- Home >
- ISTRI TETANGGAKU YANG ASYIK
Namaku Darwin (32 thn).
Sebenarnya aku sudah mempunyai seorang istri yang cantik dan sudah dikaruniai
seorang anak laki-laki yang berumur 2 thn. Tapi hasrat berpetualang dan
menikmati hubungan seks yang bervariasi membuatku ingin selalu mencoba mencari
pasangan selain istriku.
Aku tidak suka ‘jajan’. Sebab selain takut akan resiko-resiko yang tak
diinginkan, aku juga tidak suka hubungan yang didasari ‘jual beli’, tak ada
romantisnya. Hubungan seperti itu hanya seperti kalau kita ingin buang air
kecil di toilet umum, setelah selesai, tinggal mengeluarkan uang receh, lalu
pergi. Belum lagi mengingat resiko penyakit menular seksual yang sekarang
bermacam-macam jenisnya.
Aku mempunyai beberapa kisah menarik sehubungan dengan petualanganku untuk
mencoba variasi seksual selain dengan istriku. Hampir keseluruhan affair itu
aku lakukan dengan wanita-wanita yang kukenal baik melalui chatting di internet
ataupun perkenalan tanpa sengaja di kendaraan umum ketika dalam perjalananku
menuju ke tempat kerja.
Salah satu cerita yang akan kubagi disini adalah pengalaman pertamaku dengan
seorang gadis muda, seorang wanita yang bekerja sebagai seorang karyawati
disebuah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan tempat pameran, seminar, dan
lain-lain.
Petualangan yang akan kuceritakan ini terjadi tidak terlalu lama berselang.
Sebagai seorang karyawan sebuah perusahaan asing yang bergerak dibidang
konsultasi teknis yang berlokasi di daerah Kelapa Gading, aku berangkat dan
pulang dari kantor selalu menggunakan kendaraan umum. Aku biasanya menggunakan
bis Patas AC. Aku selalu berusaha untuk memilih tempat duduk yang bersebelahan
dengan seorang wanita.
Ini adalah pertimbanganku agar perjalanan yang cukup jauh dari lokasi tempat
tinggalku menjadi nyaman. Karena dengan duduk bersebelahan dengan wanita,
pertama-tama aku merasa aman karena akan jauh dari rasa was-was terhadap
kemungkinan menjadi korban copet. Kedua, aroma para wanita biasanya lebih enak,
dan tentu saja akan merupakan penambahan rasa aman selama diperjalanan.
Pada suatu ketika, aku duduk bersebelahan dengan seorang dara cantik.
Aku biasanya membawa majalah untuk dibaca-baca agar dapat mengusir kejenuhan
perjalanan. Sebab dengan jarak perjalanan yang cukup jauh, tanpa kegiatan apa
apa akan membuat suasana menjadi jenuh dan membosankan. Ketika aku sedang asyik
membaca, gadis cantik disebelah aku kuperhatikan juga ikut melirik bacaan yang
sedang kubaca. Aku ketahui dari ekor mataku yang meliriknya memperhatikan
bacaan yang kubawa. Kemudian aku mulai berbasa-basi kepadanya.
“Mau ngantor ya mbak?” Tanyaku klise untuk memecahkan kekakuan.
“Iya..” Jawab gadis itu singkat.
“Kantornya dimana mbak?” Tanyaku lagi untuk lebih memperpanjang pembicaraan.
“Di daerah Kemayoran”
Lalu kamipun terlibat obrolan mengenai hal-hal yang ringan. Sebelum aku turun,
aku tak lupa meminta nomor teleponnya. Dan meminta izin apakah aku bisa
meneleponnya di kantor. Singkat cerita, kamipun selalu berhubungan melalui
telepon. Selanjutnya kuketahui kalo dia bernama Vero.
Gadis itu mempunyai rambut yang indah serta bibir yang sensual sekali. Tinggi
badannya sekitar 167 cm. Kami terkadang janjian untuk pulang bareng, karena
rute bis yang kami lalui sama. Suatu saat aku mengajaknya untuk nonton di
Atrium, Senen. Sebelum film diputar, kami makan dulu di salah satu fast food
resto yang ada disitu. Dari situ dia lalu bercerita tentang masalah pribadinya.
Dia bercerita bahwa dia mempunya affair dengan atasannya yang sudah mempunyai
istri di kantor. Aku bertanya kenapa tidak mencari pria yang lebih muda dan
masih single. Dia menjawab bahwa dia sudah terlanjur sayang dengan pria ini.
Aku bilang dia harus berusaha melepaskan diri dari pria beristri ini. Aku punya
cara, tawarku. Lalu kamipun memasuki teater 21, karena film sudah mulai diputar.
Selama film diputar, aku berusaha untuk menciumnya. Tapi dia masih berusaha
bertahan. Akhirnya, aku bersabar aja. Lalu ketika film sudah usai, aku
mengajaknya untuk mencari tempat ngobrol dan makan lagi, karena perutku belum
kenyang dengan makanan ‘fast food’ tadi. Kami menuju ke Hotel Cempaka Sari,
dimana disitu kuketahui juga memiliki restoran. Setelah memesan nasi makanan
dan minuman. Aku menawari kepada Vero untuk makan dikamar agar lebih nyaman dan
bisa sambil ngobrol.
