup membantu memeknya beradaptasi dengan tusukan
benda tumpul, terlebih beban tubuhnya yang menduduki kontolku cukup menekan
kuat gerakan kebawah memeknya. Sejenak Vita sempat mencengkeram pundakku dengan
kuat, pertanda ada sedikit nyeri di selangkanganya namun itu hanya sesaat.
Seiring dengan cumbuanku dan Vika, memek sempitnya dengan cepat beradaptasi dan
itu sungguh nikmat sekali.Kedutan yang bertautan dari bibir hingga dalam
memeknya memberikan sebuah sengatan nikmat, begitu juga dengan himpitan
memeknya yang kuat serasa membuat kontolku dipijit dan dihisap oleh memeknya.
Naik turun, Vita mulai menggerakan pantatnya dengan sedikit meringis menahan
gesekan geli antara kontolku dan memeknya. Hemmmmm…terus dan terus, dalam
hitungan menit gerakan Vita semakin cepat dan lihai mempertegas naluri
kebinalanya yang mulai tergali. Tak mau kalah dengan saudara kembarnya, Vika
mencumbu sekujur tubuhku dengan ciuman dan hisapan bibirnya, mulai dari perut,
dada, leher dan juga wajah serta bibirku hingga membuatku sempat kewalahan
meladeni mereka. Uuuuhhhh…dengan penuh pengertian Vika menyuguhkan toketnya yang
kenyal dan ranum ke bibirku untuk aku lahap dan aku hisap.
Emuah…emuah…emuah…emuah… kini kami benar-benar menyatu, saling mengisi dan
saling memberi apa yang bisa memanjakan birahi.‘kamu player ya Mas? Tanya Vita
sambil mendesis lirih“maksud kamu apa? tanyaku balik‘playboy maksudnya…tuh
burung kamu sampai sebegitunya? Timpal Vika sambil mendesah
Tak bisa mengelak, aku mengatakan bahwa itu memang sengaja aku permak untuk
dapat memuaskan wanita yang bercinta denganku. Untuk istilah playboy, aku
menjelaskan bahwa itu relative karena di dalam pergaulan modern yang penting
suka sama suka dan menyadari bahwa sex merupakan sebuah kebutuhan bagi manusia
dewasa sepertiku serta bukanlah gaya hidup. Vita dan Vika hanya mengernyitkan
dahi mendengar penjelasanku, seperti tidak dapat mencerna
jawabanku.“udahlah…yang pasti kita saling memberi dan saling menguntungkan!
Kataku kemudianEntah apa yang mereka pikirkan, aku tidak perduli yang jelas
mereka mengangguk-anggukan kepala dan sedetik kemudian memberikan sebuah senyuman
mesra. Puas bergaya WOT, Vita mencabut kontolku dan merangkak ke sebelahku
untuk meminta berdoggy style. Dengan penuh pengertian aku menuruti kemauanya
dan meminta Vita untuk mengangkangi Vika agar tetap bisa saling mencumbu meski
sedang ku entot dari belakang. BLESSSSSSSSSSSS…AWHHH…MMM… kontolku menusuk jauh
kedalam memek Vita, namun anehnya yang mendesah dan terdengar menahan sakit
justru Vika. Hemmmm…ternyata Vita menghisap dan menggigit toket Vika untuk
meredam serangan cepat yang aku berikan. Aaahhh… dengan penuh semangat aku
memacu kocokanku semakin cepat, semakin kuat dan juga menghentak sehingga
membuat tumpuan tubuhnya ambruk dan menimpa Vika yang ada di
bawahnya.Auuugghhh…aaaahhhh…plakkk…plaaaaaakkkk…plaaaaaaaak kkk… Desahan yang
keras dan saling bersahutan antara Vita dan Vika berpadu apik dengan irama
benturan pahaku dengan pantatnya serta iringan becek memeknya. Dan tanpa aku
duga Vita mendadak mengejang, kakinya gemetar dan begitu juga pantatnya yang
terlihat menghimpit. Aaaaaaaaaaaaaaaawwwhhh..ternyata dia terserang badai
orgasme yang dahsyat sehingga memporak-porandakan tenaga dan staminanya. Bahkan
untuk sekedar menahan kencingpun dia tidak mampu. Praktis lendir orgasmenya
berpadu deras dengan semburan air kencingnya yang hangat nan banyak.
Cuuuuuuuurrrr….mmm…aaaaaaahhh…ssssssshiiiiiitttt… pekiknya sambil mengejang dan
berguling kearah kiri, menjatuhkan diri tepat disebelah Vika sambil terengah
mengehla nafas.
‘kamu tidak apa-apa Vit? Tanya Vika‘mmmm….gila…aku…aku belum pernah merasakan sampai
seperti ini. Jawabnya sambil menggeleng“itu artinya kamu sudah mencapai puncak!
Sahutku“udah, sini kamu…celetukku sambil membuka paha Vika
lebar-lebarNaik-turun aku menggesekan palkon searah bibir memeknya, mengelus
memeknya yang mengkilap sempurna dan memainkan jembut lembutnya. Pelan aku
menekan masuk kontolku, semakin masuk dan semakin dalam. Terus dan terus,
gerakan menekan dan menarik mundur aku lakukan berulang kali untuk
memperkenalkan ukuran kontolku kepada memeknya. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh…mmmm…
gumam Vika kegelian menahan elusan kontolku yang halus.BLESSSSSSSSS…kontolku
menyibakan bibir memeknya, menyeruak dan masuk kedalam dengan perlahan-lahan.
Meski tidak sesempit memek Vita, namun nyatanya memeknya cukup pas dengan
ukuran kontolku sehingga dengan mudah dapat aku pacu seiring nafsuku yang
memburu. Aaaaaaahhh… sambil memegangi kedua kakinya agar tetap melebar, aku
terus memacu kocokanku dengan semangat yang
menderu-deru.‘auwhh…mmm….aaahhh…pelan-pelaaan Maasss…rengeknya VikaAku hanya
menjawabnya dengan senyuman dan tetap menjaga kocokanku dengan kecepatan semula
alias tidak memperdulikan rengekanya yang mengiba meminta kocokan lembut. Enak
aja perlahan, nih rasakan kocokan cepatku! Gumamku dalam hati sambil merapatkan
kedua kaki Vika dengan menaruh dan mengunci kakinya ditengah-tengah tumpuan
kedua tanganku sehingga membuat pantatnya sedikit terangkat keatas.
ZLEEEBBB…ZLEEEEBBBB… dengan setengah sit-up aku menggerakan kontolku naik-turun
dengan irama pelan namun menghentak. PLUUUGGG…PLUUUGGGG… suara becek memeknya
tertumbuk kontol kerasku.Cukup lama aku bertahan dengan posisi seperti itu,
hingga membuat Vika megap-megap kesusahan bernafas. Sepintas wajahnya terlihat
memucat, begitu juga dengan kedua tangan dan kakinya yang gemetar hebat menahan
berjuta nikmat yang terus merambat hingga sekujur tubuhnya. Dugaanku benar
adanya, sesaat kemudian Vika mengerang hebat bersamaan dengan keluarnya lendir
orgasme yang dari dalam memeknya. Namun aku tidak memperdulikanya karena aku
belum mencapai puncaknya, terlebih Vita sudah terkapar tidak berdaya di sebelah
Vika sehingga hanya dialah yang bisa menerima pelampiasan nafsuku.
Agar cepat menggapai nikmat sejati, akupun meminta Vika untuk miring dan
menekuk kedua kakinya hingga pahanya menempel di perut. Dari bawah aku kembali
menusukan kontolku dan menggerakan keluar masuk sambil membungkuk. Terus dan
terus, hingga akhirnya aku merasakan apa yang ingin kurasakan yakni
kedutan-kedutan nikmat sebagai pertanda akan mencapai puncaknya. Sejenak aku
mencabut kontolku dan kembali memasukanya setelah aku pasangi sarung Sutera
dengan aroma strawberry favoritku. Plaakkk…plak…plakkk…terus, terus dan
terus,…aku memacu kontolku semakin cepat dan
kuat.AAAAARGHHHH…CROOOOOOOOOOOOTTTT…CROOOOOTTT… spermaku meluncur deras memenuhi
kantong sutera yang baru saja aku kenakan. Vika sempat berontak dan terkejut
merasakan semburan kontolku, dia meronta ingin mencabut kontolku namun tidak
dapat melakukanya karena kedua kakiku mengunci tubuh dan kakinya. Dia mengira
semburan kontolku langsung menyirami memeknya, karena kondomnya memang cukup
tipis sehingga serasa seperti tidak memakai.‘kok dikeluarin di dalam sih Mas??
Protes Vika“hemmm…berisik banget sih, nih lihat??! Kataku sambil mencabut dan
menunjuk kontolkuMelihat kontolku terbungkus kondom, Vika langsung tersenyum
lega dan menarik tubuhku kedalam pelukanya. Sejenak kami sempatkan untuk saling
memuja dan memuji, bercumbu ringan dan akhirnya ketiduran menyusul Vita yang
terlebih dulu menuju alam mimpi. Esoknya kami bangun kesiangan, keadaan fisik
yang lelah akibat mabuk dan beradu nafsu membuat tidur kami menjadi lelap.
Kulihat layar HPku menunjuk angka 09:20 WIB dan panggilan masuk dari Mbak Fitri
sebanyak 47 kali namun aku tidak tertarik untuk menelepon balik atau sekedar
berkirim SMS. Ternyata aksi cuekku itu berakibat fatal, selesai berbelanja dan
pulang kerumah, kudapati Mbak Fitri memelototi Vita dan Vika sambil memalingkan
wajah dari pandanganku. Meski tanpa bukti, naluri kewanitaan dan kecemburuanya
memvonis aku telah menodai cintanya serta bercinta dengan kedua adiknya.Via SMS
dia meminta untuk mengakhiri hubungan dan perjanjian yang pernah ada, yang
artinya dia tidak mau lagi aku entot. Ternyata itu bukan hanya gertakan, selama
4 hari berikutnya atau sehari sebelum kembali ke Bali, aku tidak dapat
menyalurkan nafsuku karena Mbak Fitri menjaga jarak denganku dan lebih memilih
berdekat-dekatan dengan suaminya. Tidak hanya itu, beberapa kali dia mengumbar
kemesraanya di hadapanku dan bahkan sempat mengirimkan foto bugilnya sesaat setelah
selesai di entot Mas Irwan.
Perang dingin antara aku dan Mbak Fitri pasca aksi Three some-ku ketahuan tidak
sepenuhnya dingin, meskipun menjaga jarak dan tidak saling menyapa namun
sejatinya hubungan kami semakin panas. Bermula dari aksinya yang pamer
kemesraan dengan Mas Irwan di depan mataku, tanpa kami sadari terjadi aksi
saling memanas-manasi diantara kami yang mempertegas bahwa diantara kami memang
terjalin hubungan batin. Demi membalas aksinya, akupun memanfaatkan kehadiran
Rina yang merupakan teman SMA sekaligus tetanggaku sendiri. Kecemburuan Fitri
terhadap Rina pada acara halal bihalal adalah pertimbanganku, disamping aku
memang tertarik kepadanya. Meski tidak terlalu tinggi (160an) namun postur Rina
cukup menggugah syahwat terlebih gaya berpakaianya yang serba modis dan mini.
Apalagi toketnya yang gede (36an) berpadu apik dengan kulit putihnya serta bodi
yang langsing, membuat nafsuku cepat memuncak. Kecenderunganya yang selalu
ingin disebut modern dan bergaya hidup kota memudahkan niatku, dengan kata
memuji dan menyanjung akhirnya aku berhasil membuat Rina dekat denganku.Seperti
pagi itu, aku dan Rina janjian jalan-jalan ke kota untuk sekedar menghilangkan
jenuh dan bagiku itu adalah ajang untuk memikat hatinya. Rina datang kerumahku
dengan rok mini dan baju ketatnya membuat seisi tubuhnya tampak menonjol,
terutama bagian toket dan pantatnya yang sangat memanjakan mataku. Tanpa segan
aku memuji keseksianya itu, terutama saat Mbak Fitri melintas diruang tamu
dimana kami berada. Bahkan aku sengaja sedikit menyibakkan rambutnya dengan
posisi wajahku mendekati wajahnya sehingga menimbulkan kesan bahwa aku ingin
menciumnya, setidaknya itulah yang terlihat dimata Mbak Fitri yang melihat
aksiku melalui pantulan kaca.“tarik kesini aja rambutmu, biar kecantikanmu
semakin terlihat! Kataku‘iiihhh…pinter banget sih memuji, jadi klepek-klepek
deh! Jawabnya“kebalik tuh, justru aku yang meleleh di hadapanmu. Jawabku‘kalian
apa-apaan sih, bukan muhrim tapi pegang-pegang begitu??? Celetuk Mbak Fitri
sewot“yah…namanya juga kasmaran Mbak, iya kan Rin?? Jawabku‘iya nih, Mbak Fitri
cemburu yah? Awas aku aduin mas Irwan! Jawab Rina‘jaga mulut kamu…amit-amiiitt
cemburu! Jawab Fitri sambil berlalu menuju kamarnyaSepeninggal Mbak Fitri, kami
tertawa cekikikan dan tanpa sadar saling berpegangan tangan sehingga sempat
membuat wajah kami memerah menahan malu. Puas mengerjain Mbak Fitri, akupun
mengajak Rina untuk berangkat jalan-jalan. Saat di kota, tidak ada kejadian
yang istimewa karena niat awalku memang hanya memanfaatkanya untuk
memanas-manasi Fitri meskipun aku memang terangsang. Kegiatan kami hanyalah
berjalan-jalan, berbelanja dan makan siang bersama di sebuah rumah makan apung.