Lalu Entah apa yang terlintas di pikirannya, dia langsung mengiyakan saja
ajakanku itu. Lalu aku menuju ke front office dan memesan kamar sambil
mengatakan agar makanan yang kami pesan tadi langsung diantar kekamar.
Sesampainya dikamar, aku menawarkan agar dia mandi dulu. Dia bilang nanti aja,
setelah selesai makan. Setelah selesai makan, aku berbaring ditempat tidur. Aku
menatap wajah gadis yang memang cantik ini. Lalu aku menarik tangannya untuk
bersama berbaring di kasur. Lalu aku mulai memancingnya bercerita lebih jauh
lagi tentang affair dirinya dengan atasannya di kantor.
Sambil bercerita aku dekatkan diriku semakin dekat dengan tubuhnya. Kugenggan
tangannya lalu kubelai rambutnya. Dia diam tidak bereaksi. Lalu tanganku
berpindah membelai pipinya, Pelan-pelan tanganku kuturunkan ke bibirnya, dia
juga diam tak bereaksi. Kulihat matanya terpejam. Lalu aku mendekatkan wajahku
ke wajahnya. Aku mencium pipinya. Dia agak mengelak kali ini. Aku lalu
membaringkan dirinya tepat di bawahku. Dia memejamkan matanya. Aku tau ini
adalah sebuah tanda. Lalu kukecup kening, kedua pipinya. Kemudian aku beralih
kebibirnya yang sensual itu. Dia hanya diam tidak membalas.
“Jangan ah..” ujarnya.
Aku tidak menghiraukan larangannya. Karena aku tau dia mulai menyukai
serangan-seranganku. Aku membelai payudaranya sambil kukecup terus bibirnya.
Perlahan, dia mulai mengerang dan membuka mulutnya.
“Ah.. Sshh.. Jangan.. Aku gak bisa kayak gini.. Sshh” Protesnya perlahan tanpa
melakukan perlawanan yang berarti.
Aku lalu mulai membuka, kancing bajunya. Namun dia menggenggan tanganku
bermaksud melarang aku untuk meneruskan perbuatanku. Aku harus agak sabar
memang. Kuturunkan wajahku ke perutnya yang masih dibungkus kemeja warna coklat
muda. Ku tatap belahan selangkangannya yang juga masih ditutupi celana yang senada
dengan kemejanya. Lalu kecium belahan diantara kedua pahanya. Dia merintih
lagi.
“Ahh..”
Aku terus mencium daerah yang paling sensitive tersebut selama beberapa saat.
Dia mulai merenggangkan kakinya.
“Buka aja ya celananya, biar agak enakan?” Ujarku untuk meminta izinnya.
“Jangan ah. Begini aja. Nanti keterusan”
“Gak apa apa kok. Gak bakalan sampai keterusan” Jawabku menenangkan hatinya.
Lalu kutarik resleting celananya. Kemudian kuturunkan perlahan celananya. Dia
menaikkan pinggulnya membantu. Terlihatlah CD nya yang berwarna cream yang
terbuat dari bahan katun halus. Tepat ditengahnya terpampang gundukan indah
yang kelihatan mulai basah. Lalu kucium gundukan itu.
“Ahh.. Sshh..” Vero memegang kepalaku.
Sambi terus mengecup dan menjilat gundukan memeknya yang masih tertutupi CD
nya, aku membuka celana jeans yang kupakai. Lalu kulempar jeans tersebut tak
perduli ia terbang kemana. Lalu aku melepas juga kemejaku. Kulihat Vero menatap
diriku yang bugil dan agak kaget melihat kontolku yang sudah menegang dan siap
menyerang. Dia terlihat pasrah dan tak perduli lagi apa yang akan kulakukan
selanjutnya.
Lalu kuturunkan lagi wajahku ke wajahnya. Aku mengecup bibirnya. Kali ini dia
membalas. Bahkan dia melingkarkan tangannya ditubuhku. Aku meregangkan kedua
belah kakinya. Kugesek-gesekkan kontolku di diatas memeknya yang masih berbalut
CD. Lalu aku memegang kontolku. Aku udah gak tahan. Aku mencari-cari sela
diantara CD nya untuk bisa menyentuh memeknya dengan kepala kontolku.
“Jangan dimasukin.. Ahh.. Aku gak bisa.. Sshh..” Kembali dia protes.
Tapi aku tidak perduli. Aku tau dia mulai menyukai permainanku. Setelah kubuka
sedikit celah CD nya yang tepat menutupi bibir memeknya, aku menggosok-gosokkan
kepala kontolku di bibir memeknya, tentu masih dengan bantuan tanganku. Terasa
basah dan berlendir. Lalu aku mencari-cari lubang memek yang merupakan target
utamaku. Ketika terasa kepala kontolku sudah tepat berada di depan lubang
memeknya yang licin dan basah, aku mendorong pantatku perlahan.