Namun sekembalinya dari kota, aksi mesraku berlanjut terutama ketika aku dan
Rina bercanda diruang tamu. Meski tidak terlihat sepenuhnya, namun aku sadar
bahwa Mbak Fitri sedang mengawasiku hal itu aku lihat dari kedua kakinya yang
terlihat berada dibawah korden menghadap tepat kearahku.
“oya…aku punya sesuatu nih! Kataku membuat Rina penasaran‘mmmmm…jangan bilang
kamu punya hadiah kejutan buatku?? Tanya Rina antusias“emang sebuah kejutan,
sekarang tutup mata yah? Kataku‘siapa takut! Jawabnya singkat‘mmmm…apasih, aku
hitung sampai tiga yuah?? Kata Rina“iya deh…buruan merem! Jawabku‘satuuuuu….duuuuuu…aaaaaaa…..tiiiiii….katanya
belum usaiTepat di depanku, wajah cantik Rina semakin berseri, terlihat mulus
tanpa noda dan aroma tubuhnya semerbak merasuk di dadaku karena aku memang
mendekatkan wajahku. Semakin dekat dan lebih dekat lagi sampai-sampai hembusan
nafasnya meniup mesra ke wajahku. Kejutan yang aku siapkan bukanlah sebuah
hadiah ataupun perhisasan, melainkan sebuah ciuman. EMMUUUAAAACHH… ciuman mesra
aku daratkan di bibirnya yang merah merona. Spontan Rina membuka matanya dan
menatapku dalam-dalam, bibirnya terkunci dalam diam, begitu juga kedua tanganya
yang lemas tak bertenaga diatas paha mulusnya. Seperti terhipnotis, Rina justru
kembali menutup matanya seakan-akan merasakan yang sama seperti yang kurasa
yakni satu kata cinta. Mungkin itulah yang diapikirkan, padahal niatku Cuma
memanfaatkanya saja dan sekedar tempat pelampiasan
nafsuku.“ai….lop…yuuu…Rinaaaaa! bisikku lembut sambil memagut
bibirnya‘lop…yu…tooo…hani…..jawab Rina sambil memeluk tubuhkuAjang
memanas-manasi Fitri berubah menjadi aksi birahi, akhirnya akupun terbakar api
birahi yang kunyalakan. Lumayanlah, bisa menurunkan tensi kontolku yang
menegang hebat namun tidak ada tempat untuk memuntahkan lendirnya. Sepasang
kaki Fitri tidak lagi terlihat dari bawah korden dan itu artinya aku bisa
melanjutkan kemesraanku dengan tanpa beban. Dengan segera aku meraih toketnya
dan langsung memijat serta meremasnya dengan lembut meskipun masih terhalang
kaos. Aaaaaaaaaahhh…meski baru sekejap dalam dekapan, namun Rina sudah mendesah
dengan kepala meneladah keatas. Sementara tanganya meraba dada dan perutku
seakan sungkan untuk langsung meraih kontolku. emuah….emuah…emuah… layaknya
seorang Dracula aku langsung menggigit dan menghisap leher Rina dengan penuh
nafsu dengan tangan tetap meremas dan memeras toket jumbonya.“sayaaang…mainkan
ini…ayo elus sayaaang! Bisikku mengarahkan tanganya ke
selangkanganku‘mmmmm…sssssssttttt…aaaaaaaahhhh! Jawab Rina dengan mendesah“gede
banget Rin, enak banget diremasnya…I LOVE YOU! Bisikku memuji toket kenyalnyaRina
yang sudah tenggelam dalam aliran nafsu perlahan-lahan mulai bersikap liar,
terutama tangan kananya yang mulai mengusik resleting celanaku dengan
membukanya. Hemmm…dengan jeli dia menysupkan ujung jari kedalam CD untuk
menyuguhkan sensasi geli ke ujung kontolku. mmm…gede banget! Gumamnya tertahan
sambil tanganya terus menjurus ke selangkanganku. Mendadak aku tersadar, tidak
mungkin aku melanjutkan aksiku diruang tamu? Namun jika mengajak Rina pindah,
yang ada menjadi tidak seru, gairah menjadi rendah dan yang paling parah belum
tentu Rina mau. Tapi bagaimana jika ketahuan Ibu atau lainya??? akupun main
aman, meski tidak mungkin bisa mengeksekusi memeknya namun setidaknya aku bisa
menguras lendir kentalku.Dengan sedikit memaksa aku mengarahkan kepala Rina untuk
kebawah, terus kebawah hingga sampai di pahaku. Aku membuat tubuh Rina seolah
tiduran dengan bantalan pahaku, dalam posisi itu aku mendorong wajahnya agar
mau menempel ke kontolku yang sudah aku keluarkan dengan harapan dia tergoda
untuk menciumnya. Hemmmm…kecupan bibir Rina kurasakan mendarat di kontolku dan
itu merupakan awal yang indah. Sejurus kemudian aku menyusupkan tanganku
kedalam bajunya, menyeruak BH ketatnya dan langsung memilin putingnya yang
sudah menonjol keluar.Aaaaaahhh…aaahh…awwhhh…mmm… dengan sebuah Koran aku
menutupi bagian atas tubuh Rina yang menempel di tubuhku seolah sedang membaca.
Hemmm…terus dan terus, berkat bimbinganku akhirnya Rina mulai menciumi kontolku
dan mengocok bagian pangkalnya. Mendadak Mbak Fitri menyibakan kordenya dan
memandangiku dengan wajah penuh amarah. Tanganya mengepal dan kemudian menunjuk
ke arahku sambil memberi isyarat bahwa aku jahat dan benar-benar tidak dapat
dimaafkan. Beruntung Rina menghadap kearahku, sehingga tidak mengetahui
kehadiran Fitri dan tetap asyik memainkan kontolku dengan kocokan dan kuluman.
Rasanya sangat bercampur aduk, ada nikmat, ada malu, ada geli, ada sensi dan
entahlah…rasa baru yang benar-benar baru aku rasakan.Tak tahan melihat kontolku
di kenyot-kenyot Rina, akhirnya Fitri berpaling dan berlalu menuju ke belakang.
Tidak ada yang bisa kulakukan selain tetap diam menikmati karaoke lidah Rina
yang semakin lincah menggugah gairah. Jujur ada sedikit sesal dalam hatiku
karena aksiku sudah kelewat batas, aku telah melukai Mbak Fitri yang memang
masih bertahta dihati. Daripada mengejar Fitri yang tidak pasti, mendingan yang
pasti-pasti ajalah! Bisik setan di telingaku. Karena keadaan rumahku sangat
sepi dan hanya ada Mbak Fitri yang kudapati, maka akupun memaksakan diri untuk
mengajak Rina masuk kedalam kamarku.‘kemana Mas? Tanya
Rina“ssssssttt…ayolah…aku gak tahan nih! Kataku menyeret tanganya‘tapi…kan ada
Mbak Fitri! Jawabnya“biarin, biar sekalian semuanya tahu…digrebek warga juga
tidak apa-apa, sekalian di nikahin gratis! Kataku tegasMeski kasar dank eras
namun kata-kataku cukup mengena hati Rina, setidaknya ucapanku membuatnya
percaya bahwa aku serius dan siap untuk menikahinya. Akhirnya diapun menurut
dan mengikutiku menuju kamarku yang tepat berada disebelah kamar Mbak Fitri.
Begitu Rina duduk ditepian kasurku aku langsung berjongkok di depanya dan
membuka pahanya lebar-lebar untuk menyusupkan wajahku kedalm rok mininya.
Hemmmmm…aroma khas memek wanita yang sudah tiga hari tidak aku cium kini
kembali dapat aku kulum. Dengan menyingsingkan roknya, aku terus mendorong
wajahku menuju pangkal pahanya dan menciumi memeknya yang masih terbungkus
rapat oleh CD putih Hellokitty. Emuah…emuah…kudapati bibirku merasakan cairan
lengket seperti jelly, ternyata Rina sudah sangat terangsang dan mungkin juga
sudah mencapai orgasme meskipun hanya dengan oral sex.‘awh…geli
Mas….mmm…aduuuhhh…uuuhhhh…rengek Rina“sssssssssttt…desisku terganggu
desahanyaTak mau mengambil resiko, akupun bangkit dari jongkokku dan menarik
paksa CDnya dari dalam rok mini dan menyumpalkan kedalam mulutnya yang meracau.
Tidak ingin berlama-lama, akupun memegangi kaki kananya untuk tetap terbuka
dengan posisi keatas. Dengan tangan kiri aku menggesekan palkon ke memeknya,
naik-turun dan ZLEEEEEEEEEEEEEBBBB…aku menusukan kontolku kedalam memeknya.
Beruntung mulutnya tersumpal sempurna, jika tidak maka pasti akan ketahuan
tetangga alias ortu Rina yang rumahnya tepat disebelah kamarku. sejenak aku
menghentikan dorongan di dalam memeknya setelah melihat matanya sedikit
berkaca-kaca seperti merasakan sakit yang teramat. Perlahan aku menurunkan
pandanganku dari wajahnya kea rah selangkanganya dan mendapati bercak merah di
memeknya.“kamu…kamu kesakitan??? Tanyaku sambil mengambil CD dari mulutnya“kamu
masih perawan yah? Tanyaku dengan dada berdegub kencang‘iya…aku belum pernah
ML. jawabnya sambil meringisSungguh beruntung bagiku mendapatkan sebuah memek
perawan, sebuah keanehan bagiku mengingat gaya Rina yang seksi dan genit justru
masih terjaga keperawananya. Ada juga sesal dalam hatiku karena niat awalku
memang hanya bermain-main, memainkan kontol di dalam memeknya untuk
melampiaskan nafsuku yang tidak tersalurkan. Sejenak aku menarik kontolku dari
dalam memeknya dan tenyata benar, darah segar menempel di sebagian kontolku.
sempat ada niat untuk mengurungkan niatku mengeksekusi memeknya, namun seakan
mengerti apa yang aku pikirkan mendadak Rina meraih kontolku dan kembali
mengarahkan kedalam memeknya.‘udah terlanjur…ayo dilanjutin, tanggung banget!
Katanya yang langsung aku iyakanPerlahan aku kembali menusukan kontolku sedikit
demi sedikit hingga benar-benar amblas kedalam memeknya yang masih merona
merah. BLESSSSSSSSSSSS… dengan goyangan maju mundur perlahan aku memompa
memeknya, semakin dalam dan semakin berirama hingga membuat memeknya nyaman,
semakin berlendir dan lancar. Aaaaaaahhh…akhirnya Rina mendesah, pertanda
usahaku memanjakan memeknya dengan kenikmatan membuahkan hasil dan itu
mendorong aku untuk mempercepat kocokanku. ZLEBBB…ZLEEEBBB…aaahhh…mmm…awh… Rina
mulai meracau lirih, matanya merem melek menghayati nikmat yang aku beri,
begitu juga tanganya yang mulai meremas kasur dan bantal layaknya adegan film
panas tahun 90-an. Meski cukup sederhana, namun bahasa tubuhnya mampu
mendongkrak gairahku yang sempat turun rendah.“udah enakan? Bisikku lirih yang
dijawab anggukan“aku percepat yah? Tanyaku yang kembali diiyakan dengan
anggukan kepalaPLAKKK…PLAAAKKKK…PLAAAAAAKKKK… akhirnya kocokanku kembali normal
(cepat dan kuat) seperti pada umumnya dan itu membuat Rina sangat kewalahan
terutama dalam menahan desahan. Dengan terpaksa aku kembali menyumpal mulutnya
dan mempercepat sodokanku di dalam memeknya agar cepat menggapai puncak. Ke
kiri dan ke kanan aku menggulingkan tubuhnya, berganti posisi agar menambah
sensasi. Rina yang biasanya enerjik dan penuh ceria berubah menjadi lemah dan
pasrah terbelenggu oleh gairah yang indah.Di penghujung permainan aku memilih
WOT dengan memposisikan Rina duduk dipangkuanku menghadap ke arahku. Sambil
melingkarkan tanganya di pundakku, Rina naik turun memacu pantatnya untuk
mengocok kontolku. tak cukup sampai disitu, bibir kami juga berpagutan hebat,
saling berciuman, saling melumat dan menghisap serta bertautan lidah dengan
memilin bergantian. Aaaahhh…kurasakan ada lendir hangat yang menuruni kontolku
dan merembes ke belahan pantatku. Rupanya Rina telah menggapai orgasmenya dan
itu membuat membuat gerakanya menjadi sedikit mengejang, menegang dan
patah-patah. Sejenak diapun menghentikan goyanganya agar nikmat dan gelinya
mereda, namun aku tidak mau begitu, dengan sedikit mengangkat tubuhnya aku
berganti mengocok memeknya dari bawah dengan gerakan naik-turun. Aku terus
memacu, gerakanku menggebu dan sejenak kemudian yang aku harapkan datang juga.