“Ooghhh.. Ssshh.. Jangann.. Ahh..” Dia mengerang ketika kepala kontolku mulai
menerobos masuk.
Aku lalu menekan lebih kuat lagi. Dan.. Blssesbb.. Masuklah dengan sukses
kontolku kedalam lubang kenikmatan miliknya. Matanya yang indah itu sedikit
terbelalak, lalu terpejam kembali
“Ahh.. Sshh.. Oohh..” Dia melingkarkan kedua kakinya ke pinggangku.
Aku terus menyodok dan mendorongkan kontolku kedalam memeknya. Aku melakukannya
cukup lama. Sekitar 25 menit. Lalu terlihat dia menegang dan merangkulku dengan
kencang. Aku tau ini saatnya dia orgasme. Aku juga tidak mau kehilangan moment
ini. Aku semakin mempercepat ritme kocokan kontolku menghujam lubang memeknya.
“Ahh.. Jangan dikeluarin didalam.. Ahh.. Oohh.. Yahh..” Bisiknya.
Lalu terasa aliran klimaks mulai mengaliri diriku. Aku merasa kontolku akan
memuntahkan sperma. Aku mengocok semakin keras. Lalu aku memeluk dirinya
erat-erat berbarengan dengan tarikan kakinya yang semakin memeluk pinggangku
dengan kuat. Aku tak berdaya lagi. Dan crett.. Creett.. Creett.. Tumpahlah
spermaku menghujani lubang memek sampai ke rahimnya.
“Ooghhh..” Dia mengerang keras.
Aku menatapnya lemas tanpa mengeluarkan kontolku yang masih berada didalam
memeknya yang terasa masih memijat-mijat kontolku. Terlihat dia tersenyum, tapi
kulihat ada linangan air mata dipipinya.
“Kamu nakal. Tapi kamu sangat lama bercinta daripada pacarku” Katanya.
Sesudah itu kami pun tertidur, hingga jam dua pagi aku terbangun kembali. Aku
menatap disekelilingku dan mencoba-coba mengingat apa yang telah terjadi.
Kemudian kulihat seorang wanita terbaring disisiku. Vero. Ah, ternyata dia
begitu masih menggairahkan, pikirku dalam hati. Aku lalu berpikir untuk
menyetubuhinya sekali lagi. Lalu kubuka selangkangannya yang telah dia tutupi
dengan celana dalamnya. Kemudian kujilat celah diantara pahanya. Aku lalu
mengeluarkan kontolku. Kubuka CD nya pelan-pelan tanpa berusaha
membangunkannya. Kuusap bukit berbulu yang indah tersebut tepat
ditengah-tengah, terasa begitu basah. Lalu kulumuri batangku dengan lendir
memeknya yang beraroma sangat khas.
Aku sudah nggak tahan. Lalu perlahan kuarahkan kepala kontolku yang mengkilat
kedepan lubang memeknya yang kubuka dengan bantuan dua jari tanganku. Lalu
kudorong perlahan. Keliatan dia menggeliat sebentar. Lalu terdiam kembali. Aku
mendorong kontolku lebih dalam, dan karena liang memeknya sudah begitu basah,
amblas semua batangku menyeruak daging empuk, hangat dan lembab tersebut. Aku
lalu menyodok dan mengocok dengan perlahan. Terdengar dia mendesis, tapi seakan
tidak mau membuka matanya. Crekk.. Crekk.. Crekk.. Zlhebb .. Zlheebb. Semakin
cepat dan semakin cepat. Dia lalu merintih halus.
“Ooghh.. Sshh.. Sshhhh..”
Aku lalu melihat dia mengejang dan kakinya merapat. Aku tau dia mulai merasakan
orgasmenya, ntah dia sadar atau tidak. Aku juga merasa gumpalan-gumpalan naik
mengarah ke kepala kontolku siap untuk dimuntahkan. Lalu kutekan dalam-dalam
kontolku ketika kurasa semburan pejuhku akan meledak. Crott.. Crott.. Crott..
Crott.. Crott.
“Hegghh.. Ooohhh..” Jeritnya.
Aku tau dia merasakan semburan pejuhku yang panas telah membanjiri lubang memek
hingga ke rahimnya. Sampai-sampai ketika kucabut perlahan, terlihat menetes
masih dalam kekentalan keluar disela-sela lubang memek hingga menetes ke paha
dan lubang anusnya. Ah, betapa nikmatnya, pikirku.
Lalu kami terus terlelap hingga keesokan pagi. Sejak saat itu. Vero tidak mau
bertemu lagi denganku.
Dia hanya bilang, dia merasa bersalah telah mengkhianati pacarnya yang telah
beristri tersebut. Dan ketika aku meneleponnya sekali-sekali sambil
mengingatkan dirinya tentang peristiwa malam tersebut, dia hanya bilang agar
jangan terulang kembali dan hanya menjadi rahasia kami berdua saja.