kedutan berirama diujung kontolku sebagai pertanda akan muncratnya sperma
semakin terasa. Dan,…AAAAHHH…AH…AH…MMM…OOOUUGGHHH… sedetik sebelum muncrat aku
mencabut kontolku sehingga spermaku menyemprot deras ke selangkanganya.
CROOOOTTT… spermaku menyembur deras membasahi paha dan rok mininya yang sudah
basah oleh keringat lelah.‘aaaa..aaa…aaaahhh…mmmm… desis Rina“enak banget
sayang! Gumamku memuji kenikmatan memeknyaKamipun berpelukan erat sambil
meresapi kedutan-kedutan lembut yang masih terjadi, terutama kedutan dari
palkon dan tepian memeknya yang meneteskan lendir. Tanpa menghiraukan lendir
yang berceceran disana-sini kamipun merbahkan tubuh dengan tetap berpelukan
hingga kamipun ketiduran. Kami terjaga saat hari sudah menginjak senja, dimana
suara Ibuku memanggil-manggil namaku untuk segera mandi. Beruntung ada sedikit jeda
waktu aman untuk kami, sehingga Rina bisa pulang dengan tanpa diketahui ibuku.
Meski diluar dugaan dan tidak ada niat berpacaran, namun aku memilih tetap
menjaga perasaanya, minimal sebelum aku kembali ke Bali.
Sementara untuk Mbak Fitri, kondisinya semakin membenciku dan seakan-akan
menutup diri untuk kehadiranku sehingga tidak ada alasan bagiku untuk tinggal
lebih lama lagi. Dengan segala pertimbangan, aku memutuskan untuk segera
kembali ke Bali agar keadaan dirumah itu bisa kembali normal terutama hubungan
Mbak Fitri dengan kakakku Mas Irwan yang rusak gara-gara aku. Memasuki malam,
aku mengutarakan niatku itu kepada Ibuku dan juga kakakku yang mengatakan
semuanya terserah aku. Tidak ada respon yang diberikan Mbak fitri, meskipun
saat itu ditanya Mas Irwan tentang bagaimana pendapatnya jika aku menetap
dirumah itu
Di malam terakhir itu, tak lupa aku juga berpamitan kepada Rina yang baru saja
aku entot siang sebelumnya. Praktis hal itu membuatnya shock dan menangis
histeris di dalam telepon, bahkan demi menghentikan niatku itu Rina nekat
keluar kamarnya melalui jendela dan memaksa masuk melalui jendela kamarku.
menurutnya aku telah mempermainkan perasaanya dan mencampakan keperawananya
yang baru saja aku kecap. Bahkan dia berjanji akan melakukan segalanya demi
untuk menahan langkahku. Beruntung cintanya kepadaku begitu besar, sehingga
dengan sedikit sabar aku bisa membujuk hatinya dan menjelaskan bahwa semua ini
demi kebaikan bersama terutama untuk masadepan dan kelanjutan hubungan
kami.“ini sebagai tanda jadi…tolong kamu pakai! Kataku sambil memakaikan cincin
di jarinya‘kamu…katanya belum selesai“aku sayang kamu dan percayalah semua ini
demi kamu, demi anak-anak kita! Kataku merayuTidak ada lagi kata yang terucap
darinya, hanya pelukan hangat tanda kepercayaan dan rasa sayang yang dia
berikan kepadaku. Jujur saat itu aku sempat terbawa suasana dan meneteskan
airmata, ada sesal dalam hatiku karena sudah merenggut keperawananya. Namun
Rina mengartikan lain, air mataku dianggapnya sebuah ketulusan hati dan ucapan
bahwa aku benar menyayanginya. Meski malam itu memeknya masih merasakan nyeri,
namun demi malam terakhir bersamaku diapun kembali menyerahkan tubuhnya agar
bisa mengobati gejolak birahiku. Hingga menjelang shubuh aku menggenjot
memeknya dengan penuh semangat, terlebih aku memang mengkonsumsi obat kuat
sehingga sampai membuat Rina terkapar tidak berdaya bermandikan sperma.Skip,
menjelang siang akupun berpamitan kepada Ibu, Mas Irwan dan Juga Rina yang
sempat ingin ikut mengantarkan aku sampai batas kota namun aku menolaknya
dengan alasan akan menambah beban pikiran. Sebesar inikah kebencian Mbak Fitri
kepadaku, sampai untuk berpamitan pun dia tidak mau menunjukan batang
hidungnya?? Gumamku dalam hati sambil menghela nafas panjang. Dengan berat hati
akupun melajukan mobilku perlahan meninggalkan kampung halamanku. Namun belum
sampai keluar desa, mendadak HPku berbunyi oleh sebuah panggilan masuk dari
nomer baru. Entah mengapa aku menjawab telepon itu, padahal sebelumnya aku
cukup anti dengan nomer yang tidak di kenal.“halo…dengan siapa? tanyaku membuka
percakapan‘sudah lupa suaraku, ya udah aku tutup saja! celetuk suara wanita
dari ujung telepon“Yayang Fitri?? Jawabku spontan‘yayang…yayang kepala lho
peyaaang….umpatnya‘kemarin ngentotin adik-adiku, semaleman ngentotin Rina,
sekarang bilang sayang-sayang! Lanjutnya“iya aku ngaku salah, aku siap kamu
hukum kok! jawabkuSebelum menutup telepon Mbak Fitri memberikan sebuah alamat
yang harus aku tuju untuk mendapatkan maaf darinya. Sepuluh menit kemudian akhirnya
akupun sampai juga di tempat itu, dimana kulihat Mbak Fitri sedang berdiri di
depan sebuah ruko dan langsung masuk kedalam mobil. meski begitu, raut wajahnya
masih menyimpan kesal, marah dan juga cemburu sehingga memaksa aku untuk
menjadi pendengar terlebih dahulu. Dengan mata berlinang dia mengungkap semua
rasa yang ada di hatinya, terutama kekecewaanya yang menilai aku terlalu mudah
berpaling darinya. Disaat yang tepat akhirnya aku membuka suara dan menjelaskan
semuanya dengan sedikit merendahkan diri. Dengan alasan belum dewasa dan mudah
panic aku menjelaskan bahwa three some bersama adiknya adalah sebuah kecelakaan
yang semata-mata bertujuan untuk menutup mulut Vita dan Vika agar tidak membuka
affair kita. Sedangkan Rina, statusnya hanyalah sebagai pelampiasan dan
pembalasan sebagai akibat dari kecemburuanku melihatnya mesra dengan Mas
Irwan.“percayalah, semua itu karena aku mencintaimu! Kataku“cintamu membutakan
hati dan pikiranku, aku tidak dapat berfikir cepat disaat yang tepat!
Tambahku‘terus…kemana kamu akan membawa hubungan kita? Tanya Fitri membuatku
mati kutu“seandainya aku bisa menulis takdirku sendiri, maka aku akan membawamu
kabur ke Bali bersamaku. Namun sayangnya aku dan kamu hanya manusia, hanya bisa
mengalir mengikuti aliran takdir… kemana takdir itu bermuara, hanya waktu yang
bisa menjawabnya! Kataku lirih namun seriusTanpa aku duga jawabanku cukup
mengena di hatinya, mungkin dia berfikir aku akan mengusahakan untuk bersatu
denganya sehingga membuatnya langsung berterimakasih dan memelukku erat-erat.
Tak ingin kehilangan momentum, akupun menepikan mobilku dan menyambut pelukanya
dengan sama eratnya. Aku teringat sebuah kata bijak, jika dengan berdiri tidak
mampu memecahkan masalah maka duduklah dan jika tetap tidak bisa maka
lakukanlah dengan tidur. Selalu melihat dari dekat namun tidak dapat menyentuh,
itulah yang terjadi selama 5 hari kemarahanya. Tanpa kata, kami merasa saling
merindukan, saling membutuhkan dan saling mengharapkan untuk kembali dekat,
lekat serta berbagi nikmat syahwat.Tanpa meminta persetujuanya aku kembali
melajukan mobilku menuju tempat spa satu-satunya yang ada di kotaku dan memesan
sebuah ruangan VIP yang luas agar kami bisa melakukan terapi hati bersama-sama.
Belum apa-apa Mbak Fitri sudah memberikan sebuah senyuman kepada, dia cukup
bisa mengerti apa yang aku pikirkan yakni mandi bersama dan bercinta. Begitu
masuk ruangan itu, aku mencium aroma semerbak melati yang bertebaran di lantai
dan juga bak mandi yang berukuran 2X2 meter. Secepat kilat tangan kami saling melucuti
kain yang menempel di tubuh kami untuk kemudian sama-sama masuk ke bak mandi
(kolam hangat) tersebut.Seakan sudah 5 tahun berpisah, kamipun meluapkan segala
rindu yang begitu menggebu, berpelukan sambil berciuman, berpagutan, saling
meraba dan mengelus. Aaaaahhhh…kehangatan air mandi berbanding lurus dengan
hangat kemesraan kami. Emuah…emuah…emuah... ciuman kami sangat memacu hasrat,
sejalan dengan tangan kami yang tanpa malu saling memainkan kemaluan. Kami
berguling, berpelukan dan bermesraan di dalam air yang dipenuhi
bunga-bungaan.‘kamu pinter banget memikat hatiku, sudah lama aku ingin bercinta
seperti ini (di dalam kolam)! Katanya‘aku belum pernah seperti ini sebelumnya!
Tambahnya sambil mengurut kontolku di dalam air“aku juga belum pernah senyaman
dan sebahagia ini! Kataku memujinyaTak kuat menahan rindu yang terbalut nafsu,
akhirnya akupun memapah tubuhnya menuju keatas kasur untuk melanjutkan
percumbuan kami. Namun sebelum aku sampai diatas kasur tiba-tiba pintu ruang
spa itu dibuka dari luar sehingga membuat kami sangat terkejut dan panik karena
tidak dapat menutupi kemaluan kami. Secepat kilat aku bergegas menuju kasur dan
menutupi tubuh kami dengan lembaran selimut putih serta melakukan protes
terhadap pelayanan karyawati itu. Anehnya dia malah tertawa lepas mendengar
omelanku dan kemudian menjelaskan bahwa mereka masuk ruangan itu sesuai
permintaanku. Emang wong ndeso, tetap aja ndeso…gumamku dalam hati menyadari
bahwa Mbak Fitri salah memilih paket spa yang diinginkan, yakni sebuah ruangan VIP
lengkap dengan pelayanan plus-plus alias esek-esek!
“terus bagaimana ini Mbak? Tanyaku pada Mbak Fitri‘mmm…maaf yah, terserah kamu
ajalah! Jawab Mbak Fitri“’maaf Mas…Mbak, biarkanlah saya melakukan pekerjaan
saya karena tagihan yang ada menyesuaikan paket yang anda pesan! Kata karyawati
itu“’tenang aja, saya bisa professional kok…saya tidak akan mengganggu
keintiman kalian jika memang anda tidak berkenan! Tambahnya diplomatisSejenak
aku dan Fitri saling memandang, mengernyitkan dahi dan kemudian tersenyum nakal
sebagai pertanda kami akan membiarkan karyawati (Nanda, 26tahun) itu melakukan
pekerjaanya. Bahkan Mbak Fitri memesan satu lagi wanita pemijat plus untuk
dirinya yang memang ingin merasakan enaknya pelayanan spa dan relaksasi. Disaat
Nanda kembali keluar untuk memanggil temanya, aku dan Fitri tertawa cekikikan
sambil merencanakan sebuah kegiatan yang akan menjadi pengalaman pertama
sekaligus tidak terlupakan. Meski begitu, rasa cemburu Fitri masih terlihat
dominan yakni mewanti-wanti agar aku tidak memakai hati alias bernafsu kepada
Nanda.Diatas kasur yang lebar (2,5 X 3 M) aku dan Fitri merebahkan diri dengan
tengkurap di masing-masing sisi sambil menunggu Nanda dan temanya (Lia,
24tahun) mempersiapkan diri. Sekali tersentuh oleh jari lentik Nanda kontolu
langsung menegang hebat namun tidak dapat berbuat banyak mengingat janjiku pada
Fitri. Praktis selama hampir 45 menit aku dipijat (katanya plus) dalam posisi
bugil, kanan-kiri, atas-bawah dan seluruh tubuh, aku hanya bisa merasakan dan
menikmati tanpa pernah bisa membalas rangsangan yang mereka berikan. Tak
henti-hentinya Fitri menertawakan keadaanku yang tersiksa oleh rangsangan
Nanda, terlebih saat nanda mengurut dan memijit daerah pangkal paha dan
selangkanganku. Mmmm…sialan! Umpatku dalam hati sambil mencari ide untuk
mengakali janjiku kepadanya. Dengan mudah aku mendapatkan petunjuk cerdik dari
bisikan setan yang bersemayam di telingaku.Sejurus kemudian aku langsung
menyerang Fitri yang tiduran tengkurap di bawah Lia yang mengangkangi tubuhnya.
Praktis Fitri tidak dapat mengelak ataupun menolak karena gerakan tubuhnya
terbatas tubuh Lia. Bagiku, tidak ada lagi alasan untuk malu karena Nanda dan
Lia sudah sangat jelas memandangi kontolku. sasaran utamaku adalah pangkal
pahanya, yang sengaja aku buka lebar-lebar untuk menusukan jariku dan
mengocoknya guna menggugah gairahnya.‘apa-apaan sih, malu dilihatin Lia!
Ucapnya meronta“biarin aja, mereka sudah terbiasa melihat kontol kok…lagian
janjiku kan tidak mengganggu mereka, jadi tetap bebas menggangguu kamu! Jawbku
sambil meledekMelihat kekonyolanku, Nanda dan Lia hanya bisa tertawa menundukan
kepala sambil bergumam mengomentari kontolku yang sudah aku modifikasi.
Sebenarnya mereka berniat untuk meninggalkan ruangan itu karena berfikir bahwa
aku tidak membutuhkan servis plus-plus mereka. Namun aku bersikeras memintanya
untuk tetap tinggal dan menjanjikan sebuah bonus tambahan dengan syarat mereka
mau membantuku merangsang Fitri.“mau kemana kalian?? Tetap disini dan bantu aku
memegangi Fitri! Ntar aku kasih bonus deh! Kataku‘hey…mau apa kalian, jangan
ikut campur…buruan pergi! Pekik Fitri memprotes“mau bonus gak?? Buruan bantu
aku! KatakuMeski sempat Ragu, namun akhirnya Lia dan Nanda mau membantuku untuk
mengerjain serta merangsang Fitri yang masih dinaungi malu. Dengan setengah
memperkosa akupun melanjutkan aksiku menyerang selangkanganya sementara Nanda
dan Lia memegangi tangan serta meremas-remas toket Fitri. Seru juga ternyata!
Gumamku dalam hati sambil membungkukan badan dan langsung melahap memek Fitri
yang mengkilap merah. Sluuuuuuurrppp….sluuuuuuuuuurrrpppp! tepat seperti
dugaanku, dalam hitungan menit Fitri terengah penuh pasrah, semakin bergairah
dan akhirnya tidak malu lagi di depan Nanda dan Lia. Bahkan dengan tanpa
paksaan tanganya membalas meremas toket Nanda dan Lia di kiri dan kanan.
Sekedar Info, Nanda posturnya tinggi semampai berkisar 170an, kulit kuning
langsat dan toket relative kecil. sementara Lia bodinya sangat bohay dengan
tinggi 165an, toket 35an serta berkulit putih, sempat membuat mataku tidak
berkedip karenanya.AAAAAAAAAAAAHHHH…MMMM…desah Fitri dengan penuh gairah!
Bagiku itu lebih dari sekedar desahan, lepas dari itu ada sebuah harapan
dihatiku bahwa dengan begitu Fitri akan hanyut dalam nafsu dan memperbolehkan
aku mengeksekusi Nanda dan Lia sekalian. Karena berbatas waktu da nada harapan
bisa merangkap memek Nanda dan Lia, akhirnya aku tidak berlama-lama memainkan
memeknya dan memilih untuk langsung mengeksekusinya. BLESSSSSSSSSSSSSSS… dengan
bantuan Nanda yang mengarahkan kontolku ke memek Fitri, akhirnya akupun
mengocok memeknya dengan gerakan maju-mundur menghentak. Hemmmmm…aaahhhh,
layaknya sebuah adegan bokep Nanda memilih untuk menjilati kontolku dan tepian
memek Fitri sambil sesekali mengusap bagian atas memeknya.
Sluuuurrppp…sluuuuurrppp…aaahhh… sangat seru dan menggugah nafsu karena Nanda
sangat ahli melakukanya. Sementara Lia tetap fokus memainkan toket Fitri sambil
bibirnya merangsek keatas menuju leher dan kemudian bibirnya. Sama sepertiku,
Fitri juga merasakan gejolak birahi yang berbeda karena hampir semua daerah
sensitifnya tersentuh secara bersamaan. Hanya dalam hitungan menit, Fitri yang
aku keroyok bertiga akhirnya mencapai orgasme yang teramat sangat hingga
membuatnya terkencing-kencing meskipun hanya tiga kali semburan.‘arrrrrgggghhh…mmm…anjing
kalian semua…aaahhh…oooohhh…nikmaaat! Pekiknya tertahan‘udah
cukup…hentikan…hentikan…aku gak kuaaaatttt! Teriaknya sambil menjambak LiaNanda
yang sempoat tersemprot kencing Mbak Fitri memilih mundur untuk sementara sambil
membersihkan wajahnya dengan mandi di kolam sauna. Hal sebaliknya dilakukan
oleh Lia, dia memilih mengangkangi tubuh Fitri yang masih mengejang dan
menindihnya sambil tetap menciumi lehernya memposisikan diri sejajar dengan
Fitri. Hal itu membuat memeknya tepat berada diatas memek Fitri dan kesempatan
itu aku gunakan untuk langsung tancap gas, menancapkan kontolku kedalam
memeknya dan gas pool dengan kocokan yang cepat dan kuat. Keadaan itu membuat
tubuhnya bergerak maju-mundur sehingga membuat Fitri tertindih oleh
tubuhnya.Sejenak Fitri sempat memeloti aku, namun aku tidak perduli dan semakin
mengocok memek gundul Lia dengan sodokan kuat hingga terasa menthok di
memeknya. Mendapat serangan bertubi dari kontolku yang jumbo dan penuh benjolan
membuat Lia kalang kabut dalam menahan gairah. Tak jarang dia menggigit dan
menghisap leher Fitri sebagai pelampiasan. Entah apa yang mereka rasakan, yang
jelas perlahan mereka menjadi akrab, intim dan mesra dengan aksi saling
mencumbu. Nanda yang basah kuyup akhirnya kembali bergabung dan memilih berdiri
di depanku sambil menyuguhkan memeknya yang ranum.‘mmmm…aaaaaaaaawwhhh…desah
Nanda sambil menyodorkan memeknya“sluuuuuuurrppp…ahhh…bagus banget memekmu!
Pujiku memandangi memeknyaUntuk ukuran bispak sepertinya, memeknya terlihat
sangat bagus, bersih, harum dan yang pasti belum terlalu menganga alias masih
standart. Plak….plakkk…plaaaaaaaakkk…anehnya Lia sudah mencapai klimaks
meskipun baru sepuluh menitan aku kocok dengan kontol, pertanda bahwa dia juga
masih pemula. Tak ingin menunggu, akupun menarik Nanda dari posisinya yang
berdiri dan memintanya berdoggy style agar bisa segera aku eksekusi.
PLUUUUUUGGG…ZLEEEEEBBBB…AAHHH… dengan mudah kontolku meluncur cepat menjelajahi
dalam memeknya dengan sodokan maju mundur yang cepat. Terus….teruuusss….dan
teruuuuuuuuuuuussss… dengan penuh semangat aku mengocok memeknya yang sudah
sangat becek tanpa memperdulikan Lia dan Fitri yang masih saling menindih dan
berpagutan bibir.Tubuh Nanda yang ramping membuatku gemas dan geregetan karena
tidak kuat menahan sodokanku sehingga gerakan maju-mundurnya terlalu jauh. Tak
mau kehilangan sensasi, akupun mencabut kontolku dan berganti posisi dengan
menggendongnya di bagian depan sambil kembali mengocok memeknya naik turun.
Dengan penuh pengertian Nanda melingkarkan tanganya di leherku dan berpegangan
erat sehingga aku bisa fokus menyangga kakinya. Plak…plaaaaakkkk…plaaaaaaakkkk…
suara benturan di pantatnya terdengar begitu keras sehingga menyita perhatian
Lia dan Fitri. Melihat posisi ML yang unik membuat mereka tertarik dan akhirnya
gentian mengeroyok Nanda yang sudah lelah menahan beban tubuhnya yang
berguncang naik turun di gendonganku.‘hebat tuh…gaya monyet manjat pinang!
Heheheheh. Celetuk Lia sambil tertawa‘hayooo….mana janjinya?? Tanya Fitri‘hemmmm…dasar
kamu PK (Penjahat Kelamin)! TambahnyaBeruntung Fitri memaklumi gairah yang
kurasakan sehingga memilih diam saja serta tidak mempermasalahkan janjiku.
Bersama Lia, akhirnya Fitri membantuku menyangga kaki Nanda yang sedikit agak
kebawah akibat tenagaku semakin habis. Jika ML bertiga adalah Three some, maka
hari itu kami melakukan Tetrisome….hahahhaa! tidak salah kan jika aku serakah??
Akan mubazir jika Nanda dan Lia dianggurin, karena aku sudah membayarnya dan
bahkan akan emmberinya bonus ekstra. Meski nafsuku masih membumbung tinggi dan
naluri lelakiku tidak mau berhenti, namun staminaku tidak bisa kompromi.
Beberpa saat kemudian sekujur tubuhku menegang, kaki dan perutku terasa kram
dengan disertai kedutan hebat di ujung kontolku. endingnya aku tidak dapat
menahan tekanan sperma yang ada di dalam kontolku sehingga membuat semprotanya
meluncur deras kedalam
memeknya.CROT…CROOOOOOOOTTTTTTTTTT….CROOOOOOOO…OOOOOOOOTTTT TT….‘Awwhh…kok di
keluarin di dalam sih?? Pekik Nanda terkejut“sori-sori, aku gak bisa mencabut
kontolku! jawabku sambil meringisKarena semprotan spermaku menyembur tepat
disaat posisi pantatnya di bawah maka akupun tidak dapat mencabut kontolku dari
dalam memeknya. Dengan segera Lia dan Fitri menurunkan Nanda diatas kasur dan
kemudian berebut menciumi kontolku yang berlumuran sperma. Emuah…emuah… bahkan
Mbak Fitri ikut-ikutan bersikap liar membersihkan spermaku dengan ujung
lidahnya yang lancip. Akhirnya akupun ambruk disebelah Nanda dengan tanpa
tenaga, aku terengah lemah, mencoba menenangkan nafsuku yang tidak ada
surutnya. Karena telah menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka Nanda dan Lia
berpamitan pergi sambil meminta bonus yang kujanjikan. Sementara aku dan Fitri
memilih tiduran sejenak menunggu stamina kembali prima sambil bercanda tentang
sex yang baru saja usai. Dari ucap katanya aku menilai bahwa kecemburuanya yang
berlebih kepada adiknya (Vita dan Vika) tidak lebih dari sikap iri hatinya yang
memang sejak lama memimpikan berthree some namun tidak kesampaian.Setelah
semuanya clear dan clean, akupun berpamitan untuk kembali ke Bali sambil
berjanji akan lebih sering mengunjungi Ibuku dan dirinya. Tak lupa aku
memberikan sebuah gelang yang memang sudah aku siapkan untuknya sebagai
pengikat dan pengingat bahwa separuh hati dan dirinya adalah
milikku.